3. Kesalahan

95 27 14
                                    

_you Are Me_

[Aku yakin kalian mengerti bagaimana menghargai seorang penulis:')]

Janji aku di part sebelumnya ada di bawah_^ (cast Arkan + bonus)

Happy Reading♡

▶▶▶

Pikirkan apapun yang akan kamu ucapkan. Karna setiap ucapan yang keluar dari mulutmu, tak akan bisa kamu tarik kembali.
-Arra Florina

▶▶▶

Sejak hari dimana Arra meminta maaf pada mamanya. Kehidupan Arra  mulai berwarna kembali tak hanya kelabu.

Orang tuanya jadi lebih sering meluangkan waktu dirumah. Arra bahagia, setelah sekian lama suasana rumah ini dingin tanpa kehangatan keluarga. Sekarang Arra dapat merasakan seperti apa family time.

Beberapa hari setelah Arkan tinggal

"Aku tau papa. Ngga mungkin papa bisa secepat itu percaya sama orang," Arra menatap papa nya tak percaya.

Sukma-ibu Arra-terkekeh renyah, "kamu nih curigaan amat." kemudian berjalan menuju kamarnya, meninggalkan ayah dan anak yang sekarang sedang berdebat. Arra yang melihat itu hanya berdecih tak suka.

Sukma bersyukur keluarganya kini telah membaik.

Saat hendak ke kamarnya Sukma berhenti sejenak di depan kamar yang ditempati Arkan, kebetulan pintu itu tak tertutup rapat jadi ia berniat menutupkan nya. Namun, secara refleks Sukma malah masuk ke kamar itu.

Ia duduk di pinggir ranjang kemudian mengusap pelan surai Arkan.

Sukma menghela napas berat, "huft...kasihan kamu. Pasti berat sekali hidup yang kamu jalani, sampai untuk pulang ke rumah pun kamu enggan."

***

Seperti biasa Arra berangkat sekolah pukul 07.00 pagi. Tapi kali ini ada yang berbeda, entah jam di rumah nya yang berjalan lambat atau-kah murid di SMA Saka Bakti yang datang terlalu pagi.

Mungkin jika di lihat sebagian besar siswa dan siswi sedang mengerubuni mading sekolah. Dan entah kenapa Arra merasa di perhatikan orang-orang di sekitarnya. Bukan ge'er tapi ia mendengar sendiri banyak yang berbisik menyebut namanya.

Namun tiba-tiba dari arah depan, Dira dan Lily langsung menyerbu Arra untuk membawa gadis itu ke taman belakang sekolah.

"Eh, apan nih. Maen tarik aja." Gerutu Arra pada dua sahabatnya yang sekarang menyeret kedua lengan Arra dengan terburu-buru.

Setelah sampai di tempat tujuan, merekapun segera menyerbu Arra dengan segudang pertanyaan.

Dira menyodorkan sebuah foto pada Arra. Tapi hanya sepersekian detik wajah itu terlihat terkejut, setelahnya Arra terkekeh sinis. Membuat kedua sahabatnya melongo tak percaya.

" Ra lo sehat?" Lily bergidig ngeri melihat Arra seperti itu. Kemudian Dira menyentuh kening Arra "sehat" katanya seraya menengok ke arah Lily.

"Ra jangan bercanda deh! Ini masalah serius!" Tukas Dira memperingati.

"Jelasin." Lanjut Dira dengan tatapan dingin seraya menunjuk foto yang tergeletak di atas meja taman.

You Are Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang