-2-

462 45 8
                                    

Hai, namaku Ratri Raissa Elysia. Mahasiswa semester lima di Universitas Indonesia. Aku masuk di fakultas MIPA jurusan Fisika. Di Jakarta tinggal bareng kakak perempuanku, namanya Regina Rayliza. Teman-temannya panggil dia Gina, kalo aku Kak Lisa.

Aku tidak pernah kekurangan apapun disini. Kakakku yang bekerja sebagai seorang sekretaris perusahaan di salah satu perusahaan besar di Jakarta membuatku merasa berkecukupan. Bahkan Kak Lisa menghadiahkanku sebuah mini car saat aku ulang tahun yang ke 18 tahun.

Urusan pribadi selesai. Sekarang tentang hubungan asmara dan pendidikan. Soal pacar, aku pernah punya pacar beberapa kali. Dan rata-rata putus karena alasan satu, katanya mereka bosan pacaran sama aku yang ngga pernah ngizinin mereka dateng ke rumahku. Aku memang pacaran, tapi bukan berarti aku memberikan segalanya termasuk harga diriku. Terserah mereka yang mau ninggalin aku atau putusin aku dengan alasan seperti itu, meskipun sering galau, tapi tidak lama cukup butuh waktu satu hari saja aku sudah bisa lupain mereka.

Dan mantan terakhirku itu Rio, laki-laki pendiam yang menjadi pacarku waktu SMA. Aku nerima dia karena suka, bukan cinta. Dia orang yang baik, terima aku apa adanya dan tidak pernah sekalipun menemuiku kecuali ada hal yang penting, itupun di sekolah saja. Diluar rumah dia tidak pernah mengajakku ketemuan, well itu bikin aku nyaman. Bahkan selama tiga tahun pacaran, dia bisa bikin aku jatuh cinta sama dia. Tapi naas, tuhan mengambilnya tepat setelah pelulusan. Dan disitu aku bener-bener galau maksimall. Dan itu juga yang menjadi alasan kenapa aku ngga pernah pacaran lagi selama dua dua tahun terakhir. Jujur, aku belum sepenuhnya move on.

Tapi semenjak bertemu dengan dia. Seseorang yang mampu mengubahku 180°. Dia bukan cowok, tapi cewek. Well, jangan kaget. Entah sejak kapan aku mulai suka dan cinta sama dia. Dan tentunya ada alasan dibalik itu. Senyumnya, suaranya, gayanya, bahkan gerak geriknya selalu aku perhatikan. Meski dari jauh.

Kemarin saat tunggu Randy, pacar sahabatku datang, ternyata dia juga ikutan menunggu. Dalam hati aku bertanya, kemana empat teman cowoknya? Dan kaget banget pas Atri, sahabatku mengajaknya ngomong. Aku langsung tunduk berpura-pura main handphone. Ketika Randy datang, mataku tak sengaja bertubrukan dengan mata coklat indahnya. Aku memberikan diri untuk tersenyum, tapi dia tidak membalasnya. Sakittt.

Dan barusan, beberapa detik yang lalu dia tak sengaja menabrakku. Dia meminta maaf atas kesalahannya, dan tentu saja aku memaafkannya. Mungkin kalau orang lain, aku sudah memaki mereka. Aku memperhatikannya dari belakang secara rinci. Rambut pirang alaminya diurai lurus, dengan memakai skinny jeans distressed hitam dan baju kaos biasa yang dilapisi jaket jeans cewek warna hijau army. Pakai topi snapback hitam putih dan converse putih. Ditambah backpack hitam yang di gantung di lengan kanannya. Dia benar-benar menghipnotisku.

Dia terus berjalan, entahlah mungkin ke kantin. Aku segera berjalan keluar kampus untuk menemui Atri di starbucks yang ngga jauh dari kampus. Lagian matkul udah selesai. Dan ngga ada kelas lagi. Atri udah selesai duluan sejak siang tadi.

Sesampainya di depan starbucks, aku segera menepikan mini car merahku di depan starbucks ini. Entah kenapa sore ini lumayan banyak pengunjung. Biasanya yang memadati starbucks ini adalah mahasiswa, namun sekarang ada sebagian anak SMA atau pekerja.

Ku edarkan pandanganku ke setiap sudut kafe ini, setelah mendapati keberadaan Atri, aku segera berjalan ke arahnya.

"ngelamun deh, kebiasaan." ujarku menyadarkannya dari lamunan.

"abis lo lama banget sih Sa." balas Atri. Aku hanya cengingisan. "Sa, itu kan anak anak, om bob, iya kan?" tanya Atri sambil menepuk pelan pundakku. Refleks, aku menoleh ke belakang, benar. Keempat cowok itu adalah anak anak om bob official. Tapi kenapa cuma berempat?

Really Love? [gxg] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang