Aku terbangun dalam suatu tempat... tempat yang sungguh sepi dan gelap. Aku merasa sulit untuk bergerak, seluruh tubuhku kaku.
Aku panik, berusaha untuk bergerak sekuat mungkin, tetapi usahaku sia-sia.
Tetapi tiba-tiba sebercak cahaya muncul didepan mataku dan bersinar sangat terang hingga membutakan mataku. Terdengar sebuah suara yang semakin lama semakin keras...
"Ina, Innara ! Bangun !" panggil abangku dengan nada yang tegas sambil mencubit pipiku.
"Ugh!" Sambil kesulitan dalam membuka kedua mata , aku segera bangun.
"Innara, ini sudah jam 6 kurang 10 menit. Cepat bangun dan siap-siap ke sekolah!" tegas Ian.
"Hmp..." sambil membuka mataku perlahan-lahan. Ian meninggalkanku dan turun kebawah melanjutkan kerjaannya dalam menyiapkan makanan.
Aku pun melakukan tugasku di pagi hari , yaitu mandi dan susun buku sesuai jadwal. Makan pagi telah dihidangkan di meja makan, aku dan abangku pun makan bersama.
"Ina, hari ini abang akan mengantarmu ke sekolah, nanti mau sekalian ngantar barang" ucap abangku ketika aku sedang makan.
Aku pun segera menelan makanan yang ada dimulutku dan bertanya
"Barang? barang apa??" dengan kepo."Hmm... ibu memberikan sebuah barang kepada kita, jadi abang mau ambil" jawab Ian.
"Oh" balasku. Aku pun melanjutkan makanku.Ketika aku makan, tiba-tiba aku teringat akan Reza, tanpa sadar aku menghabiskan makananku dengan cepat dan segera menyuruh Ian untuk mengantarku ke sekolah.
Setelah sampai di sekolah, aku segera masuk ke dalam kelas. "Aku datang kepagian banget, kelas masih sepi..." ucapku dalam hati ketika berada di dalam depan pintu kelas. Aku pun berjalan ke tempat dudukku dan rupanya Reza telah datang dan ia sedang tidur,hari ini Reza juga memakai hoodie yang berwarna hitam yang lumayan tebal, aku tidak tahu dia sakit atau mungkin hanya untuk menghindari rasa dingin.
Akupun meletakkan barangku dengan hati-hati agar tidak menggangu tidur nyenyak Reza.
Ketika aku meletakkan tasku, tiba-tiba Reza bangun dari tidurnya dan itu membuatku kaget.
"Re..Reza !" Teriak kecilku dengan kaget.
"Ah.. Ina?" Reza yang tampak kebingungan.
Karena teringat akan kejadian kemarin di chat, kami menjadi agak canggung. Aku pun berusaha membuka topik pembicaraan
"Reza, tumben hari ini kamu pakai hoodie dan tampaknya itu cukup tebal, kamu sakit?" Tanyaku
"Uhm.. aku flu" jawab Reza singkat.
"Gws" balasku.
Suasana kembali canggung, karena aku ingin pergi ke taman sekolah untuk menghirup udara segar, aku segera berdiri dari tempat dudukku dan izin kepada Reza.
Aku berjalan menuju pintu kelas dan ketika aku sudah ingin menginjakkan kakiku keluar kelas, rupanya Charles juga ingin masuk kedalam kelas, kami nyaris bertabrakan, namun reflek kami cukup mendebarkan karena wajahku dengan wajahnya cukup dekat. Jantungku berdetak kencang.
Reza melihat kejadian itu, wajahnya mengekspresikan sangat kaget. Karena aku takut terjadi masalah, aku segera meminta maaf terhadap Charles itu dan lari pergi dari tempat itu.
Taman sekolahku cukup luas, banyak rerumputan dan bunga-bunga yang terawat
Akupun duduk disalah satu bangku yang ada di taman sekolahku. Menikmati udara segar, kumemejamkan mataku dan fokus dalam mengambil pernafasan. Tak lama kemudian seseorang yang tak jauh dariku memanggilku dan ternyata itu Charles.
"uhm.. hi, tadi seharusnya aku yang minta maaf." kata Charles dengan wajahnya yang tertunduk.
Aku merasa sedikit aneh karena setelah dipikir-pikir Reza yang menjadi saksi kejadian itu aku takut Reza berbuat apa-apa kepada Charles sehingga ia datang meminta maaf kepadaku.
"Ah, tidak apa-apa kan kita tidak terluka, iyakan?" balasku dengan senyum yang sedikit kupaksakan.
"O..ok.. aku balik dulu" kata Charles dengan buru-buru. Ia langsung lari masuk ke dalam sekolah. Aku pun duduk santai disana sambil melihat pemandangan. Beberapa siswi datang kepadaku dan minta berteman denganku, aku pun berteman dengan mereka dan menghabiskan waktuku dengan mereka sebelum bel sekolah berbunyi.
Bel sekolah pun berbunyi, aku pun berpisah dengan teman-temanku dan berjalan ke kelasku. Ketika aku sampai di kelas, terlihat Reza yang kembali tertidur ditempatnya dan Megan yang sedang membaca komiknya di tempatnya. Aku pun menyapa Megan dan duduk ditempatku.
Karena guru belum masuk, aku bermaksud baik untuk membangunkan Reza, aku pun membangunkannya
"Reza,Reza... bel sudah bunyi. Bangun , bentar lagi guru bakal masuk" bisikku kepada Reza sambil menggoyangkan tangannya.
Reza tampaknya sulit untuk bangun, dengan tiba-tiba ia menyandarkan kepalanya ke tanganku yang menggoyangkan tangannya.
Aku kaget, namun terasa sulit untuk menolaknya..
karena perasaan ini... sebentar, perasaan apa ini?
Aku pun memberikan sedikit waktu kepadanya untuk menyandarkan kepalanya di tanganku.
"Ingat, sebentar saja ya!" ucapku dengan tegas.
Senyum yang terukir di wajah Reza yang tertutup oleh tanganku terlihat sangat jelas disamping. Aku menjadi sedikit kesal karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy
RomanceSeorang siswi yang terjebak dalam masalah cinta karena dirinya sendiri. Ia berusaha untuk memperbaiki kesalahannya namun itu sulit karena cintanya itu sudah terlanjur. Mungkin ini bakal menjadi awal yang manis, tapi tidak tahu apa yang akan terjadi...