part 5 *17++*

29.9K 286 7
                                    

*buat kalian yang belum cukup umur skip aja ya bambangku hehe* Makasih

⚠️⚠️⚠️

*Jika kalian suka tolong tinggalkan jejak ya bambangku klik bintang di pojokan . Makasih bambangku"

🌷🌷🌷

Tiba tiba semua yang tengah ngumpul itu di kagetkan oleh suara seseorang.

"BRISIK, GUE NGANTUK ANJIR PULANG AJA KALO MAU NGEGOSIP," teriak Irene dengan nada kesalnya karna tidurnya terganggu oleh suara suara aneh :v. Teriakannya seperti seseorang baru bangun tidur tanpa beban anjir. :v

Dan seketika semua mata tertuju pada sang empu yang barusaja teriak dengan tampang watadosnya.

"Parah nih kita udah mau ninggalin urusan kita dan respon lu kaya gitu parah sih" kata Zidan

"Lu pikir kita ngapain disini? Jagain mayat?" Tanya Bobbi

"GILA GILA SI, LU HARUS JELASIN KE KITA. GIMANA BISA LU SAKIT DAN KITA GAK TAU. LU PUNYA SIAPA SIH DI SINI SELAIN KITA KITA, KITA KITA ITU KHAWATIR SAMA LU DAN LU? LIAT LU... GILA SIH" Semprot Hanna yang langdung berdiri menuju bangkar tersebut. Irene yangkaget melihat respon temannya hanya memandang mereka.

"LU PIKIR GUE GAK BAKALAN MARAH JUGA SAMA LU, LU PIKIR GUE GAK BISA MARAH SAMA LU"Sentak Hanna, yang sudah berada di samping bangkarnya Irene. Irene hanya memandang temannya itu.

"LU SIAPA SIH SADAR DIRI DONG.."

"Han udah han" Septian yang melihat itu langsung beranjak dan mencoba menenangkan Hanna, sedangkan Irene hanya memandang ke arah lain sambil menahan emosi.

Seketika keadaan menjadi serius.

"DIAM SEPTIAN, ni anak emang harus di sadarin kalo ngga dia bakalan kaya gitu aja terus seenak jidat bikin kita khawatir gila sih. Males gue" ucap Hanna menujuk Irene, setelah berbicaya Hanna langsung keluar dari kamar tersebut. Yang langsung di susul oleh septian dan zidan.

"Are u oke?" Tanya Mario.

"Mmmmm.. bisa tinggalin gue sendiri" jawab Irene dengan gumaman.

"Kalo itu bikin lu tenah oke , kalo ada apa apa hubungin kita ya. inget lu punya kita ren" jawab Bobbi, lalu hanya terdengar gumanan dari si Irene.

🌷🌷🌷

*Bruk*

Tiba tiba Irene yang tengah melamun di kagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba masuk.

"Allex? " tanya Irene pada Allex dengan nada bingung, yaaaa yang baru saja datang itu Allex pacarnya Irene. Namun yang tahu hubungan mereka hanya teman-teman Irene saja.

"Lu pikir siapa? Ini guelah" jawab Allex alakadarnya.

"Tau dari mana?" Tanya Irene.

"Bobbi" jawab Allex yang baru saja duduk di samping tempat tidur Irene.

"Oooo" gumam Irene

"Sialan nih Bobbi maen sebarluaskan ae hadeeeeh"dalem atinya Irene

"Lu sakit apa, maksud gue sejak kapan? Ko gue gak tau" tanya Allex yang tengah memainkan tangan Irene.

"Emng disini siapa yang tau gue sakit, ngga ada kok." Kata Irene santai.

"Kenapa? Lu pikir lu punya siapa disini kalo bukan temen lu sama gue ." Geram Allex. Dia kawatir dengan keadaan pacarnya itu.

"Kalo lu datang cuma mau marah marah mending pergi aja deh. Males gue ladeninnya." Jawab Irene nada kesal. Baru saja dia di marahi oleh teman-temannya.

"Oke" langsung bangkit menuju pintu karna merasa di usir. Namun sebelum mencapai pintu Irene menahannya.

"Gue cuma gak mau nyusahin kalian. Salah ya gue? Gue tau gue gak punya siapa siapa. Gue sendiri tanpa kalian. Malang banget ya hidup gue." Ucap Irene

"Lu tau kan gue lahir prematur, gampang banget bagi penyakit buat nempel di gue, gue benci ketika kalian menatap gue dengan tatapan kasihan, iba, dan sebagainya gue benci, gue lebih suka kaya gini biasa aja seolah olah gue baik baik aja...."

"Padahal daleman lu ancur gitu? Terus lu tiba tiba mati karna gak jaga badan. Itu malah bikin kita khawatir dan kecewa sama diri kita sendiri re." Potong Allex yang langsung berbalik berjalan ke Hadapan Irene.

"Rere gue sayang sama lu" tepat di hadapan Irene yang tengah duduk di ranjangnya.

"Tapi lu terlihat bodo amat tuh sama gue"jawab Irene.

"Sorry, musuh gue banyak lu tau sendiri, gue gak mau aja lu kebawa bawa." Kata Allex dengan nada yang sangat lembut

"Karan gue lemah iya?"tanya Irene.

"Ngga rere bukan itu" jawab Allex yang langsung memegang wajahnya Irene dengan kedua tangannya.

"Apa"

Namun bukannya menjawab Tiba tiba Allex menempelkan bibirnya pada bibir Irene. Irene yang kaget hanya menikmati tanpa membalas. semakin lama semakin panas . Irene pun ikut bergabung ke dalam permainan bibirnya Allex. Mereka larut dalam ciuman yang di buat oleh Allex.

Tanpa sadar posisi mereka sekarang sangat lah intim, Allex menatap Irene yang berada di bawahnya tanpa melepaskan pagutannya.

Mereka saling menatap. Tersenyum. Lalu Irene memejamkan matanya lagi menikmati permainan bibir yang Allex ciptakan.

Lalu tiba tiba

*ceklek*

"Si anjing , mesum mulu, YA AMPUUUUUN MATA GUU TERNODAIIIIIIIIII. PULANG LU SONO GAK USAH DI RAWAT RAWATAN"

Mereka yang tengah asik berciuman pun langsung melepaskan pagutannya. Mereka juga sama kagetnya dengan kedatangan Bobbi dan Mario yang mendadak itu.

Mario yang melihat itu langsung menyeret Allex keluar dan dan menghajarnya habis habisan. Lalu mereka bakuhantam.

"LOOO...." *BUGG* Mario melayangkan tinjunya pada pipi kiri Allex lalu langdung Di balas dengan tendangan pada wajah Mario. Mario langsung tersungkur.

"Kenapa dia pacar gue suka suka gue dong, lagian dia juga suka suka aja tuh" tersenyum meremehkan sambil memegangi bibirnya yang robek akibat pukulannya Mario.

"ANJIIING" Mario langsung bangun dan memukul kepala Allex.

"MARIO, ALLEX. UDAAAAH."

"STOOOOOP"

"DI ANJING BUDEK YA"

teriak Irene namun tidak Di gubris oleh mereka. Mereka masih saja bakuhantam sampai wajah mereka tidak terbentuk lagi.

"BOBII LU KO CUMA NONTON. ANJING JUGA YA. BANTUIN PISAHIN MEREKA KE SIALAN" sentak Irene pada Bobbi yang anteng menonton mereka.

"IH BIARIN AJA SERU LAGI," jawab Bobbi masih mantengin mereka.

*plak* Irene memukul kepalanya Bobbi.

"Aduuuh sakit ren ok ok " Bobbi mengaduh . Lalu Bobbi pun ikut memisahkan mereka.

Dari kejauhan teman temannya Irene yang melihat itu langsung berlari ikut memisahkan mereka.

🌷🌷🌷

Jika ingin menyampaikan kritik, saran, masukan, atau pesan kalian😁. Pintu komentar terbuka lebar ya bams❤. Makasih

Jakarta, 16 Nov 2019

My Bad LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang