"Haahh ...."
Seorang pria bersurai merah mendesah di tengah panjangnya lorong sebuah akademi.
Minggu depan Akademi Hakkuen akan membuka pendaftaran bagi calon penyihir dan kesatria baru. Sebab itulah suasana hati pria bernama Yuto tersebut terganggu karena. Selama ini dia selalu gagal menemukan murid pengguna pedang yang memenuhi ekspektasinya.
"Ada apa ini Yuto-kun, tak seperti biasanya kau tampak gundah."
Suara familiar terdengar dari arah belakang. Pria itu tak menoleh karena sudah hafal siapa pemilik suara itu. Bahkan, dia mempercepat langkahnya seolah wanita di belakangnya itu hanyalah penganggu.
"Hei, jangan abaikan aku!"
Wanita dengan teriakan cukup melengking itu berlari kemudian melompat hendak menerjang pria itu dengan kaki. Namun, gerakan itu terlalu monoton bagi sang pemilik nama lengkap Yuto Kaiba. Dengan sigap Yuto menghindarinya dengan sedikit bergeser.
"Uwaa ....!"
Wanita itu tergelincir karena lantainya licin dan juga keseimbangannya buruk. Wanita bersurai pirang itu merintih kesakitan. Namun yang lebih menyakitkan ialah fakta bahwa Yuto mengabaikannya.
"Rasakan," celetuk Yuto pelan.
Telinga Mikami Orihana—nama wanita itu, panas seketika. "Aku benci Yuto-kun!" gerutunya kesal seraya berdiri. Meski pada akhirnya ia tetap menyusul teman baiknya itu.
"Kau ini pagi-pagi sudah membuatku kesal, ya! Hmp, padahal aku mencarimu dengan membawa kabar baik!"
Minami masih tampak gusar. Kedua tangannya menyilang di dada sementara pipinya sedikit membulat.
"Baik untukku atau untukmu?"
Minami semakin dibuat kesal oleh tanggapan sinis yang diberikan Yuto. Seperti biasa pria itu selalu bisa membuatnya geregetan tanpa berusaha.
"Aku dengar ada swordsman jenius yang akan mendaftar tahun ini!"
"Jenius? Menurut standarmu?"
"Ishh, kau ini! Bukan, tapi banyak rumor mengatakan dia sangat kuat." Mendadak Minami mendekatkan kepalanya sembari menutupi mulutnya. "Bahkan ada yang bilang dia tak kalah darimu dulu saat seusianya," bisiknya.
Jika memang benar apa yang diucapkan Minami, maka bagi Yuto seperti menemukan batuan mentah yang siap dipoles menjadi permata.
Di Akademi Hakkuen, murid-murid dibagi dalam enam kelas. Namun, setiap guru diperbolehkan mencari murid pribadi yang memiliki tipe sihir sama.
Tujuannya ialah untuk memenangkan School Assembly, sebuah turnamen sihir untuk menentukan murid terkuat angkatan baru.
Selama ini Yuto selalu gagal memenangkan turnamen itu karena murid pribadi yang 'terbaik' pun belum memenuhi kriterianya.
Masalahnya ialah Yuto yang lebih mengandalkan teknik berpedangnya membuat murid-murid jenius lebih memilih menjadi murid guru lain yang jauh unggul dalam hal sihir.
Bisa dibilang jika pria itu hanya menerima murid jenius 'rempahan'.
"Kau tahu siapa dia?"
"Aku tak punya informasi itu, hanya sebatas namanya saja. Anehnya, bagaimana anak sekuat itu tak jelas background keluarganya, terlebih kemunculannya juga mendadak."
"Apa maksudmu mendadak?"
"Hehe, Yuto-kun, tampaknya kau mulai tertarik dengan anak itu, kan?" goda Minami mencoba membalas sesekali. Namun wajahnya tegang seketika saat melihat mimik wajah Yuto berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakkuen Academy : Young Sword Emperor
FantasiYuto Kaiba merupakan salah satu wali kelas di Akademi Hakkuen. Guru yang mumpuni dalam seni berpedang itu terkejut saat mendapati tubuhnya kembali muda-remaja. Hal itu disebabkan oleh ramuan-yang katanya penenang-pemberian sahabatnya, seorang guru...