Maafkan author ya yang telat update, semoga kalian masih setia menunggu kelanjutan cerita ini...
_Happy Reading_
"Zahra, lo asal sekolah mana? "tanya Vanya
"Aku, dari sekolah Mts Wijaya"jawabnya
"ohh, Mts yang terkenal itu ya? Keren lo, bisa masuk situ"balasku
"Hehe biasa aja, aku suka disana, aman nyaman banget rasanya"ucapnya"Aku seakan-akan nemuin jati diri disana"ucapnya lirih
"Maksud lo? "tanya Ku dan Vanya serentak. Aku dan Vanya benar-benar tidak paham maksudnya
"yah gitu, dulu aku sama seperti kalian,tidak tertutup, dan banyak banget dosa yang aku lakuin, tapi karena aku menemukan kenyamanan disana, aku terbiasa dengan teman disana, suasanya , guru-gurunya dan semua nya serba islami, jadi aku benar-benar menemukan jati diri, dan yang seperti kalian lihat, aku jadi seperti sekarang, alhamdulillah sekali"ucapnya dengan penuh penjelasan
"eemm,, gue tau maksud lo. Hmm lo hebat za,gue salut sama lo, insha Allah, lo doain aja gue bisa seperti lo, tapi sekarang guee,, gue belum sanggup"ucapku
"hm, gk masalah syil, aku paham, semua butuh proses, pasti akan berjalan baik-baik saja, asal tidak meninggalkan kewajiban yang harus dipatuhi, berusaha dan jangan pernah lupa berdoa"ucapnya
"makasih, semoga gue bisa seperti lo"ucapku
"iya, gue juga, insha Allah"balas Vanya
Dan setelah itu guru pun masuk. Dan kami mengikuti pelajaran yang diberikannya♡♡♡
Seakan menemukan kehidupan yang baru, aku benar-benar salut terhadap Zahra, ia begitu istiqamah dalam keislamannya. Bukan berarti aku tidak islam, hanya saja aku masih sering menggerai rambutku, tak ada penutupnya. Aku hanya belum siap untuk berhijab, meskipun aku ingin..
Keindahannya begitu sangat aku akui, benar-benar indah, sangat indah. Aku begitu menyukai teman baruku itu, Zahra. Aku benar-benar menerima dia sebagai teman dekatku, karena aku tidak pernah memilih-milih untuk berteman, mespkipun tak semuanya bisa menjadi seperti Vanya, teman sekaligus sahabat bagiku.Beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah pun berdering disetiap penjuru sekolah. Aku bergegas membereskan semua peralatan sekolahku, ku masukkan kedalam tas sekolah.
"Syil, lo pulang bareng bang Farris?"tanya Vanya
"Iya ni, lo pulang bareng siapa?"tanyaku
"Gue,,, gue sama bang Azril"jawabnya ragu. Sebenarnya aku tau, sahabatku itu menyukai sahabatnya juga, bang Azril, yang begitu dekat denganku dan juga bang Rizqan. Hanya saja, ia malu mengutarakan rasanya terhadap bang Azril karena takut bertepuk sebelah tangan. Hahah ada-ada saja sahabatku itu.
"Ehh, Za, lo pulang bareng siapa?"tanyaku ketika kudapati Zahra masih berada dibangkunya
"Aku dijemput abang"singkatnya sambil tersenyum
"Ohh, yaudah gue sama Vanya duluan ya?gakpp kan?"tanyaku dan dibalas anggukan olehnya
Dan setelah itu Kami berdua_Vanya dan Aku_ bergegas menuju parkiran sekolah. Kutujukan mataku keseluruh penjuru parkiran untuk mencari bang Rizqan, dan sedetik kemudian aku menemukannya...bersama wanita?siapa dia?wanita itu?ahh sudahlahhh..."Bang Rizqan!!"panggilku sedikit berteriak pelan dan ia pun mengarahkan perhatiannya padaku
"Iya dik,, udah selesai?"tanyanya
"Udah bang, baru aja. Pulang sekarang?"tanyaku
"Yaudah yok"ucapnya kemudian mengalihkan pandangannya kepada wanita disampingnya ini
"Sher, gue luan ya, masalah OSIS besok gue omongin lagi."ucapnya kepada wanita yang ia panggil dengan sebutan Sher, yang kutahui dia adalah wanita yang bang Azril dan bang Putra ceritakan sewaktu dikanti itu. Sherina namanya. Cantik wajahnya, indah rambutnya, tinggi postur tubuhnya, putih kulitnya, benar-benar indah. Apakah bang Rizqan menyukai wanita itu?
"Ohiya, silahkan, hati-hati Ris"ucapnya. Kemudian aku dan bang Rizqan pergi meninggalkan parkiran tersebut. Mobil yang bang Rizqan kemudi pun berjalan pelan menelusuri kota ini. Tak sampai setengah jam Kami berduapun sampai dirumahku. Segera mungkin aku keluar dari mobil itu. Selama perjalanan tadi aku lebih banyak diam, mungkin karena bertemu dengan wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, Dan Senja
Romantik" Ini bukan tentang aku dan kamu. Tapi ini tentang kita bersama senja "