Sepanjang hari Reni memanggil - manggil nama itu, tak ada celah bagiku mendekatinya.Aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh, tak bisa menyentuh, mendekat dengan jarak 3 meter saja Reni sudah berteriak, melempari segala sesuatu yang ada didekatnya.
Aku sudah merasa bahwa Reni butuh pendamping selain saya sendiri, aku memutuskan meminta ibu untuk menemani Reni, sejenak menjadi pundaku untuk Reni.Sedangkan aku akan mencari tahu soal nama yang disebutkan Reni setiap waktu, aku mulai dari teman teman dikampus.
semua teman-temanya tidak mengetahui perihal nama itu, aku teringat bahwa Reni pernah mempunyai teman yang sudah dianggapnya sebagai Abangnya sendiri, apakah Rahman adalah Orang yang Reni panggil Abang itu ?
Aku berifikir apa yang hendak Reni tadi malam sampaikan, selepas Sholat malam tadi, Reni membisikanku sesuatu, sebelum aku memeluknya erat, aku tidak ingat jelas, hanya sebuah kalimat.
Aku memutuskan untuk pulang kerumah, berharap Reni sudah bisa untuk di ajak mengobrol lagi.
"Reni, Reni mau kemana ?" aku langsung berlari menghampiri Ibu yang sedang berusaha mencegah Reni.
Reni berpakaian Rapi, membawa tas besar ditangannya dan Koper.Ibu melambaikan tanganya, mengisyaratkan" Sudah jangan, biar ibu saja " aku mengangguk pelan, Reni melewatiku.
Tak menatap sedikitpun kearahku, menarik cepat kopernya sedikit berlari kecil." Kamu tunggu dirumah, ibu mau mengikuti Reni,
biar ibu yang bawa dia pulang kalau bisa segera hubungi keluarganya " Ibu berlari mengejar Reni yang hampir hilang dari pandangan.
Aku mendapati kamarku berantakan, kondisinya persis seperti fikiranku saat ini, sedang berantakan tak beraturan, tanganku pelan menempatkan barang barang yang berserakan dimana –mana.
Aku terlalu lelah, kakiku keras menendang barang - barang yang sudah tertata rapih, tendangan itu membuat barang - barang kembali berantakan.
"Mas ? Kamu tau alasanku mau menikah denganmu?" Suara Reni terdengar dari HanphoneKondisi hanphonenya itu hampir hancur, karena tendanganku itu.
Terbentur tembok dan membuatnya menyala. suara itu berhenti sejenak, terdengar Reni sedang menarik nafasnya, kemudian berlanjut
"Aku mencintaimu, Karena aku tau kamu mencintaiku, aku mau menikah denganmu karena aku tau kamu mau menikahiku, aku tau kamu diam - diam memperhatikanku sejak lama.
sejak kita masih duduk di bangku SMK, aku tau kamu yang selalu curi pandang disetiap aktifitasku, Aku mencintaimu mas, jangan ragu dan jangan punya rasa lelah untuk menghadapiku"
Rekaman itu membuat pikiranku melayang, ada apa sebenarnya dengan Reni.
Jika dia memang Ridha menikah denganku, tapi kenapa seperti ini kondisinya ? apa yang sebenarnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerbung Reni
RomanceTulisan pertama saya tentang keluarga kecil yang baru menikah, yang dimana keluarga ini selalu mendapatkan rasa was was dan dihantui masa lalu yang dirasa semakin keras terasa.