"Apa yang harus kita lakukan?"
Seorang perempuan terlihat berdebat dengan laki-laki yang sedang sibuk mongotak-atik ruang kerjanya. Ini masih terlalu dini untuk bekerja.
"Kita harus segera membawa mereka pergi."
Balas laki-laki itu, pelipisnya mulai berkerut tanda ia mulai kesal. "Kita harus segera menemukannya."
"Kita sudah mencarinya kemana-mana, tapi tetap tidak ada."
Laki-laki itu masih sibuk mencari, memporak-porandakan dokumen yang tersusun rapi di atas meja.
"Mama."
Aku memanggil perempuan itu dengan sebutan mama dari balik pintu yang sedikit terbuka. Suara bising yang diciptakan berhasil menyita waktu tidurku.
"Cepat bawa Tasya dan Jio ke mobil, aku akan segera menyusul."
"Cepatlah.. waktu kita tidak banyak." Balas perempuan itu.
Mama segera membawaku dan Jio masuk ke dalam mobil. Wajah mama memucat tak seperti biasanya, Jio kecil terus saja menangis karena tidurnya terganggu. Mama sudah berusaha menenangkannya tapi nihil. Hingga laki-laki itu datang Jio masih menangis. Ia segera melajukan mobil dengan cepat.
"Jio diamlah nak."
Sesekali laki-laki itu berusaha menenangkan Jio. Sedangkan aku hanya berusaha menjadi anak baik dengan duduk di bangku belakang tanpa mempertanyakan kenapa kita pagi-pagi sekali harus pergi dari rumah.
Belum sempat berfikir, cahaya terang terpatri ke arah mobil kami. Sebuah hantaman keras dari arah kanan sepertinya telah memecahkan kaca depan dan samping kanan. Disusul dari arah belakang hantaman keras membuat posisi mobil tak seimbang. Dalam hitungan detik, mobil yang aku kendarai terpental di jalan raya.
Aliran darah segar berbau Anyir dan bau khas bensin yang menyengat mulai tercium. Untuk sepersekian detik seluruh dunia seakan terbalik bagiku. Tak ada suara tangis lagi, yang kudengar hanya dentuman keras ditelinga. Kaki sebelah kananku terhimpit antara kursi belakang dan depan. Kepala bagian belakang ku terbentur atap-atap mobil. Pengelihatan ku buram, jika tidak salah aku melihat banyak mobil yang saling hantam.
Sebuah tangan mulai berusaha mengangkatku keluar dari dalam mobil.
"Tolongg... Ada yang masih selamat disini."
Aku mendengar suara orang berteriak, di kanan dan kiri. Ketika mulai menjauh dari mobil, aku akhirnya bisa melihat mama, jio, dan papa. Didekat mereka banyak sekali pecahan kaca dan darah yang berceceran. Tak ada tanda-tanda pergerakan dari mereka.
"DHOOMM." ledakan mobil itu dengan segera meruntuhkan semestaku.
"MAMAA..." teriakan histerisku mulai meraung dalam kamar.
Aku terbangun dari mimpi yang selalu menghantui tidur malamku. Setiap malam, kejadian dimasalalu itu selalu menyisakan luka yang mendalam. Bukan hanya kehilangan keluarga, tapi kecelakaan itu juga merubah seluruh hidupku.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bisa Melihatmu
HorrorSebuah tragedi kecelakaan beruntun hampir saja menewaskan satu keluarga. Kecelakaan itu hanya menyisakan seorang anak perempuan yang baru saja melaksanakan ulang Tahun ke 14. Hidup yang awalnya menyenangkan menjadi sangat menyeramkan. Kematian kedua...