Happy Reading
Don't forget to vote and commen my story♥♥Tadinya aku mau kasih cast nya Arkana, but besok aja kli y heheh
Kepo siapa arkan?
Perbanyak vote+commennya dulu. Part selanjutnya pasti aku kasih:v
Gk bakal nyesel pasti_^▶▶▶
Masalah itu ada untuk
dihadapi
Bukan dihindari▶▶▶
Sekarang Arra sedang di taman belakang rumahnya. Sebenarnya ia sedikit terkejut menemukan mamanya dirumah hari ini. Tapi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih, karna sekarang ia ingin membicarakan hal penting pada kedua orang tua nya itu.
Arra sudah memikirkan ini sejak kemarin malam sebenarnya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bicara. Dan mungkin ini saat yang tepat pikirnya.
"Ma," panggil Arra pada sukma —ibu Arra—
"Hem, kenapa sayang? Tumben banget pagi-pagi gini udah turun, biasanya kan masih ngebo" Kekehan keluar dari mulut sukma, mengingat putri nya yang gemar sekali tidur apalagi di hari libur begini.
"Aku mau ngomong penting," ucap Arra serius.
Sukma memandangi Arra, menunggu apa yang ingin putri nya itu bicarakan, sampai terlihat serius begitu.
Arra menundukan kepalanya, enggan memandang sang mama "ma, aku mau minta maaf atas sikap aku yang kemarin," lirih Arra.
Sukma tersenyum. Kemudian menarik tubuh Arra ke dalam dekapannya.
"Seharusnya mama sama papa yang minta maaf," Arra menggelengkan kepala tanda tak setuju atas ucapan mama nya.
"Mama sama papa jarang ada buat kamu. Dari dulu sampai sekarang kita sibuk kerja, sampai ngga tau kalau putri kecil kita ini udah jadi gadis remaja yang cantik." Mata Sukma berkaca-kaca mengatakan itu.
Ia sadar telah banyak membuang waktu berharganya bersama sang anak. Sejujurnya ia ingin memberikan yang terbaik untuk putri nya, pendidikan terbaik, rumah yang nyaman, kebutuhan yang tercukupi. Tapi ia tak sadar untuk mendapatkan semua itu harus ada yang dikorbankan. Ia juga sedih selama ini tak bisa melihat tumbuh kembang anak-anaknya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, ngga akan bisa terulang lagi.
Arra melepaskan tubuhnya dari dekapan sukma, tersenyum-kemudian memandang sang mama seakan berkata 'aku ngga papa'.
"Oh ya papa sama mama ngambil cuti, biar bisa ngabisin waktu sama kamu." Sukma tersenyum tulus seraya mengusap pucuk kepala Arra.
"MAAA BANTUIN PAPA!" Tiba-tiba terdengar teriakan yang berasal dari pintu utama. Disana terlihat papa nya yang berjalan tergopo-gopo sembari membawa seorang remaja laki-laki yang tak sadarkan diri.
"Astaga Pa kenapa bisa begini?" Sukma bergegas membantu laki-laki yang di bawa sang suami untuk di bawa ke kamar tamu. Sedangkan Arra menelpon dokter agar segera datang ke rumahnya.
Setelah dokter datang dan memeriksanya,keadaan sudah sedikit mulai tenang. Kemudian Arra dan kedua orang tuanya membicarakan hal ini di ruang keluarga.
"Kenapa bisa gini sih pa?" Tanya Sukma.
Arra masih diam di tempatnya duduk. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Sesekali ia bergidik ngeri membayangkan opini yang ada di otak nya kini.
"Ngga!" Arra refleks teriak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Sukma dan Chandra memandangi Arra heran sembari mengernyitkan dahi.
"Loh, kamu kenapa sih." Tanya Chandra —papa Arra—
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Me
General Fiction"izinin gue ngisi ruang kosong di hati lo. Izinin gue jadi penopang saat lo gak sanggup lagi melangkah. Jadiin gue, salah satu alasan kenapa lo hidup." Ucapnya mantap. - ? *** Arra Florina, gadis yang menyimpan luka dalam sorotan matanya. Arra Flo...