3 - Chances

161 25 1
                                    

Ini dari sudut pandang Jongin

Jongin meletakkan mug-nya ke wastafel dan meninggalkannya disana karena dirinya harus pulang lebih awal hari itu. Dia keluar dari dapur dan mendekati Kyungsoo, yang tengah duduk diluar dan Kyungsoo terlihat sangat cantik dengan cahaya sehatnya memancar yang berhasil Kyungsoo kembalikan setelah seminggu bersedih.

Betapa beruntungnya Chanyeol.

Sejujurnya, Jongin tak pernah memandang Kyungsoo lebih dari seorang teman namun ada kalanya Jongin berharap Kyungsoo adalah miliknya. Itu saat dimana Jongin merasa sangat iri pada Chanyeol karena memiliki seseorang yang sesempurna Kyungsoo. Namun itu hanya, perasaan yang mudah datang dan pergi.

Sekarang, dengan tanggung jawab yang diberikan Chanyeol padanya, Jongin pikir itu tidak akan begitu buruk. Dia pikir karena hal ini telah terjadi, dia akan menjalaninya sebaik yang ia mampu. Mencintai Kyungsoo tak terlalu sulit mengingat betapa memikatnya Kyungsoo tapi masalahnya, apakah Kyungsoo bakal melihatnya sebagai seorang suami, seorang pasangan mengingat betapa cintanya Kyungsoo pada Chanyeol?

Akan ada banyak hal yang berubah dan Jongin harap Kyungsoo akan mencoba menerima perubahan ini. Kyungsoo setidaknya mencoba untuk mencintai Jongin dan menerima Jongin sebagai suaminya dibandingkan menganggap Jongin sebagai seseorang yang menjaganya karena ketiadaan Chanyeol.

"Hei." suara Kyungsoo menyadarkan Jongin dari lamunannya. Jongin tersenyum pada laki-laki hamil itu dan memilih duduk disebelah Kyungsoo daripada didepannya. Jongin menatap Kyungsoo dan Kyungsoo menatap Jongin balik dengan tatapan penuh tanya. Pada saat itu, Jongin tak tahu harus berbuat apa selain memperhatikan bagaimana penuhnya bibir Kyungsoo.

Tanpa mengatakan apapun, Jongin memberanikan diri meraih tangan Kyungsoo, dan dengan ibu jarinya, Jongin mengusap punggung tangan Kyungsoo. Kulit Kyungsoo seperti bayi; lembut dan hangat. Jongin menautkan tangan mereka dan menyadari betapa berbedanya ukuran mereka.

"Kyungsoo hyung," panggil Jongin pelan.

Kyungsoo menjawab dengan berdehem. Lalu Jongin menatap lurus manik bening milik Kyungsoo, tangan mereka masih bertautan. "Aku tahu ini semua berat untukmu dan sangat tiba-tiba, tapi kumohon, cobalah menerimaku dalam hidupmu. Aku tak membahas soal persabatan kita; aku membahas tentang masa depan kita. Aku akan menjadi suamimu dan kau akan menjadi milikku. Ini sesuatu yang tak bisa kita mainkan dan berpura-pura seakan tak pernah terjadi apapun karena pernikahan adalah sesuatu yang sakral.

Aku ingin kau menerimaku, sebagai suamimu, pasanganmu dan ayah dari anakmu. Mungkin kedengarannya berlebihan, namun aku menginginginkan hal ini. Aku ingin menjagamu. Aku tahu kau sangat mencintai Chanyeol tapi kumohon, cobalah untuk mencintaiku juga. Aku tak memintamu untuk melupakan Chanyeol karena itu sangat tak mungkin untuk kita berdua. Hanya -hanya tolonglah untuk mencintaiku. Aku tak ingin menyesal nantinya. Kau mengerti apa yang coba kumaksud, kan?"

Kyungsoo terdiam, terlalu terkejut dengan kata-kata Jongin. Dia tak percaya bahwa Jongin sedewasa ini. Jongin mengeratkan genggamannya, menunggu jawaban lawan bicaranya. Dan Kyungsoo mengangguk. Jika Jongin bersedia mengorbankan masa depannya untuk Kyungsoo, jadi Kyungsoo tak ada pilihan lain selain membuat Jongin bahagia.

"Kita telah bersama saat ini. Aku akan mencobanya, Jongin."

Senyuman di wajah Jongin sangat menyilaukan dan indah. Dia sangat bahagia dengan jawaban Kyungsoo. Lalu, tiba-tiba Jongin bergerak maju dan mencium Kyungsoo di pelipisnya; sebuah ciuman lemah dan cepat yang mampu membuat Kyungsoo kesulitan bernapas.

"Aku akan pergi sekarang. Berhati-hatilah."

Jongin melepaskan tangan Kyungsoo dan berjalan menjauh tanpa melihat kebelakang. Jika dia menoleh, Jongin takut dia bisa mati karena malu. Saat mencium Kyungsoo, Jongin pasti sudah gila.

Ketika dia aman di mobil, Jongin berteriak sekencang-kencangnya sebelum menampar wajahnya sendiri. "Kau gila, Kim Jongin. Apa yang sebelumnya kau pikirkan disana?"

Dengan betapa panas wajahnya, Jongin tak terkejut jika dirinya mampu memasak telur disana. Dia baru saja mencium pelipis Kyungsoo, dan itu sangat tidak pantas. Tapi, itu tidak terlalu buruk. Kyungsoo begitu hangat untuk dicium dan... squishy.

Jongin mendesah seperti pasangan yang tengah di mabuk cinta saat pikirannya mulai berpikir tentang bagaimana nyamannya tubuh Kyungsoo saat dipeluk. Jongin suka dipeluk. dengan menemukan energi baru, Jongin menyalakan mobilnya dan menjauh dari rumah Kyungsoo.

Dia memiliki pernikahan yang harus diurus.

.

.

Disisi lain, Kyungsoo sangat tenang mengusap perutnya, bersenandung pelan dibawah napasnya. Dia tak tahu kenapa tapi dia pikir ia akan baik-baik saja bersama Jongin. Jika dia menerima pernikahan ini, dia setidaknya mencoba untuk mencintai pria itu.

Dia harus membuat Chanyeol bangga. Mencintai Jongin bukan berarti dia akan melupakan Chanyeol, dia hanya harus move on. Suatu hari nanti, dia pasti akan berterima kasih pada Chanyeol karena ini.

Karena Chanyeol memberinya kesempatan lagi untukbelajar mencintai.


...

Terima kasih yang sudah bersedia voment, mohon ditunggu kelanjutannya yah,,


Winter Heart (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang