9. Penghuni Lain di Kamar Kos

5.9K 985 94
                                    

Tesla segera melompat dari tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tesla segera melompat dari tempat tidurnya. Bergerak cepat menyusup ke belakang tubuh Amara.

"Tesla! Kamu ngapain sih?" omel Amara merasa sangat terganggu.

Tapi Tesla tak menyahut. Dia malah merebahkan kepalanya ke punggung Amara dan memejamkan mata.

"Tesla! Berat, tau nggak? Udah ah, aku mau tidur." Amara menarik tubuhnya, hingga kepala Tesla yang bersandar di tubuhnya merosot.

"Please, aku tidur bareng kamu di tempat tidur kamu ya," ucap Tesla memohon.

"Apaan sih! Kamu kan punya tempat tidur sendiri. Ngapain tidur bareng di tempat tidurku. Kamu nggak normal ya? Tesla, cepat pindah dari tempat tidurku! Kalau kamu ganggu aku terus begini, aku bakal minta pindah kamar!" Amara semakin kesal.

Tesla tersentak. "Eh, jangan pindah kamar! Oke, aku balik ke tempat tidurku."

"Kamu salat, kan? Baca doa yang banyak, supaya nggak takut. Takut itu cuma sama Allah, jangan sama hantu."

Tesla memandangi layar ponselnya. Dia menahan diri sekuat tenaga tidak melirik ke arah pintu kamar mandi.

"Tesla, kamu denger nggak yang aku bilang tadi? Kamu lagi salat nggak? Kalau lagi nggak halangan, buruan salat. Berdoa sama Allah. Supaya jin yang ganggu kamu mental, nggak ganggu kamu lagi."

Tesla menoleh ke Amara.

"Gimana wudhunya? Aku nggak berani ke kamar mandi lagi," bisik Tesla.

Amara mendelik. "Ampun deh ya. Penakut amat sih. Ke kamar mandi aja nggak berani!"

"Kalau kamu bisa lihat apa yang aku lihat, kamu pasti nggak bakal berani juga, Ra. Aku juga nggak ngerti, kenapa di sini aku jadi bisa lihat penampakan. Padahal selama ini, maksudku sebelum aku ke sini, aku nggak bisa lihat yang gaib-gaib. Waktu SMA aku pernah berkemah bareng teman-teman sekolah. Ada teman yang bilang dekat tempat kami kemah itu angker. Ada yang lihat penampakan, ada yang kesurupan, tapi aku nggak lihat apa-apa. Tapi di sini, sejak pertama kali aku datang, aku udah disambut penampakan hantu. Mana serem banget hantunya." Tesla bergidik. Amara tak bereaksi, hanya melipat tangannya di dada dan menatap Tesla.

"Kamu tahu patung sepatu yang berjajar di pinggir Sungai Danube yang katanya memorial untuk korban orang-orang yahudi yang ditembaki di masa perang dunia kedua?" tanya Tesla setelah sekian detik Amara masih diam.

"Patung sepatu?" Reaksi Amara menunjukkan dia belum pernah melihat memorial sepatu itu.

"Aku ke sana diantar teman. Dia cuma melihat patung sepatu dari besi berkarat berjajar di tepi sungai. Tapi aku, bisa melihat roh-roh orang-orang Yahudi yang dulu ditembaki."

"Roh?" Nada suara Amara masih terkesan tak percaya.

"Nggak tau itu roh, hantu, atau jin. Pokoknya, aku lihat laki-laki dan perempuan berdiri berjajar, bajunya kuno dan lusuh, badan mereka basah, mereka nggak pakai sepatu. Temanku nggak bisa lihat, tapi aku bisa. Aku nggak tahu kenapa. Apa itu salahku kalau aku bisa lihat tapi orang lain nggak bisa?" keluh Tesla.

Nightmare in Budapest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang