Masa lalu

2 2 0
                                    

Geo baru saja keluar dari apotek tempat ia membeli obat untuk Vany, namun ia disambut dengan deru hujan yang amat deras, namun bukan Geo namanya jika tidak nekat, ia menembus hujan begitu saja, hanya berteduh pada seragam tipis yang ia pegang di atas kepalanya, Geo tiba di tempat ia memarkirkan mobilnya. Sambil menyiapkan mobilnya, Geo bersenandung kecil, bermaksud kembali ke rumah Vany, namun sesuatu mengalihkan pandangannya saat ia baru saja hendak meninggalkan tempat ia berdiam.

Seseorang, seseorang yang terasa amat familiar bagi Geo tengah berteduh pada sebuah halte. Merasa harus menghampiri seseorang itu, Geo bergegas melajukan mobilnya. Emosi, amarah, serta dendam mencampur adukkan perasaannya saat itu. Hendak menyebrang, namun sebuah bus menghalangi jalan Geo yang ternyata bus yang ditunggu seseorang itu. Orang itu menghilang bersama dengan bus, membuat Geo menghela nafas berat.

Lagi-lagi, gue kehilangan jejaknya. Begitu ucap Geo di dalam hati, akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar kembali ke rumah Vany.

******

Rasa sakit yang tak kunjung hilang membuat Vany mengucapkan sumpah serapah pada Geo yang tidak kunjung kembali.

" Woi! " tiba-tiba terdengar suara seseorang yang baru saja ia sumpah serapahi.

" Lama banget sih lo, kalo gak niat gak usah, " ucap Vany seraya langsung mengambil obat yang sedari tadi ditenteng oleh Geo dan langsung meminumnya.

" Ah elah gak sabaran amat sih lo jadi orang, " ucap Geo seraya duduk di sofa tepat di hadapan Vany.

" Btw thanks ya, " ucap Vany sesudah ia meminum obatnya.

" Udah nyantai aja, " jawab Geo seraya tersenyum. Pikirannya kembali melayang pada kejadian tadi, lalu ia teringat akan Tante Mia, ia berfikir harus menemui Tante Mia.

" Yo, Yo, Geoo! " teriakan Vany membuat Geo kembali tersadar dari lamunannya.

" Eh iya, kenapa? " jawab Geo.

" Gue tadi nanya, lo mau minum apa, malah melamun. Lagian gue heran juga sama lo, suka banget ngelamun, mikirin apa sih? " ucap Vany panjang lebar.

" Nggak kok, gue gak mikirin apa-apa haha, oh iya btw gue balik dulu ya, gue baru inget ada urusan. Gue cabut yak, bye. " ucap Geo dan langsung berlari menuruni undakan tangga begitu saja.

" Eh Yo! Yo! " teriak Vany, namun nihil, Geo sudah pergi menghilang entah kemana.

" Ah elah tu bocah, jaket lu ketinggalan oon, " ucap Vany kesal sendiri, lalu kembali melanjutkan kegiatannya, ngemil.

*****

TOK TOK TOK.....

Geo mengetuk pintu rumah Tante Mia yang bertepatan di sebelah rumahnya, namun tak ada jawaban. Geo kembali mengetuk pintu itu sekali lagi berharap Tante Mia mendengar dan membuka, namun masih tak ada jawaban. Geo tau ke mana Tante Mia akan pergi saat jam-jam seperti ini. Ia kembali memasuki mobilnya, lalu berjalan kearah yang berlawan pada saat ia datang.

Angin sejuk menyambut Geo yang baru saja turun dari mobilnya. Suara air sungai juga masuk dalam indra pendengarannya. Di tengah kedamaian alam itu, Geo menemukan orang yang sedari tadi ia cari. Tante Mia, duduk di tengah rerumputan itu, seraya memegang foto seseorang yang amat ia dan Geo cintai.

Geo tau Tante Mia hanya seorang ibu yang lembut dan kesepian, yang masih saja mencari anaknya yang telah hilang beberapa tahun yang lalu. Geo melangkah mendekati Tante Mia.

" Tante, " panggil Geo.

" Geo, " balas Tante Mia seraya tersenyum lembut melihat kedatangan Geo, seseorang yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

WHO IS MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang