7. Siluet Aneh Yang Terekam Kamera

6.6K 1K 161
                                    

"Itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu ... bayangan siapa?" tanya Tesla, terheran-heran melihat bentuk siluet hitam di tengah-tengah lorong gedung kosnya yang dipotret Magenta.

Mata Magenta mengernyit. "Itu yang aku heran. Seingatku, saat aku memoret ini, nggak ada siapa pun di lorong itu," sahutnya.

Tesla menarik napas cepat, matanya membeliak. "Itu artinya bayangan itu mahluk gaib. Kamu nggak melihatnya, tapi kamera kamu menangkap energinya," katanya.

Magenta menoleh, lalu tertawa sinis. "Kamu dari tadi mikirnya mahluk gaib terus. Buatku, ini cuma efek cahaya. Aku motret kemarin sore. Lampu di lorong itu belum dinyalakan. Sinar matahari sore menyusup lewat kaca jendela," bantahnya.

"Tapi itu kayak bayangan orang. Yang bawah kakinya, yang atas itu tangannya, kukunya panjang dan runcing." Tesla masih bersikeras dengan pendapatnya.

"Orang apaan. Tangannya aja lebih panjang dari kakinya, lehernya juga panjang banget. Ini pasti entah benda apa, mungkin ranting pohon di luar yang bayangannya jatuh ke lorong itu." Magenta membantah lagi.

"Apa kamu lupa, di luar gedung itu nggak ada pohon?" Tesla menarik satu ujung bibirnya, ekspresi wajahnya menunjukkan seolah dia pemenang dalam perdebatan ini.

Magenta terdiam agak lama. "Oke, bukan bayangan ranting pohon. Mungkin benda lain yang kebetulan terbawa orang yang melewati jendela."

"Aku yakin itu bayangan hantu," sanggah Tesla.

Mata Magenta menyipit. "Kamu senang ya berkhayal tentang hantu?"

"Aku nggak berkhayal." Tesla hampir berbisik lagi. Tapi dia melirik kanan dan kirinya terlebih dulu. Penumpang-penumpang lain berwajah kaukasia. Dia yakin di antara, mereka tak ada yang mengerti bahasa Indonesia. Dia melanjutkan ucapannya.

"Aku melihat beberapa hantu di gedung itu." Akhirnya dia memutuskan menceritakan apa yang dilihatnya pada Magenta. Seperti dugaannya, untuk sekian detik cowok itu terdiam seolah sedang berusaha mencerna maksud ucapan Tesla.

"Serius? Hantu? Bukan khayalan kamu aja?" sahut Magenta setengah menit kemudian.

Tesla menghela napas pasrah. "Aku udah menduga, kamu pasti nggak bakalan percaya," katanya lalu meniup udara.

"Aku memang nggak percaya kalau ada orang yang ngaku bisa melihat hantu. Mereka nggak bisa buktiin apa yang mereka lihat itu benar-benar ada. Itu cuma kata dia, bisa aja dia bohong."

"Tapi mahluk gaib memang ada. Tuhan memang menciptakan mahluk gaib."

"Iya, itu aku tahu. Tapi namanya aja mahluk gaib. Artinya nggak bisa terlihat oleh manusia. Kalau ada orang yang ngaku bisa lihat, dia cuma pengin dapat keuntungan."

Tesla menoleh cepat. Kalimat terakhir Magenta itu menyinggung perasaannya.

"Aku nggak bermaksud dapat keuntungan. Memangnya apa untungnya aku bilang ke kamu ada hantu di gedung kos kita? Aku cuma ngasih tahu apa yang aku lihat. Dan aku yakin itu bukan halusinasi. Mentalku sehat, ragaku juga sehat. Aku bukan pengidap skizofrenia."

Nightmare in Budapest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang