Mcc-3

78 1 0
                                    



Dengan langkah tegasnya, Wasky berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Bukan, bukan dia yang sakit. Ah tak mungkin seorang sepertinya akan jatuh sakit, itu seperti hal yang mustahil.

Dia datang untuk menjenguk korban dan pelaku saat terjadi kecelakaan tadi malam.

Semua tatapan tertuju padanya. Ya, siapa yang tak mengenalnya. Ia amat terkenal di nergirnya itu, Amerika. Atau bahkan ke negara-negara tetangganya.

Bisikan-bisikanpun ikut adil dalam setiap langkahnya. Semua orang terlihat sangat menggaguminya. Siapa yang bisa menolak pesona seorang Wasky?.

Langkahnya pun terheti di depan pintu rawat yang didepannya terdapat keluarga dari pemilik ruangan tersebut.

"Selamat siang, Mrs. Saya Leo, selaku tangan kanan Tn. Wasky. Kedatangan kami kesini untuk mematikan keadaan korban dalam keadaan yang baik,"

Seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi yang tersedia disanapun berdiri tanda ia tak setuju."Baik apa katamu!. Lihatlah anakku!. Ia terbaring tak berdaya disana, harusnya bukan dia yang disana tapi kau." Ia mengalihkan pandangannya dan menujuk ke arah Wasky.

"Kau lah yang harusnya di sana, bajingan!"

"Maaf, Mrs. Tapi menurut saya, seharusnya andalah yang meminta maaf kepada boss saya. Karena hasil penyelidikan yang dilakukan kemarin menunjukkan bahwa anak andalah yang bersalah. Anak anda mengendarai mobil dengan keadaan mabuk dengan kecepatan di atas rata-rata." Jelas Leo dengan nada yang tertahan. Walau bagaimanapun juga, ia harus bisa menahan amarahnya.

Semua orang yang berada di sana terdiam mendengar penjelasan Leo. Mereka juga sangat tahu, anak merekalah yang salah. Namun apa daya mereka. Biyaya rumah sakit yang sangat amat mahal memaksa mereka berbohong.

"Saya akan bertanggung jawab." Singkat. Hanya satu klimat itu yang keluar dari bibirnya. Namun, efek dari kalimatnya sungguh amat luar bisa.

"Terimakasih tuan, terimakasih," Wanita paruh baya tersebut berjongkok di depan Wasky sambil menungkapkan kedua tangannya.

Tapi lihatlah, Wasky terlihat tak berminat. Ia malah berjalan menghiraukan ucapan terimakasih wanita paruh baya tersebut.

Yah begitulah dia, Biadab.

              ↤↤↤↤↤ • ↦↦↦↦↦

"Beres?" Tanya Wasky saat mereka tegah berjalan keluar rumah sakit.

"Bagaiman dengan pelaku?. Aku tidak yakin kau akan melepaskannya begitu saja,"

"Biarkan ia menikmati hidupnya. Aku tak ingin menghabisi orang hari ini, atau mungkin hingga ke depannya." Mata wasky memancarkan kesedihan. Namun tak ada yang menyadarinya.

"Baiklah."

"Setelah in--" kata-kata wasky terputus di karenakan ada sesuatu yang menabraknya.

Bruk!

"Ceroboh," geram Wasky.

"Hei nona. Tak bisakah anda lebih memperhatikan jalan!" Gretak Leo.

Wanita yang di tabrak tesebut pun berdiri lalu sedikit membebarkan tataan pakaiannya. Setelah di rasnya cukup, ia pun mendongak.

"Anda atau saya yang salah. Bukannya saya baru saja keluar dari ruanagan ini." Wanita tersebut menujuk ke arah ruangan yang di belakangnya. "Jadi, siapakah yang harus di salahkan di sini?"

Wasky tertegun melihat wajah wanita di depannya. Tanpa sadar ia berucap, "Shelia?"

Shelia pun terkujut mendengar laki-laki asing di depannya memanggil namanya. "Lancang sekali anda," Ya,itu lah Shelia. Ia paling tak suka jika ada orang yang menganggu privasinya.

"Kau tak mengenaliku?" Tanya Wasky. Matanya sangan sirat akan kebahagiaan. Namun, juga terdapat kekecewaan saat ia menyadari suatu hal.

"Begini saja tuan yang ter--" Ucapan Shelia terpotong oleh Wasky. "Wasky, panggil aku Wasky" ucapnya.

"Baiklah Wasky, begini saja. Aku sama sekali tak mengenalmu. Kau yang sangat lancang menyebutkan namaku, oh god, aku juga tak tahu dari manakah kau mengetahui namaku. Bisa kau jelaskan Wasky?" Jelasnya penuh penekanan.

'Aku tak mengenalmu' kata tersebut terus saja berputar di kepalanya seperti kaset rusak.

"Maaf nona. Kami harus pergi," ucap Leo lalu menarik pergelangan tangan Waksy yang masih tenggelam dalam lamunannya.

"Hei kalian! Aku masih belum selesai." Teriak Shelia.

"Kau bisa menyelesaikannya di kantor nanti nona!" Teriak Leo tanpa membalikkan tubuhnya.

Sedangkan Shelia terlihat kaku di tempatnya. "Oh god. Cobaan apa lagi ini?. Bagaimana bisa aku melupakan tangan kanan bossk--. Sebentar, jika ia adalah tangan kanannya, bererti. Oh fu*k, bagaiman ini. Haruskah aku bekerja di bawah kekuasaan manusia aneh tersebut. Hell no!" Shelia terus saja berdialog bersama dirinya sendiri.

Wasky yang berada di sampingnya tersebut pun ikut terkejut. "So?" Tanyanya.

"Yes dude. Dia yang akan menjadi sekertarismu yang baru,"

"Baiklah," Wasky tersenyum mesterius. Ia sudah menyusun berbagai rencana di dalam otak cerdasny tersebut.

"I can't wait to play games with you,"

.o0×X×0o. • .o0×X×0o.

Tbc

My Cold CEO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang