mengharap dan diharapkan

10 2 0
                                    

Suasana cafe yang terkesan klasik membuat Annisa kian betah berdiam diri sembari menikmati kopisusu kesukaanya, merenung akan hari yang kian berlalu akan hati yang tak kunjung berubah, serta dia yang seolah olah tak tau. Malam yang kian larut tetap membuatnya semakin nyaman tak kenal waktu dengan secangkir kopisusunya.

"Woiiii kanebo keringggggg" teriak seseorang sembari menggebrak meja tempat Annisa berada, refleksnya Annisa menyemburkan kopisusu yang belum sempat dia telan

"Eh anjirrr gua malah disiram lagi, gasopan banget si lu, ganti rugi perawatan wajah gua gak lu" protes cowok tersebut sembari mengelap wajahnya dengan wajah kesal

"Lah? Salah elu, ngapain lu ngegebrak meja gua? Ngapain lu ngagetin gua?" Jawabnya cuek

"Eh oon, maksud gua nyamperin elu tuh baik, lu ga liat ini udah jam berapa? Kafe udah mau tutup, tapi gegara elu yang udah kek kucing mo beranak, pegawai kafenya ga tega ngusir lu" kesalnya sembari melirik kearah pegawai kafe yang memandang mereka berharap mereka akan segera pergi meninggalkan area kafe agar bisa segera menutup kafenya

Annisa melirik pegawai cafe tersebut, kemudian merogoh tasnya dan menaroh selembaran uang 50k lalu berlalu pergi meninggalkan Rendy yang masih menceloteh

"Ehhhh anjir gua ditinggal"

"Apaan si Rend, gua badmood juga masih lu ganggu, mau jadi samsak emosi gua lu ?"

"Kalo itu yang bikin lu seneng kenapa enggak"

"Serahhhhhhlu Rendd"

"Mending sekarang lu ikut gua yok" ajak Rendy sambil menarik tangan Annisa menuju motornya

"Kemana? Gua capekkk, pen pulang iniiii" gerutunya

"Udah ikut aja napa si, gua jamin ga bakal nyesel deh lu"

Dengan pasrah, Annisa menaiki motor Rendy dan berpegangan pada tas nya

Sekitar 10 menit Rendy mberhentikan motornya disebuah taman, yang dipenuhi banyak anak kecil

"Elu ngapain bawa gua kesini Rend?"

"Gpp, pengen aja, eh beli ice cream yok ca"

"Eh? Ca? Lu ngomong sama siapa dah?" Bingung Annisa

"Ya sama elo lah"

"Sejak kapan nama gua berubah?" Herannya sembati menatao Rendy tajam

"Sejak pertama kali, kulihat dirimu hadirr"

"Lah malah nyanyi, mana fals lagi, dah beliin gua es krim sono, 2 cup ya" setelah mengucap kan kalimat berisikan perintah mutlak tersebut, Annisa berlalu pergi meninggalkan Rendy

Sedangkan Rendy berdiri cengi d tempatnya
"Anjir, galak galak gitu bisa cerewet gegara eskrim ya" gumamnya seraya bernjak menuju penjual es

✨✨

"Woiiiii"

"Anjir kaget gua, siniin eskrimnya"

Tanpa menunggu jawaban Rendy, Annisa merebut dua cup eskrim yang dipegang Rendy, dan melahap dengan begitu lahap, sampai melupakan keberadaan Rendy disebelahnya

"Sa"
.......
Bukannya menoleh ataupun merespon, Annisa hanya diam sembari menikmati eskrim nya

"Annisa"
........
Rendy yang merasa kesal karna diacuhkan, segera mendekat dan menjewer kuping Annisa seraya berteriak dikuping Annisa

"WOIII, ELU TULI APA GIMANA"
Annisa yang merasa terganggu dan merasa sakit dikupingnya segera menepis dan menyikut perut Rendy

"Elu ga ganggu gua sehari aja gabisa kali ya Rend?

"Lah salah elu, udah gua panggil baik baik, malah gadenger"

"Ck, apaan emang? Lu dapet kupon undian abis beli es krim?"
" Kagakk"
"Terus? Dapet hadiah ciki?"

Rendy menghela nafas, dan memutar tubuhnya menghadap Annisa
Annisa yang merasa Rendy menatapnya dengan serius, menghentikan altifitasnya memakan eskrim

"Gua lagi serius"
"Sok.. " belum selesau ucapan Annisa, Rendy sudah memotong ucapannya

" Gua beneran serius"
Annisa yang menatap raut keseriusan di wajah Rendy, kini mulai merubah raut wajahnya, dan memutar duduknya menghadap Rendy

"Mau ngomong ape lu?" Ucapnya sembari menaikkan sebelah alismatanya

Rendy yang mendengar respon Annisa kembali memutar duduknya, mentap lurus pada pengunjung taman

" Menurut lo, salah ga sih kalo gua ngarepin orang, yang malah ngarepin orang lain?"

"Tumben banget lu?
"Ck tinggal jawab aja napa siii?"

" Enggak, elu ga salah Rend, lu berhak ngarep, tapi jangan ngarep doang, lo harus usaha, ngeyakinin dia, bahwa orang yang dia harapin gak mandang dia sama sekali, nggak respek sama harapannya, harusnya dia mandang kebelakang, disana ada elo Rend, elo yang senantiasa bersabar, menunggu, mengharapkan kehadirannya, hanya untuk menoleh dan melihat, masih ada orang yang sayang dan peduli sama dia, orang yang bersedia menjaganya tanpa diharapkan, tapi kalo harapan lu gaada kemungkinan,lebih baik elo mundur Rend, masih ada yang kain, jangan berharap pada hal yang sudah memiliki harapan besar pada orang lain, terkadang kita gabisa buat milih berharap dan diharapkan siapapun Rend, karna hati gapake logika" ucap Annisa sambil menatap kosong kearah depan, dia merasa jawaban ini bukan hanya untuk Rendy, tapi juga untuk dirinya, harusnya dia berhenti mengharap, akan hal yang tak mungkin untuk digapainya, untuk dia yang takkan pernah menatap perjuangannya, untuk dia yang sama sekali tak pernah mengharapkannya

Rendy menatap Annisa sembari tersenyum
"Okee, mulai sekarang gua bakal nyoba buat usahain harapan gua ke elo nis "

Annisa yang merasa salah dengar , melayangkan pertanyaan pada Rendy
"Hah? Elu bilang apa barusan?"

"Gua bilang, udah mau hujan, ayok pulang" Ucapnya sembari berlalu pergi meninggalkan Annisa

Gaje yaw?
Maklumin ya gess, namanya juga noob
Wkkwk
Jangan lupa kasih bintang + commentnya
💙💙💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KaltherzigTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang