Pertemuan Pertama untuk Kisah ini

45 6 2
                                    

Flashback on
10 tahun yang lalu

"Heiii anak kecil"ucap seorang anak laki-laki yang mungkin lebih tua dariku
"apa? "sinisku
"siapa namamu? "tanyanya to the point
"aku? Namaku syilla, nama panjang ku Arsyilla Putri Rindu Nabilla Syafana"ucapku saat itu
"ohhh panjangnya namamu, namaku Muhammad Rizqan Farris Alfarishi panggil saja Farris"ucapnya
"Mulai saat ini kita berteman ya? Umurku 6 tahun, kamu? "tanyanya
"Umurku masih 5 tahun, aku akan memanggilmu dengan sebutan abang?aku tidak memiliki seorang abang"
"Baiklah, terserahmu saja"ucapnya

Kami berdua hanya terpaut satu tahun. Kami berbicara dengan sangat fasih, tak ada kata yang salah dalam pengucapan kami tadi... Mulai saat itulah aku dan bang Farris berteman. Saat itu, aku sedang duduk ditaman dekat rumah, melihat langit yang berwarna kuning kejinggaan. Aku begitu mencintai sore menjelang malam ini. Sangat indah bila dipandang oleh mata secara langsung...
Flashback off

♡♡♡

Itu adalah pertemuan pertama untuk kisah ini. Pertemuan yang tak pernah Aku bayangkan akan seindah itu. Senja yang sedang indah-indahnya saat itu membuat pertemuan itu makin sangat indah..
Sejak saat itu, Aku dan bang Rizqan sangat dekat, bahkan orang mengira Aku dan bang Rizqan berpacaran, padahal Aku sudah sangat menyayangi bang Rizqan sebagai abangku sendiri karena aku tidak memiliki abang, hanya kakak, itupun kakak ku sedang berkuliah diluar negri... Jadi Aku dirumah selalu bersama dengan Bunda. Ohiya, bang Rizqan adalah nama panggilan kesayanganku padanya. Begitupun dengannya yang memanggilku dengan panggilan Rindu.
Dimana bang Rizqan sekolah disitulah ada aku, karena aku akan mengikuti kemanapun abangku pergi itu. Dan karena itu keinginan bang Rizqan sendiri agar ia bisa lebih menjagaku. Ahh betapa sayangnya aku kepada abangku itu, meskipun ia bukan abang kandungku tetapi aku telah menganggapnya seperti itu...

♡♡♡

"Bundaaaa"teriakku
Merasa terpanggil, Wanita separuh baya itu pergi menuju asal suara itu, yang sudah ia pastikan itu adalah suara putri bungsunya, Syilla.
"Ada apa Nak? "tanya Anna-Bunda Syilla-langsung
"Bunda,, Syilla ijin keluar ya? "ucapku saat telah kudapati Bunda tengah berjalan menuju tempatku berdiri
"Sama siapa? Kemana? "tanyanya
"Sama bang Rizqan kok, cuma main ketaman doang kok Bun, janji deh gk akan lama"ucapaku semelas mungkin agar Bunda mengijinkan aku untuk pergi bersama bang Rizqan, meskipun ku tahu Bunda selalu mengijinkan aku pergi bersama abang angkatku itu.
Bundapun begitu menyayangi Bang Rizqan karena Bunda begitu menginginkan anak laki-laki didalam keluarga ini agar ada yang bisa meneruskan perusahaan Ayah. Ayah memiliki perusahaan yang cukup besar dan sangat pesat, tetapi lamban laun perusahaan itu pasti membutuhkan penggantinya jika Ayah sudah tidak kuat lagi mengurus perusahaan itu sendiri..
"Baiklah, Bunda ijinkan. Tapi ingat jangan larut sekali ya Nak"ucap Bunda
Setelah itu, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu depan seraya mengucap salam
"Assalamualaikum, Bunda, Syilla"ucapnya
"Waalaikumussalam"serentak Aku dan Bunda
"Bunda,, Rizqan ijin bawa Rindu ya? Mau lihat Senja ditaman kok, gak bakal jauh-jauh"ucapnya meminta ijin pada Bunda
"Iya Nak, jangan terlalu larut ya. Kebiasaan deh kalian ini, kalo udah liat Senja jadi lupa waktu pulang"ucap Bunda
"Hehehe, iya Bun, kali ini insha allah gak akan telat lagi kok"ucapku dengan sedikit terkekeh
"Yaudah, Hati-hati Nak"ucap Bunda. Kemudian Aku dan bang Rizqan menyalami tangan Bunda dan setelah itu beranjak pergi meninggalkan rumah...

Sesampai ditaman, seperti biasanya Aku dan Bang Rizqan selalu mengambil tempat duduk di ujung taman agar bisa lebih mudah melihat Senja. Tidak butuh waktu lama lagi untuk bisa melihat Senja, karena saat ini, Langit akan segera berubah warnanya dalam hitungan menit. Kuning kejinggaanya akan terlihat begitu indah. Aku dan Bang Rizqan selalu mengabdikan sebuah foto bersama dikala Senja. Takkan pernah sedikitpun Kami melewati waktu Senja, kecuali ketika mendung menerka...

"Hmm Bang, Rindu harap Kita akan tetap seperti ini ya? Melihat Senja bersama, hanya ada Abang dan Rindu tidak boleh ada orang lain. Abang janji? "ucapku yang masih menatap Senja.
"Hmm,, iya dik, Setiap kali Kita melihat Senja, selalu itu yang Kamu bahas. Apakah tidak ada pembahasan yang lain?"tanyanya
"Hmm, iya sih, Rindu hanya ingin memastikan dan mengingat kan Abang dengan janji itu, Rindu hanya takut Abang akan lupa dan pergi"ucapku jujur. Jujur saja, aku benar-benar takut jika Bang Rizqan akan meninggalkan aku dan pergi jauh dariku. Aku tak akan sanggup kehilangan Abang kesayanganku itu.
"Percaya, insha Allah, Abang tak akan meninggalkan Kamu,Dik"ucapannya, selalu menyakinkan aku bahwa tak akan pernah ada kata perpisahan antara Kami... Kemudian seperti biasa ia selalu memelukku untuk menyakinkan diriku akan hal itu.

♡♡♡

Mentari pagi menyinari bumi pada hari ini, kesejukannya masih terasa akibat hujan semalam. Aku bergegas menyiapkan segala keperluanku disekolah nanti, karena ini adalah hari pertamaku bersekolah di SmaNegeriModalBangsa. Setelah kelulusanku di Smp Negeri Tuna Bangsa, Aku langsung mendaftar di sekolah itu, karena bang Rizqan berada disitu. Dan aku pun suka dengan sekolah yang begitu asri, sangat indah, membuat siapa saja akan betah dan nyaman sekolah disana.
"SelamatPagi Bunda"sapaku
"SelamatPagi Kembali Nak"balasnya dengan senyuman termanisnya
"Ayah kemana Bun?"tanyaku yang tak mendapati Ayah di meja makan
"Ayah udah duluan Nak, ada meeting pagi ini, dan Ayah takut telat jadinya Ayah pergi lebih dulu"jelas Bunda dan aku hanya membalas dengan deheman saja. Karenaku tau, Ayah lagi sibuk-sibuknya dengan proyek yang sedang dijalankannya itu. Maka dari itu Ayah lebih jarang dirumah dan lebih banyak waktu Ayah dikantor.
Kemudian aku segera memakan roti yang kuolesi dengan selai keju, aku begitu menyukai keju. Dan meminum segelas susu yang dibuatin oleh Bunda. Aku menunggu kedatangan Bang Rizqan, karena aku selalu kesekolah bersama dengannya. Karena Bunda sudah mempercayai diriku padanya.

"Kami pamit dulu ya Bunda"ucapnya ketika sudah berada didalam rumah, menemui Bunda dan menyalaminya, aku mengikuti gerak gerik bang Rizqan, aku juga menyalami Bunda dan mencium sekilas pipi kanan dan kirinya. Kebiasaanku sebelum pergi sekolah.
"Hati-hati Nak"pesan Bunda
Dan setelah itu, Bang rizqan memasuki Mobil miliknya dan aku mengikutinya, masuk kedalam Mobil. Didalam mobil hanya ada keheningan yang meliputi pagi ini. Tak ada yang bersuara sedikitpun. Baik aku ataupun bang Rizqan. Kami sama-sama terdiam. Sesampainya di parkiran sekolah
"Dik, nanti jangan kemana-mana ya setelah pulang , tungguin Abang disini. Jika butuh apa-apa telfon saja Abang. Baik-baik disini"ucapnya meninggal kan pesan singkat padaku.
"Baiklah bang, aku akan menunggu Abang disini"jawabku
Kemudian Kami sama-sama keluar dari dalam Mobil milik Bang Rizqan. Semua pasang mata tertuju pada Kami berdua, terutama padaku?mungkin mereka heran siapa aku?mengapa bisa keluar dari dalam mobil prince sekolah itu?dan mungkin banyak pertanyaan lainnya dari mereka, dan banyak juga ada yang melihatku dengan sinis-khusus wanita-. Tapi aku tetap tenang dalam menanggapi mereka. Ku tetap berjalan beriringan dengan bang Rizqan, tak peduli dengan sorot mata tajam mereka terhadapku.
"Tidak perlu di open,mereka emang begitu setiap kali Abang lewat"ucapnya jujur, tanpa dibetitahupun aku akan tetap mengetahui nya karena Aku adalah wanita yang sejak kecil berteman dengannya, aku tahu jika wanita-wanita disetiap sudut jalan itu adalah fans berat bang Rizqan.
"Iya bang, Rindu tidak peduli"balasku

♡♡♡

Disini kelasku, 10 IPA 1. Kelas yang diisi oleh para siswa/i yang berprestasi. Kuharap Aku bisa menemukan teman disini karena tidak mungkin kan aku selalu bergantung pada Bang Rizqan ku itu? Dulu ketika SD hingga Smp aku memiliki teman yang sama, selain Bang Rizqan. Ia adalah Zevanya Laudya Amanda, Aku biasa memanggilnya Vanya, dia begitu cantik, wajahnya yang selalu berseri-seri, mungkin Aku saja kalah cantiknya dengan Vanya, sahabatku sejak lama. Kami terpisah karena katanya dia ingin melanjutkan sekolahnya di Sma Wira Sakti, namun Kami tetap selalu memberi kabar. Tiba dikelas, Aku segera memilih duduk dibangku kedua dari pintu masuk, tepat didepan papan tulis. Diam beberapa saat, Aku benar-benar takut akan hal baru seperti ini, kulihat beberapa teman lainnya sibuk bercengkrama bersama, entah apa yang dibicarakan, yang kulihat mereka begitu bahagia. Tiba-tiba.......

♡♡♡

Alhamdulillah akhirnya selesai part ini, semoga kalian menyukai nya. Berikan vote kalian, dan bila ada yang salah jangan sungkan untuk bilang kepadaku.
Jangan lupa follow Ig ku @sriarmanusaaa_

Aku,  Kamu,  Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang