06 - The Secret

758 25 0
                                    


Sorry for typo.
HAPPY READING

-

Kyungsoo, anak kecil laki-laki itu berlari ke sana-ke mari mencari sesuatu yang mengganjal pikirannya saat itu. Membuka satu per satu tiap pintu dalam rumahnya dan memastikan sesuatu. Merasa tak menemukan apa yang ia cari, ia segera kembali kepada ayah dan pamannya di ruang tengah dengan muka lesu dan bingung.

Kyungsoo melompat kecil dalam pangkuan Yoongi. Ia mendongak, menatap wajah segar ayahnya itu yang baru saja selesai membersihkan diri. "Appa~"

Yoongi menunduk, menatap mata bening anaknya. "Ada apa, Kyung?"

"Appa, di mana adikku?" celetuk Kyungsoo, matanya tak henti-hentinya mengerjap lucu.

Yoongi terdiam. Dipandangnya Taehyung yang duduk berseberangan dengannya. Tak ada perbedaan lebih ekspresi yang Taehyung tunjukkan dengan ekspresinya saat ini. Terkejut? Pastinya. Kyungsoo menanyakan hal yang belum pasti adanya sekarang. Bagaimana ia harus menjelaskannya?

"Appa~"

Yoongi mengerjap. Kembali ditatapnya putra kecilnya itu. "Ehmm, adik Kyung belum bisa datang saat ini."

Kyungsoo mengerling, menatap Yoongi dengan penuh tanda tanya. "Kenapa, Appa? Bukankah Eomma dan Appa sudah belolahlaga tadi malam?"

Yoongi mengerutkan dahinya. "Olahraga?"

Kyungsoo mengangguk cepat. "Iya. Samchon bilang kemalin katanya kalau Eomma dan Appa membuat adik dengan cala belolahlaga push-up." Kyungsoo beralih menatap Taehyung. "Benal kan, Samchon?" tanyanya.

Yoongi mendelik tajam ke arah Taehyung. Sedangkan Taehyung, ia hanya menunjukkan deretan barisan giginya yang rapi dengan tangan yang menggaruk kepalanya.

"Appa~jadi di mana adik Kyung?" tanya Kyungsoo sambil mengguncang lengan Yoongi.

Yoongi menangkup kedua pipi tembem putranya. "Kyung, sekarang adik Kyungie belum bisa bersama kita sekarang."

"Tapi kenapa, Appa?"

Yoongi tersenyum. Diusapnya lembut puncak kepala putranya itu. "Karena Tuhan belum menghendakinya."

Kyungsoo mengerucutkan bibirnya, "Telus, kapan Tuhan akan membelikan Kyung adik, Appa~"

"Kyungie~ Kyung harus berdoa kepada Tuhan, agar Tuhan bisa memberikan Kyung adik secepatnya. Heum?"

Kyungsoo mengedip, ditatapnya lama wajah Yoongi. Tak lama kemudian, ia mengatupkan kedua tangannya, memejamkan tangannya. "Tuhan, tolong belikan Kyung adik yang lucu dan imut secepatnya. Kyung ingin segela belmain belsama-sama dengannya. Kyung janji, setelah adik Kyung ada, Kyung tidak akan nakal lagi. Tolong kabulkanlah doa Kyung, Tuhan. Amin."

Kyungsoo mengedipkan matanya. Diliriknya kembali ke sekitarnya. "Appa, adik Kyung belum ada juga. Padahal Kyung sudah beldoa pada Tuhan."

Yoongi tersenyum. Dicubitnya gemas hidung mungil Kyungsoo. "Kyungsoo harus rajin berdoa setiap hari, agar Tuhan segera mengabulkan permintaan Kyungsoo."

"Benalkah?"

Yoongi mengangguk. "Sekarang, Kyungie main dulu di kamar, ya?"

Kyungsoo mengangguk. Dengan berlarian kecil, ia kembali ke kamarnya yang terletak di lantai dua.

Kembali, Yoongi menatap serius Taehyung yang semenjak tadi hanya diam mematung di tempatnya. "Kenapa kau mengatakan itu kepada Kyungsoo, Tae?"

Taehyung mendesah, ia menyenderkan punggungnya pada senderan empuk sofa. "Lalu aku harus menjawab apa Hyung, di saat seorang anak kecil bertanya tentang cara membuat seorang adik? Apa aku harus menjelaskan pada Kyungsoo, bahwa Eomma dan Appanya harus melakukan kegiatan seks dengan cara doggy style, missionary, woman on top, blow-"

"Yak! KIM TAEHYUNG!" Yoongi mengembuskan napas amarahnya, mencoba menahan kejengkelan yang melandanya. "Kenapa otakmu itu penuh dengan seks semua, eoh."

Taehyung menarik salah satu sudut bibirnya. "Hyung yang mengajariku. Bahkan aku sudah menonton semua DVD blue film yang hyung berikan padaku."

Yoongi terperangah. Setaunya, DVD yang ia berikan lumayan banyak jumlahnya. Dan Taehyung sudah menonton semua DVD itu dalam waktu yang cepat? Astaga ... ia rasa, ia telah salah mengajari adiknya itu tentang hal seks.

Taehyung melebarkan senyumnya. Ia mencoba mendekatkan wajahnya, diliriknya sekitarnya. Memastikan tak ada Jira dan Minji disekelilingnya. "Hyung?" panggilnya dengan intonasi rendah.

Yoongi mengangkat dagunya. "Apa?"

Taehyung tersenyum penuh arti. Diletakkannya salah satu tangannya di samping mulutnya. "Apa Hyung masih punya DVD yang lainnya?" bisiknya.

Bugh!

Satu tinjuan keras telah melayang dengan cepat, tepat mengenai lengan Taehyung. Siapa pelakunya? Tentu saja, Yoongi lah pelakunya.

Taehyung meringis dalam diam. Diusapnya lengannya yang terasa nyeri. "Yak! Apa yang Hyung lakukan?"

"Memukulmu," jawab Yoongi enteng. Ia bersedekap dada, memandang Taehyung intens. "Fokuslah dulu pada kuliahmu, Tae. Jangan memikirkan itu dulu."

Taehyung berdecak. "Aku fokus pada kuliahku juga, Hyung. Lagian aku kan juga perlu hiburan."

Yoongi menggeleng, ia hampir saja melayangkan tinjuan lagi pada adiknya itu. Namun, ia urungkan niatnya. "Aku akan membelikanmu DVD blue film sebanyak yang kau mau, jika kau berhasil dalam ujian kelulusan nanti."

Mata Taehyung berbinar, dengan cepat dipandangnya Yoongi dengan berseri-seri. "Woaah... jinjja, Hyung?"

Yoongi mengangguk dengan muka datarnya.

"Baiklah, Hyung. Akan kupastikan aku berhasil dalam ujian kelulusan nanti," ucap Taehyung dengan semangat. "DVD, wait me. Ha ... ha ... ha ...."

Untuk yang kesekian kalinya, Yoongi dibuat menggeleng maklum oleh Taehyung. Jika sudah mengenai hal ini, Taehyung pasti akan berjuang mati-matian. "Dasar bocah." Yoongi menarik kedua sudut bibirnya tipis.

.
.
.

Jira menatap Minji yang sedang sibuk berkutak dengan potongan sayur di hadapannya. Berhubung ia sudah selesai memasak ayam goreng, ia segera menghampiri Minji dan hendak membantunya. "Butuh bantuan, Minji?"

Minji tersenyum, ia menggeleng pelan. "Tak apa, Jira. Aku bisa," ucapnya seraya memasukkan potongan sayur ke dalam panci kecil di atas kompor yang sedang menyala.

Jira mengangguk. Diciumnya aroma gurih bawang putih yang menyerbak ke seluruh penjuru dapur. Jika sudah begini, perutnya tak bisa diajak kompromi lagi.

"Jira?"

"Heum?"

Minji mengecilkan api kompor, ditatapnya Jira di sampingnya. "Sudah cukup lama bukan hubunganmu dengan Taehyung?"

Jira tersenyum, ia mengangguk kecil. "Ya, benar."

Minji melengkungkan bibirnya ke atas. "Kapan kau dan Taehyung segera menyusul kami?"

Jira mengerutkan bibirnya sambil menggelengkan pelan kepalanya. Ia juga tak tau pasti, kapan hari bahagia itu akan datang padanya.

Minji mengerti situasi yang dialami oleh Jira, sahabat karibnya itu. Ditepuknya pundak Jira dengan lembut. "Ada apa? Apa ada sesuatu?"

Jira menggeleng. Digenggamnya tangan Minji. "Aku mencintai Taehyung, bahkan sangat." Ia memejamkan matanya, mendengar suara tawa dari Taehyung yang selalu membuat harinya selalu terasa berwarna. "Tapi entah kenapa aku merasa, bahwa takdir ku dengannya tak bisa menyatu," lirihnya.

Minji mengernyit. Ditatapnya lekat wajah Jira. "Apa maksudmu, Jira?"

Jira mengerjap, ia segera menyunggingkan sebuah senyuman pada Minji. "Ah, tidak. Bukan apa-apa. Minji, sayurnya."

Minji segera mengaduk sayur yang sedang ia masak dan menambahkan beberapa bumbu ke dalamnya. Jujur saja, dalam benaknya kini timbul banyak pertanyaan. Mengapa Jira mengatakan hal itu? Ia tahu betul. Pasti Jira sedang menyembunyikan sesuatu darinya.





...

Tbc.

🔞Perfect Husband🔞 (MYG) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang