Happy wedding
Eh
Happy Reading <3
Alicia menggulingkan badannya kesana kemari mencadi posisi nyaman, setelah melakukan banyak gaya, akhirnya Alicia memilih terlentang, matanya sibuk menyusuri isi kamar bernuansa krem. Kamar itu adalah kamarnya yang entah kapan terakhir kali ia tidur disini.
Alicia berfikir sejenak, bahkan kamar ini tiga kali lebih besar dari kamarnya yang ada di kos kosan. Barang barangnya pun masih tersusun rapi. Di lemari, rak, maupun laci.
Pikirannya menerawang jauh. Ia selalu ingat perlakuan apa saja yang ia dapatkan dirumah ini. Sangat menyakitkan. Cacian, makian, tamparan, sering ia dapatkan di rumah ini
Tak terasa air matanya menetes
'Mama' lirihnya sendu
Tok tok tok
Alicia menghapus air matanya dengan kasar, lalu ia beranjak dari rebahannya dan berjalan ke arah pintu
Ceklek
Terlihat seorang wanita dewasa yang tersenyum sopan kearahnya
"Ada apa mbak?"
"Makan malam sudah siap nona," ucap mbak Riri dengan sopan
"Iya mbak, nanti Lia turun" Mbak Riri mengangguk dan permisi untuk pergi
Alicia menguatkan hatinya untuk berhadapan langsung dengan papanya. Pasti disana ada papanya
Alicia dengan cepat turun dan menuju meja makan, disana sudah ada Aryanto, papanya. Terlihat raut lelah yang sangat kental di wajahnya. Umur papanya 42 tahun, namun beliau masih terlihat gagah dan tampan
Alicia berjalan pelan dan duduk di berhadapan dengan Aryanto
"Selamat malam pa, Papa terlihat capek," sapanya kaku. Terlihat Aryanto masih memasang tampang datar. Selalu saja begitu
"Menurutmu?!" Sarkasnya dingin. Alicia tersenyum kecil
"Papa mau makan apa? Biar Lia ambilkan" ucap Alicia halus sambil mengambil nasi untuk papanya
"Nggak usah!" Ucap Aryanto dingin, sontak membuat tangan Alicia yang membawa sendok besar penuh nasi terhenti di udara
Alicia mengerjabkan matanya saat papanya pergi dari meja makan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan beliau belum makan sesuappun
Kedua pundak Alicia turun. Apa segitu jijiknya Aryanto sampai ia tak sudi makan semeja dengan Alicia? Apa kesalahan Alicia tak bisa dimaafkan?
Alicia tersenyum saat merasakan pundaknya di belai dengan lembut. Alicia menoleh, ia mendapati senyum mbak Riri. Wanita usia kepala tiga itu berusaha memberi semangat untuk nonanya
"Nona Lia harus kuat"
"Iya mbak" ucapnya
"Mbak udah makan? Temani Alicia ya mbak, yakali Lia harus habisin makan bejibun segini banyak sendiri" ucapnya lalu tertawa. Mbak Riri yang melihat itu tersenyum miris. Ia salut dengan Nonanya yang selalu berusaha ceria walaupun kenyataannya begitu
Merekapun makan bersama diwarnai dengan cerita tentang kisah cinta mbak Riri yang menjadi hiburan tersendiri bagi Alicia
Sepasang mata tertuju kepada mereka. Mata setajam elang itu menatap Alicia dengan benci, namun ada kilat kerinduan
"Saya benci kamu Alicia!"
••●MNiA●••
Saat ini Alicia tengah berdiri tepat didepan kelasnya. Suasana sangat sepi karena jam pulang telah lewat. Alicia sedang menunggu Septi yang sedang ada urusan di ruang guru. Ia menyenderkan tubuhnya ke tembok
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Alicia
Teen FictionKisah tentang Alicia yang diharuskan berubah menjadi Alice Alicia yang tomboy, tempramen, dan keras itu kini berubah menjadi sosok feminim yang manis Ia ditugaskan oleh Alice untuk menjaga pacarnya selama Alice pergi Dari sandiwara ini, Alicia malah...