matahari terlihat begitu semangat menebarkan seluruh cahayanya. memastikan tak satu pun orang yang tak di buatnya terpenuhi keringat, sehingga membuat siapa pun merasa enggan berurusan langsung dengan cahayanya. namun hal itu berbeda bagi murid disini, panas dan teriknya sang raja siang tak sedikit pun menyurutkan semangat para pelajar di sma figur saat ini. mereka tetap asyik berlarian di luar kelas. saling mengejar dan tertawa.
di tengah mereka yang berlarian, terlihat elya tengah berjalan seorang diri. matanya sibuk mencari punggung seseorang. seolah membelah lautan manusia, demi menemukan punggung yang ia maksud sejak tadi. ketika kakinya berhenti, ia melihat punggung itu jauh di depan sana. sedang memasuki sebuah ruangan yang bertuliskan "R. guru". seketika elya mengangkat tangan kanan dan menelunjuk ke atas sambil mengatukannya pelan. setelah itu ia kembali berjalan menyusul punggung seorang siswa dari kelasnya itu.
elya berhenti tepat di depan ruangan tersebut setelah sebelumnya membungkukkan badan dan tersenyum pada seorang guru olah raga yang keluar dari pintu yang sama. elya sedikit bergeser ke pinggir pintu. kemudian ia melihat guru yang tadi ia sapa tengah membuang sampah dan kembali berjalan ke arahnya.
"ga masuk?" sapa guru olahraga itu. elya hanya tersenyum ragu-ragu."oh.., murid baru ya?" lanjut guru itu. elya hanya mengangguk. kemudian guru itu membuka pintu dan berteriak ke dalam" bu amei, ini ada murid baru dari kelasnya ibu".
"oh iya pak bima, di suruh masuk saja. terimakasih ya pak". seorang wanita menjawabnya dari dalam. seketika pak bima memperlebar jarak daun pintu yang tengah ia pegang. sambil tersenyum ia mempersilahkan elya masuk.
"terimakasih ya pak". elya mengangguk sejenak kemudian berjalan masuk. setelah berada di dalam ia di bingungkan ketika melihat satu ruangan berkubu-kubu di hadapannya. matanya kembali mengelilingi seisi ruangan. beberapa terlihat kursi yang kosong. namun penuh dengan tumpukan kertas putih yang sepertinya adalah hasil uas minggu lalu. beberapa juga ada yang masih sibuk dengan laptop, dan beberapa buku. menuliskan sesuatu yang tak ia mengerti.
"elya sebelah sini, elya" seorang guru perempuan tengah berdiri memperlihatkan separuh badanya dari balik kubu. elya langsung berjalan ke arahnya. ketika elya sampai di depan kubu beliau, seorang murid sedang duduk di depan meja. Yang tak lain adalah reiga. sambil terus bicara bu amei menggerakan tangan kanannya, mempersilahkan elya duduk. tepat di sebelah reiga.
"ibu ga mau tau setelah ini ga ada ijin lagi buat kamu. apapun alasannya". beliau menghela napas panjang. matanya kemudian beralih pada elya yang telah duduk dan seolah kebingungan, bibirnya tersenyum"nah elya sebelumnya saya minta maaf baru sempat menyapa. ohya" beliau menyodorkan tangan"amei febriyani,panggil saja bu mei"
"elya fruri arawinta"elya menanggapi."elya"lanjutnya.
"ok elya" beliau mengeluarkan beberapa lembar kertas dan mulai membolak-baliknya." sebelumnya home schooling ya"elya hanya mengangguk." di sini kamu cuma menyertakan ktp ibu kamu, tapi namanya berbeda. dan di kk nama kepala keluarganya.."
"afruri, itu kakek saya. ayah saya sudah lama meninggal. dan kami akhirnya tinggal sama kakek dari mama".jelas elya sedikit canggung. melihat hal itu reiga merasa tak semestinya ia mendengar semua itu. dan akhirnya ia memutuskan berdiri untuk keluar.
"ah iya, riyana afruri. maaf ibu ga maksud buat.."mata bu mei tiba-tiba berubah ganas."hei siapa yang suruh kamu berdiri?"tanyanya pada reiga." maafin ibu ya el"
"iya bu ga papa. Maaf cuma itu yang bisa saya sampaikan. Akhir pekan nanti biar mama saya kesini" elya tersenyum kecil.
"oh ya boleh" Bu mei langsung mengangguk cepat."sebenarnya ibu menyuruh kalian kesini ada hal lain yang ingin ibu sampaikan". bu mei melihat satu per satu murid kelasnya."untuk elya ibu tahu kamu murid baru, jadi waktu uas kemarin belum terdaftar. dan untuk reiga, ibu ga faham lagi sama pemikiran kamu. kenapa harus ijin cuma karena ada pemotretan padahal kamu harus uas kan?"bu mei mengalihkan pertanyaannya pada reiga." kamu tau kan setelah uas anak basket ada turnamen? , dan mereka juga ikut uas baru setelah itu mereka pergi turnamen".
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep
RomanceByurrrr..... Perlahan tubuhnya semakin tertarik ke dasar kolam. Suara dengungan memenuhi telinganya tak karuan. Sampai akhirnya dia pun mulai hilang kesadaran... 'Ternyata selama ini aku terlalu keras sama diriku sendiri. Terlalu memaksa untuk melup...