First Day #1 -3

13 5 1
                                    

Setengah jam sudah berlalu, akhirnya aku dan Reza dipersilahkan masuk ke kelas kembali. Sebelum kami masuk kelas, sempat-sempatnya Reza dan Aron bermain saling pukul-pukulan. Itu membuatku tertawa.

"Semoga kamu diterima kembali ke kelas tercintamu lagi!" Ucapku kepada Aron sambil memasuki kelas dengan tertawa kecil.
Aron membalas perkataanku dengan senyuman.

"Lain kali kalau kalian begini lagi, Ibu tidak akan beri kalian izin masuk kelas lagi" kata Ibu Riani dengan tatapan tajam kepadaku dan Reza.

"Iya,maaf bu" balasku dan Reza dengan kompak.

Pergantian les pun terjadi. Ketika guru belum masuk, aku dan Reza mengobrol lagi

Reza :"Ina,ina. Ngomong-ngomong kamu punya ige gak atau lyne?"

Ina :" Oh, tentu saja!"

Reza :"tulis disini dong id-nya !"

Reza memberiku secarik kertas. Aku pun menuliskan id lyne ku dan username ige.

"Thanks , Ina. Nanti aku dm ya ! Add back jangan lupa wkwk" kata Reza ketika ia menerima secarik kertas yang sudah berisikan id lyne dan username igeku.

Guru pun sudah masuk, kegiatan belajar mengajar pun mulai lagi.

Beberapa jam kemudian, akhirnya waktu istirahat pun datang. Megan segera menghampiriku dan menarikku keluar dari kelas dan dengan semangat ia berkata

"Ina! Aku lihat kamu dengan Reza akrab banget, padahal baru ketemu. Hmmmm jangan-jangan kalian saling naksir yaaaa wkwkwk"

"Ehhhh enggaakk kokkk" balasku. Ketika aku ingin membalas perkataan Megan lagi, tiba-tiba segerombolan siswi datang kepadaku.

"Ina, lo Ina-kan? Yang sok kenal sok dekat dengan Reza. Lo tuh gaada apa-apanya sama Reza!" Kata dari salah satu siswi dari segerombolan itu.

Aku dan Megan kaget mendengar hal itu. Dengan cepat Megan membalas mereka dengan tegas mengatakan

"Hei kalian, datang-datang segerombolan gini mau ngapain? Ina tuh baru kenal sama Reza dan Reza lah yang pertama kali menghampiri Ina, kalian tuh gausah urus hidup orang,ya!"

Kata-kata itu mungkin membuat mereka sedikit kesal, namun ketika aku melihat Megan yang dengan tegas membalas mereka demi aku, aku merasa sedikit senang.

"Megan, ayo kita pergi ke kantin saja, tidak usah pedulikan mereka" kataku kepada Megan sambil menarik tangannya dengan pelan.

Aku dan Megan pun meninggalkan segerombolan siswi itu dan pergi ke kantin.

Ketika sampai dikantin, aku melihat Reza yang sedang bersama teman-temannya dan dikerumuni oleh banyak cewe.

Hal itu tidak masalah buatku karena aku dan Reza hanya berteman, tidak lebih. Megan dengan kesalnya mengatakan

"Huh, segerombolan gitu ngapain dah! Urusin hidup orang terus hidup sendiri aja blom beres!" Katanya sambil menduduki kursi di kantin.

"Hahaha.... gausah peduliin mereka, toh mereka mungkin hanya iri karena melihatku bisa dekat dengan Reza , anak baru yang langsung terkenal disini karena ketampanannya,wkwk" balasku dengan senyum tipis.

"Iya.. oh ya Ina, kalau kamu ada masalah gausah takut buat cerita ke aku ya, aku bisa membantumu kok" kata Megan kepadaku.

Aku mengangguk, aku dan Megan pun memesan makanan dan mengobrol sambil menunggu makanan kami. Ketika kami sedang mengobrol, tiba-tiba Reza menghampiriku dengan teman segerombolannya

"Ina,tempatmu masih cukup banyak tuh. Boleh gak aku duduk disini bersama teman-temanku?"

Megan langsung memotong "Iyaa,Pasti boleh kok,Ayo sini duduk !"

"Makasih!" Balas Reza dengan senyum hangatnya.

Tanpa diduga, ada seorang cowo yang merupakan salah satu gerombolan Reza langsung menyelinap duduk disebelahku. Cowo ini kulihat lumayan ganteng... kegantengan Reza dan cowo ini setara. Namun ia kelihatannya sedikit lebih nakal.

Ketika aku sedang memperhatikan dia.. Dia menoleh dan menatapku dan mengatakan

"Apa? Kau Innara? yang diceritakan Reza?"
Dengan nadanya yang agak kasar.

Nada bicaranya membuatku merinding. Aku pun membalas "iya,aku Innara"

Megan pun memperhatikanku dengan tatapan tajam dan mengekspresikan wajah yang sedikit menyebalkan menurutku namun membuatku ngakak.

Aku dan Megan pun ikut mengobrol dengan segerombolan teman Reza. Canda tawa sering terjadi dan itu sungguh lucu.

Disela canda tawa itu, rupanya ada perasaan yang tersembunyi....

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang