Siang yang begitu indah dengan langit-langit berwarna biru cerah. Angin sesekali menyelinap halus kedalam mobil untuk menyegarkan. Berisiknya suara nyanyian seorang anak kecil bersama balita di bangku belakang. Juga daun daun kering di pinggir jalan yang terbang setelah terlindas kendaraan nya yang berkecepatan tinggi. Semua itu terlintas begitu jelas.
"yeiii"seorang wanita yang memangku balita itu terlihat tertawa bersama.
"tante Neli" Reiga kecil melihat ke luar jendela dan menunjuk sesuatu."besar nanti Reiga juga pengen jadi kaya itu"tunjuknya pada salah satu papan iklan bergambar.
"wuaah boleh, nanti coba tante tanya temen tante. Reiga bisa jadi model cilik yang gemesin deh pasti"Neli tersenyum.
"jadi model itu ga harus jadi besar dulu ya tan..?"Reiga yang polos bertanya.
"ya ga dong. model cilik juga banyak ko"Neli melirik suaminya yang sedang menyetir "iya kan yah?"
"kalo om saranin sih lebih baik merintis dari awal. siapa tau dari model cilik nanti bisa jadi model terkenal setelah besar".
"om Bobi juga setuju?"Reiga melihat anggukan pelan dari Bobi." asyiiik, nanti kalo aku uda jadi model aku pengen fotonya dipajang yang besar di sepanjang jalan. Biar nanti kalo mama papa pulang jadi kaget 'wuaah Reiga anaku jadi terkenal' terus nanti kak vey jadi sering marah sama aku gara-gara sering dititipin tandatangan sama temen sekolahnya kalo dia pulang. hehehe" imajinasi Reiga memang luar biasa.
Bobi dan Neli ikut tertawa mendengar imajinasi Reiga yang begitu tinggi. Meskipun begitu mereka akan tetap mendukung apa yang akan menjadi keinginan dan cita-cita anak asuhnya itu.
Mobil yang mereka naiki berhenti di seberang jalan dimana Vey sekolah. Tak lama kemudian Vey terlihat dari seberang jalan dan langsung masuk kedalam mobil.
"Dek iyon... makan apa itu..?"Vey yang duduk di kursi depan menoleh kebelakang.
"oti oti nyam..huumm"celoteh balita yang belum genap 2 tahun itu.
"kamu ngapain sih Rei"Vey miris melihat adek laki-laki satu-satunya itu sedang bergaya di depan kamera handphone.
"kan aku mau jadi model kak"
"hahahaha"Vey tertawa."dasar anak tk ga jelas".Vey melanjutkan tawanya.
"awas aja nanti kalo mama papa uda pulang aku aduin"celetuk Reiga dengan bibir cemberut.
"om Bobi om Bobi" Vey mengalihkan pembicaraan" katanya lusa depan papa mau pulang ya?".
"iya, kenapa?"
"wuaah jadi ga sabar lihat adek perempuan ku, oh ya kalo ga salah Naya lebih tua satu tahun dari Dion kan tante..?"
Neli tersenyum melihat antusias Vey"kamu kangen banget ya sama mama?"
"iya, pasti kalo papa pulang selalu sendirian"......
......
TUK TUK
"iya" Reiga tersadar dari lamunannya.
"masih beres-beres ya mas?"tanya seorang wanita berbadan gembul ketika Reiga keluar.
"iya bu".
"ini kunci kamarnya, sama gemboknya juga"
"oh iya bu, makasih"
"kalo butuh sesuatu lagi atau ada yang penting, Rumah saya di bawah sana, samping kos ini persis"
"oh iya bu, nanti saya.."
"iya-iya, saya kebawah dulu"jawab ibu gembul yang ternyata ibu kos barunya."oh ya jangan buat aneh-aneh ya, capek kalo ngurus kamu nanti, harus naik turun tangga hhhuhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep
RomanceByurrrr..... Perlahan tubuhnya semakin tertarik ke dasar kolam. Suara dengungan memenuhi telinganya tak karuan. Sampai akhirnya dia pun mulai hilang kesadaran... 'Ternyata selama ini aku terlalu keras sama diriku sendiri. Terlalu memaksa untuk melup...