Mcc-4

98 1 0
                                    



Shelia berlari menysuri trotoar yang padat akan pejalan kaki. Sudah tak terhitung berapa kali ia menabrak penjalan kaki lain.

Satu harapannya di pagi ini 'ia ingin memiliki sayap'. Terdengar lucu memenang tapi ia ingin agar bisa terbang sehingga dengan mudah ia dapat sampai di kantornya.

Shelia sangat amat sial pagi hari ini. Dimulai dari ia kesiangan, sehingga membuatnya hanya bisa mandi dan bersiap dalam waktu 15 menit. Dan satu lagi ia lupa untuk sarapan.

Hal tersebut terjadi karena kecerobohannya yang monoton menonton serial kesayangannya tadi malam. Ia sangat meruntuki kecerobohannya tersebut yang mengakibatkannya hanya bisa tidur selama 3 jam.

Dan tak sampai di situ saja. Saat ia tergesa-gesa menuju mobilnya, kesialannya bertambah. Mobilnya mogok!. Ooh god pagi ini adalah bad morning ever menurutnya.

Setelah ia sampai di kontor. Shelia berjalan dengan tergesa lalu saat ingin menuju lift ia tak lupa menempelkan id cart miliknya.

Shelia langsung menuju lift. Namun sial, liftnya terlihat sangat lamban. Dan pada akhirnya, dengan berat hati ia berlari menaiki tangga darurat untuk menuju lantai 20.

"Huhhh, ini sangat melelahkan. Ini mungkin adalah akibat dari perbuatanku yang sangat rajin bertapa di dalam kamar." Geruntu Shelia saat ia sedang menaiki tangga tersebut.

"Ohh god, bisakah emngkau mengirimkanku kekuatan teleportasi." Semua caci maki hingga permohonan terus meluncur dari mulut sexynya itu.

Huhhhh

Shelia menghela nafasnya leleh. Akhirnya setelah berjuang untuk yang entah ke berapa kalinya. Ia berhasil menginjakkan kakinya di lantai tujuannya.

Dengan sisa kekuatannya ia berjalan menuju ke arah ruangan yang bertuliskan 'ASSISTANT ROOM' lalu mengetuknya.

'Masuk!' Seru orang yang berada di dalam.

Dengan nafas yang terputus-putus. Shelia membuka ruangan tersebut.

Dan....

Apa yang dilihatnya di depannya sangat mengejutnkan. Ia melihat sang asisten bosnya -aka Leo- sedang membenarkan kemeja dan dasinya yang berantakan. Tak hanya itu. Tak jauh dari Leo ada seoranag wanita yang berpakaian sangat mini melakukan hal yang sama dengan Leo.

Awkward. Satu kata itu lah yang terjadi sekarang. Bukan, ia bukanlah gadis polos yang tak mengetahui apapun. Ia bahkan pernah membaca bahkan menonton tentang hal-hal yang seperti sekarang. Namun, bukan secara langsung.

"Sorry sir menganggu kegiatan anda. Saya hanya ingin mengambil surat kontrak saya." Ucap Shelia dengan nada canggung.

"Tak apa." Jawab Leo singkat seolah hal tersebut sering kali terjadi padanya. "Kau bisa langsung menuju ke ceo room. Surat kontrakmu sudah ku letakkan di sana."

Shelia mengaggukan kepalanya sambil tersenyum canggung. "Baiklah, sir. Kalau begitu saya izin undur diri. Emm, anda bisa melanjutkan kembali kegiatan anda yang tertunda. Permisi,"

Dengan gerakan seribu bayang Shelia langsung menutup pintu, lalu berjalan dengan tergesa menuju ke arah pintu berwarna coklat muda yang terdapat tulisan 'CEO ROOM'.

Dan tanpa ia sadari. Ia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu lalu langsung menyendekan tubuhnya pada pintu tersebut.

"Hei, nona. Apakah kau tak memiliki estika ketika memasuki ruangan orang lain?" Tanya seseorng dengan suara rendahnya.

Shelia membalikkan kepalanya seperti slow mosion. Setelah menyadari keteledorannya ia tersenyum canggung pada orang yang berada di depannya.

"Sorry, sir. Saya tak bermaksud lancang, tapi. Emmm..."

"Apakah kau baru saja mendapatkan pertunjukan pagi ini?" Tanya Wasky. Ya, Wasky lah yang berada di depan Shelia saat ini.

Sheliapun terkejut mendengar penuturan boosnya tersebut. "Tak usah terkejut seperti itu. Kau akan terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Ya, bisa di katakan itu sudah sangat lazim di kota ini,"

Sheliapun dibuat bungkam oleh Wasky. Bukan, ia bukan tak bisa menyesuaikan diri. Namun, ia berfikir apakah bossnya akan berbuat seperti itu. Entahlah, dia sendiri bingung dengan perasaannya.

"Ya, tebakanmu sangat tepat." Wasky berjalan mendekati Shelia. "Aku juga sering membawa para pemuas ke kantor ini," bisik Wasky tepat di telinga Shelia.

Shelia merinding dibuatnya. Ia bisa dengan sangat jelas mendengar suara sexy bossnya itu yang entah mengapa sangat terdengar familiar di telinganya. Bukan hanya itu, wangi tubuh Wasky juga tercium sangat jelas, bahkan bau mulutnya yang dominan berbau mint pun menyeruak mengaggu penciumannya.

Shelia memundurkan langkahnya. Ia terlihat sangat syok. Bagaiman tidak, rasanya semua bulu kuduknya berdiri, tak hanya itu, jantungnya pun ikut berdebar seperti sedang mengadakan party.

"Tak usah takut begitu, nona. Jika kau menginginknnya, kau bisa saja menjadi pemuasku. Bukan menjadi koleksiku, namun menjadi milikku." Ucap Wasky dengan penekanan di ujung kalimatnya.

"Bisakah kau bersikap sedikit lebih profesional, sir." Geram Shelia dengan nada yang rendah. Ia sudah tak bisa berbuat apapun kini. Di belakangnya terdapat pintu dan di depannya terdapat predator yang bisa kapan saja menerkamnya.

Wasky mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Shelia lalu mendekapnya erat seolah jika terlepas maka ia akan kehilangan Shelia. Shelia sendiri tak bisa berbuat apapun. Ia tersentak dengan pelukan yang sialnya terasa sangat nyaman itu.

"I miss you," ungkap Wasky.

              .o0×X×0o. • .o0×X×0o.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold CEO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang