4 - Try

145 21 1
                                    

Walaupun Jongin sudah mengatakan bahwa Kyungsoo tak perlu khawatir karena Jongin yang akan mengurus semuanya, Kyungsoo benar-benar tak membantu namun itu membuatnya merasa bersalah. Dia sangat ingin membantu, untuk mengurangi beban yang membebani hatinya namun setiap kali ia menelpon Jongin, menanyakan hal itu, Jongin akan selalu meminta Kyungsoo untuk istirahat. Dan itu membuat Kyungsoo frustrasi.

Alasan lain kenapa Kyungsoo sangat sangat ingin membantu Jongin adalah untuk menyibukkan pikirannya dengan sesuatu atau apapun yang lain agar ia tak melulu memikirkan ayah kandung sang bayi. Dia ingin mengunjungi Chanyeol namun dia harus memberitahu Jongin terlebih dahulu.

Kyungsoo tahu dia pernah memberitahu Jongin bahwa dirinya akan mencoba'nya' tapi itu sangat sulit. Bagaimana dia bisa dengan mudah melupakan Chanyeol disaat bukti nyata cinta mereka tumbuh didalam dirinya saat ini, tumbuh dengan sehat? Ini baru 2 minggu sejak hari itu dan rasa sakit di hati Kyungsoo masih ada.

Tiba-tiba ponselnya berdering dan itu hampir membuat Kyungsoo takut sebelum dia melihat nama si penelepon, Kyungsoo dengan cepat menggeser tombol hijau dan meletakkan ponselnya di telinga. "Halo, Jongin."

"Hei, kau baik-baik saja disana?" tanya Jongin.

"Tentu saja aku baik-baik saja. Kenapa tidak? Ngomong-ngomong, apakah kau yakin tak membutuhkan bantuanku?"

Tawa kecil Jongin hanya membuat Kyungsoo makin cemberut. "Sudah berapa kali kukatakan tanpa bantuanmu, semuanya akan baik-baik saja? Yang perlu kau lakukan banyak-banyaklah istirahat dan berdandanlah yang cantik saat hari itu tiba, oke?"

Kyungsoo protes saat Jongin menggodanya. "Tapi aku ingin membantu."

"Kau sudah membantu, dengan tetaplah tinggal dirumah dan jagalah dirimu baik-baik." itu membuat Kyungsoo makin makin cemberut. Sebelum melupakan niat awalnya, Kyungsoo dengan cepat mengutarakan keinginannya pada pemuda diseberang telpon.

"Jongin, bolehkah aku mengunjunginya hari ini?" tanya Kyungsoo -suaranya kecil dan pelan, dia takut itu bisa membuat Jongin marah. Ada jeda dimana mereka tak mengatakan apapun. Jantung Kyungsoo seakan bisa keluar dari dadanya karena berdetak sangat keras didalam dada.

"Pastikan kau pulang lebih awal, oke? Sampaikan salamku untuknya," Jongin akhirnya membalas.

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan cepat dan mengucapkan terima kasih, Kyungsoo akhirnya bisa bernapas lega. Dia tak pernah tahu orang seperti apa Jongin itu, Jongin lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Chanyeol dibandingkan dengan Kyungsoo. Bahkan setelah mereka menjadi teman bertahun-tahun, Kyungsoo masih belum tahu seperti apa Jongin yang sebenarnya. Jadi, Kyungsoo pastikan akan berusaha keras menyenangkan Jongin.

Karena, walaupun hati Kyungsoo masih terisi nama Chanyeol, Kyungsoo tak bisa berbuat apa-apa selain menghargai Jongin. Dia bisa dengan mudah menolak menikahi Jongin karena keluarga Park tak memaksanya, tapi Jongin bahkan menerima permintaan ini. Dia melakukan ini demi sahabat terbaiknya dan Kyungsoo memutuskan menerima dia karena Jongin telah menjadi teman setia bagi Chanyeol.

.

.

Berjalan pelan memasuki tanah pemakaman, Kyungsoo tersenyum lemah saat melihat makam Chanyeol disana. Kyungsoo mengenakan kemeja hitam milik Chanyeol dan itu mampu membuatnya merasa lebih aman dan nyaman karena jas yang lebih besar. Dia eratkan genggaman pada payung saat ia berhasil berdiri didepan makan Chanyeol, yang masih basah. Kyungsoo letakkan bunga anyelir dalam vas yang berada didepan batu nisan Chanyeol

'Seorang putra, seorang suami, seorang ayah dan seorang teman- seorang laki-laki dengan penuh cinta,' terukir di batu nisannya. Itu permintaan Chanyeol agar mengukirkan kata-kata yang sederhana di makamnya karena Chanyeol sering bercanda soal kematiannya -tak ada yang menduga bahwa itu akan tiba lebih awal. Kalimat terakhir ditambahkan karena itu adalah permintaan Nyonya Park, dia ingin semua orang tahu bagaimana menyenangkannya sang putra. Kalimat itu sangat manis dan juga sedih disaat yang sama.

Kyungsoo membungkuk dan menatap penuh sayang wajah tersenyum Chanyeol di batu, Kyungsoo sangat merindukan senyum lebar Chanyeol terlebih suaranya. Dia tak bisa melakukan apapun sekedar untuk mendengar dan melihat Chanyeol lagi.

"Chanyeol-ah, aku datang. Seperti yang kau lihat, aku sangat sehat. Bayi kita tumbuh dengan baik juga. Perutku makin besar sekarang, kau bisa melihatnya? Aku bertaruh kau pasti ingin menyentuhnya, kan? Aku juga ingin melihatmu menyentuhnya. Aku ingin kau merasakan betapa besarnya bayi kita sekarang. Aku harap dia mirip denganmu. Dengan begitu, aku bisa mengurangi rasa rinduku. Ini sangat berat.. berusaha menjadi kuat sepanjang waktu." air mata akhirnya turun membasahi pipi Kyungsoo dan Kyungsoo mengusapnya dengan tawa.

"Aku akan menikah minggu depan, dengan Jongin. Aku ingin membuatmu bahagia jadi aku menyetujui itu, aku tahu kau ingin yang terbaik untuk kami jadi aku ingin berterima kasih. Jongin laki-laki yang hebat; kita berdua mengetahuinya, kan? Ngomong-ngomong dia menitipkan salam untukmu. Tapi tetap, aku hanya menginginginkan dirumu." Kyungsoo berbisik di kalimatnya yang terakhir.

Tidak mudah mengatasi semua yang telah terjadi. Dia berpura-pura seakan dia akhirnya bahagia dan move on namun nyatanya, tak ada hari dimana Kyungsoo tak memikirkan Chanyeol. Dia masih memikirkan kemungkinan Chanyeol masih hidup, masih berada disisinya. Sangat mudah berpura-pura bahagia karena tak seorangpun tahu apa yang ada dalam pikiranmu.

Kyungsoo lelah berakting. Hanya karena dia menerima semuanya tidak berarti dia bisa mengatasi semuanya. Kyungsoo menyetujui semuanya dengan sebuah senyum karena dia ingin melindungi hal terakhir yang ditinggalkan Chanyeol untuknya; anak mereka. Dia tahu dia tak boleh terbebani dan dia harus menjaga kesehatannya. Seminggu bersedih sudah cukup.

Mungkin maksud dari semua yang telah terjadi adalah bahwa Chanyeol bukanlah miliknya sejak awal. Tuhan meminjaminya Chanyeol dalam waktu yang singkat, untuk membuat Kyungsoo merasakan cinta sejati diantara mereka. Kyungsoo bahagia diberi kesempatan merasakan bagaimana dicintai seseorang yang penuh cinta dan kasih sayang seperti Chanyeol. Dia tak menyesalinya.

"Aku mungkin akan lebih jarang mengunjungimu karena aku tak ingin menyinggung perasaan Jongin. Seperti yang kau ingini, aku tunangannya saat ini jadi dia prioritasku selanjutnya selain bayi kita. Dimanapun kau berada, aku harap kau bahagia, Chanyeol-ah. Aku mencintaimu dan aku harap kau akan terus mengawasi kami. Suatu hari, aku akan membawa anak kita kesini; untuk menemui ayahnya. Aku harus pergi sekarang; aku sudah berjanji pada Jongin untuk pulang lebih awal. Selamat tinggal.. sayangku."

Untuk terakhir kalinya, Kyungsoo memberanikan diri meninggalkan tempat itu. Dengan hati yang sakit dan langkah yang berat, Kyungsoo melanjutkan jalannya tanpa menengok kebelakang karena dirinya tahu, jika dia berhenti, dia pasti akan tinggal disana lebih lama. Dia mungkin akan berkemah disana jika dia bisa. Dia benar-benar ingin berada disisi Chanyeol.

.

.

Jongin tahu Kyungsoo memberitahunya bahwa ia tak akan lama namun tetap saja membuat Jongin khawatir. Kyungsoo tengah hamil dan dia tanggung jawab Jongin sekarang jadi kekhawatiran itu muncul secara alami. Jongin terus memeriksa ponselnya dan saat ponsel itu akhirnya menyala karena pesan masuk dari Kyungsoo, Jongin dengan cepat membukanya.

'Aku sudah sampai rumah, dengan selamat dan aman.'

Kalimat sederhana yang mampu menerbitkan senyum di wajah Jongin. Laki-laki itu akhirnya dapat bernapas lega karena Kyungsoo sudah di rumah. Ketika Jongin memikirkannya lagi, dia selalu memikirkan tentang Kyungsoo sepanjang hari walaupun saat ini banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya dan tentu saja, dia akan terbiasa dengan itu.

...

Winter Heart (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang