-1-

892 52 4
                                    

Hai hai! Namaku Josefin Kimberly Ardian. Mahasiswa semester lima di Universitas Indonesia. Masuk fakultas teknik dan jurusan Teknik Komputer dan Sistem Komputer. Tinggal sendiri di kota Jakarta, di sebuah apartemen pribadi pemberian Mama.

Selama tinggal di Jakarta, aku nggak pernah ada keluhan. Terlebih uang tabungan yang selalu aku sisihkan membuatku tak meminta uang lagi pada Papa. Bukan sisa uang sih, lebih tepatnya gaji bulanan. Selain kuliah, aku juga kerja paruh waktu di sebuah kafetaria.

Urusan fisik. Banyak yang sering bilang aku ini cantik. Mungkin mereka tidak bohong, setiap pertama kali bertemu pada seseorang pasti mereka bilang, 'cantik banget, dewasa lagi.'. Sedikit terganggu dengan perkataan mereka yang menyebut aku 'dewasa', karena aku merasa diriku biasa saja, tidak ada yang istimewa.

Punya empat sahabat, dan ngga ada satupun perempuan. Diantaranya adalah Bobby, yang satu fakultas denganku, Dani yang masuk fakultas MIPA, Iyan yang satu fakultas dengan Dani, dan terakhir Fiko yang masuk fakultas ilmu terapan. Meskipun mereka cowok, tapi mereka semua baik sama aku. Apalagi di kampus kami cukup dikenal dalam area fakultas Teknik dan MIPA. Lumayan juga sering jadi sorotan kalau ada yang trending, katanya kami berlima ngga pernah telat update Instagram, pfftt..

Kalau kalian ngira aku ini tomboy, kalian salah. Tapi bukan salah besar. Aku tidak tomboy, cuma gaya  berpakaianku saja. Aku lebih suka memakai skinny jeans atau baju kaos, switer, jaket jeans gaya cewek, dan converse atau kets. Lebih nyaman aja dibanding dress atau high heels, atau rok dan semacamnya. Apa begitu masih dibilang tomboy? Entahlah, aku tidak peduli. Rambutku panjang sesiku, warnanya tidak hitam sepenuhnya, ada perpaduan cokelat dan kuning muda.

Tinggi, proporsional sekitar 160 atau 163 cm. Badan, bagus untuk ukuran cewek pada umumnya. Ngga gemuk, ngga kurus juga. Aku ngga pernah punya pacar, tapi beberapa kali naruh hati sama cowok, tapi ngga pernah serius. Paling rasa itu muncul kalau mereka ganteng aja, lebih tepatnya bukan suka, tapi kagum. Pas dianya deketin, aku malah ngejauhin, pfftt.. Bodo amat.

"Kim, ntar ngumpul ya!" teriak Bobby dari arah parkiran.

"okke Bob!" balasku sambil ngacungin jari jempol.

"hai Kim, jadi ngga ke perpus?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Cewek berperawakan tinggi, tingginya sama denganku. Rambutnya hitam legam di potong sebahu. Berkacamata dan berpipi chubby. Tubuhnya juga berisi.

"jadi kok Sya. Yuk, langsung." ujarku pada Hasya dan segera mengikutiku menuju perpus.

Hasya ini junior, baru semester dua. Makanya dia sering nanya ke aku tempat-tempat yang ada di kampus, seperti perpustakaan, kantin atau toilet. Mamaku dan Ayahnya bersaudara kandung. Lebih tepatnya dia itu adik sepupuku.

"makasih Kim." ujarnya setelah sampai di lorong perpus.

"oke Sya, gue balik duluan ya." pamitku.

"okke, hati-hati ya."

"iya. Bye!"

"bye!"

Aku segera berlari keluar dari gerbang kampus. Berharap Iyan masih setia sama mobilnya. Tapi nihil, keempat sahabatku udah pada pulang semua. Fiks! Aku ngga tau pulang sama siapa.

"nunggu jemputan juga ya, Kim?" tanya seorang cewek tidak terlalu tinggi dengan senyuman manis.

"iya, lo Atri kan? Anak fakultas MIPA, yang satu fakultas sama Dani?" tanyaku dan Atri mengangguk.

Di sebelah Atri ada seorang cewe, dia cantik banget. Aku kenal dia, tapi mungkin dia ngga kenal aku. Dia cewek paling dikenal di kampus, dikenal akan kecantikan dan kepintarannya, jadi kagum. Kalo ngga salah, namanya Raissa. Sahabatan sama Atri udah lama, bahkan saat aku daftar di kampus ini, aku udah lihat mereka sama-sama terus.

"oh, Sa, itu Randy, yuk cepet!" ajak Atri pada cewek itu. Raissa mengalihkan perhatiannya dari handphone dan menatapku sejenak. Dia tersenyum, cuma aku ngga sempet balas senyumnya karena keburu di tarik Atri.

Ku buka grup WhatsApp yang berisi kami berlima.

om_bob off_ Grup

Kalian kemana sih?

Di secret Kim, langsung ngumpul aja. - Fiko

Tanpa ngebalas chat, aku langsung tahan taxi dan pergi ke secret. Secret adalah tempat kami sering berkumpul, atau sekedar nongkrong. Tempatnya cukup luas, kaya perbengkelan kosong gitu. Yang dapat tempat ini tuh Bobby, katanya bagus karena di tengah kota. Ngga jauh dari keramaian.

Sesampainya di secret, aku langsung cari mereka. Ternyata mereka lagi nongkrong di depan. Aku langsung kesana dan duduk di samping Iyan.

"kemana aja lo, Kim? Udah di cariin tadi." tanya Iyan sambil memberikanku sebotol air mineral.

"tadi gue anterin Hasya dulu ke perpustakaan, soalnya kan dia maba." jawabku sambil meneguk air mineral itu dengan sedikit rakus.

"Hasya yang imut itu ya? Kenalin gue dong Kim." pinta Dani memelas.

"idih, males banget ngenalin cowo playboy kaya lo sama sepupu gue. Malah yang ada lo malah nyakitin dia lagi." candaku sambil tertawa. Semuanya tertawa, Dani hanya memasang wajah datar.

"yaudah deh, ntar sore gue ada matkul, gue balik duluan ya guys." pamitku pada mereka sambil meraih tasku.

"ngga asik banget sih Kim, masa lo cuma dateng abisin air gue doang." sahut Fiko sambil memainkan senar gitarnya.

"hahahaha.. Sorry, gue balik duluan ya guys. Bye!"

"bye!" sahut mereka bersamaan.

"hati-hati Kim!" teriak Bobby. Dan aku cuma ngacungin jempol.

°°°

Jam tiga sore aku langsung buru-buru ke kampus. Kelasku sebenernya jam empat nanti, cuma berangkat lebih awal biar bisa mampir ke secret dulu.

Aku langsung buka WhatsApp dan chat Bobby di private chat.

Bob kalian di secret ya?
SEND📲

ngga Kim, kita di starbucks biasa, mau dateng?

Ngga deh, abis MK aja gue kesana. Ngga lama kok.
SEND📲

oke deh..

Aku nggak balas lagi. Langsung jalan masuk ke kampus. Tujuanku kali ini adalah, kantin. Lagian MK masih lama. Tiba-tiba hapeku bunyi, ada yang nelpon. Sibuk cari hp di dalam tas, tiba-tiba....

bukk!

"aww!" ringis seseorang yang ngga sengaja aku tabrak. Dengan cepat aku noleh, seorang perempuan cantik menggunakan rok pendek dan kemeja cewek warna putih. Rambutnya di urai lurus dan menggunakan high heels yang ngga terlalu tinggi.

"eeh.. Mm, maaf maaf. Gue ngga fokus tadi, lo ngga apa-apa kan?" tanyaku dan mencoba mengulurkan tangan untuk bantu dia berdiri.

Dia pun langsung raih tanganku dan langsung berdiri.
"iya ngga apa-apa, gue baik-baik aja kok." ucapnya tersenyum manis. Pantes aja dia jadi incaran para cowok, cantik banget soalnya. Feminine lagi.

"ohh, oke. Gue kesana dulu. bye!" ujarku langsung.

"bye." balasnya.

Saat aku pergi, aku ngerasa dia masih diam ditempatnya, tapi ngga tau deh. Aku cepat-cepat ke kantin untuk beli air.








VOTE YES! You number one!

Really Love? [gxg] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang