#2

6 0 0
                                    

"ah lelahnya hari ini"

Duduk di bibir kasur sambil membungkukukan sedikit punggungku karna efek kelelahan.

Aku mulai menggeliat dan mengambil posisi nyaman untuk mengakhiri hari ini. Hari yang melelahkan, hari yang membuat pikiranku tak bisa berhenti bekerja karna terus memikirkan banyak hal yang terjadi hari ini.

Aku mulai memejamkan mataku, hujan turun lagi dimalam hari. Seraya mengingatkanku pada wajah sesosok gadis berambut pendek, bau parfum milk miliknya masih tercium diujung hidungku.
Ahh aneh sekali rasanya memikirkan wanita itu.

Biarkan hujan turun bersuara di tengah heningnya malam dan menjadi lagu pengantar tidurku ini, batinku.

--------------------------------------------------------------

Matahari terasa hangat di wajahku. Ternyata cahayanya sudah mulai menerobos kaca jendela kamarku.  Cahaya hangatnya bersinar diwajahku seakan menjadi alarm alami ku.

Aku terbangun, mengusap wajah dengan kedua telapaku. Tak seperti biasa sepagi ini aku melamun di kasurku, dengan muka bantal terpapar diwajahku. Hanya memikirkan hari ini akan berakhir seperti apa.

Tak lama aku bergegas mandi dan pergi ke sekolah.

Angin pagi ini terasa dingin. Aku berjalan menuju halte bis dengan balutan jaket army yang dibawakan ibuku.

Tak lama sampai di halte, bis nomor 62 menjemputku. Aku memasuki bis dan duduk sampai di halte sekolah tentunya.

Sekolahku ini memang berisi anak anak elit. Hampir semuanya berangkat diantarkan sopir pribadinya. Ada juga yang bersepeda. Contohnya teman sebangkuku sekaligus sahabatku, Alieska.

Alieska adalah sahabatku, dia berteman denganku sejak kecil, karna dulu ia tinggal didekat rumahku.
semenjak kelas 5 sd aku pindah ke tempat yang dekat dengan kantor ayahku. Namun itu tidak membuat pertemanan kita terlupakan.  Alieska malah selalu merengek kepada orang tuanya agar dia bisa sesekolahan denganku.

'Hei Vien!' Seru Alieska memanggilku ketika ia sedang memarkirkan sepedanya.

Hai! Namaku Jovien Malawi. Biasa dipanggil Vien. Aku adalah anak rajin,kutu buku, cupu tapi selalu peringkat satu, terlahir menjadi anak tunggal dikeluarga yang kaya. Sifatku yang sederhana membuat banyak orang terheran jika melihat latar belakangku. Oiya, aku juga anak pendiam, hobi membuat puisi lalu aku tempelkan dibuku diaryku.

"Hei! Tumben baru berangkat?" Tanyaku pada Alieska.

"Kamu kayanya yang kepagian. Hari ini nilai ulangan dipajang dimading kan? Coba ayok liat, semoga nilaiku nggak jelek lagii,,, muluuuuuuuu......."
Ucap Alieska mengajaku ke mading.

Aku dan Alieska berjalan menuju mading. Benar kata Alieska, nilai ulangan dipajang. Banyak murid menutupi mading dengan punggungnya, suasana sangat ramai.

"Cie Vien peringkat satu lagi..." Ucap salah satu gadis anak kelas sebelah seperti sedang menggodaku.

"Hehe" tertawa kecil.

"Yesssssssssssssss!" suara teriakan wanita yang sangat nyaring di telinga. Ternyata Alieska.

"Vien!!!! Sini liat! Rangkingku naikkkkkkkkk,, ihhh seneng ihhhh" seru Alieska kegirangan.

"Rangking berapa sekarang??" Tanyaku .

"253, kemaren kan 255, ih seneng ihhhhhh"

Suasana menjadi hening, semua siswa memandang aku dan Alieska yang sekarang berada tepat didepan mading.

"Hmmm hehe ya Al iya, selamat ya, yuk ke kelas." Jawabku sambil menarik tangan Alieska, menahan malu.

Haha Alieska Alieska, sangat sederhana bukan, jumlah siswa seangkatan ada 256, ulangan kemarin dia rangking 255 sekarang 253 sudah girang sekali..



Semoga suka yaaa :v jan lupa vote yaa, komen komen sesuka kalian boleh dahhhh, sampe jumpa di part selanjutnya.... mumumumu

Semestinya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang