Sudah larut malam aku dan Fio masih belajar, Fio yang sangat tidak memahami matematika membuatku harus bekerja lebih ekstra.
"Sya, tidur hyuk."
"Selesai kan dulu soal itu."
"Tapi aku ngantuk."
"Kamu tidak boleh tidur sebelum soal itu slesai."
"Tapi besok kan sekolah."
"Karena besok sekolah, kamu harus segera menyelesaikannya."
"Ih Tasya."
Aku membiarkan Fio bicara tanpa ada balasan sampai akhirnya tiba-tiba saja Fio berteriak.
"KYAAA..." Fio berteriak histeris lalu bersembunyi dengannya memelukku.
"Ada apa?" Tanyaku khawatir.
"Di jendela..."
"Jendela mana?" Aku menoleh ke arah jendela yang berhadapan langsung dengan Fio. "Tidak ada apa-apa."
"Ada.." Fio kekeh dengan pendiriannya.
Aku segera melepaskan pelukan Fio tapi ia masih enggan membuka mata. Segera aku berdiri untuk mengecek jendela itu, tapi tidak ada apa-apa disana. Hanya ada ranting-ranting pohon yang di tiup angin.
"Tidak ada apa-ap..." Aku melihat bayangan hitam tinggi dan besar di belakang Fio seperti mendekat kearahnya.
Aku berlari kearah Fio dan segera mengajaknya ke kamar, "Sudah lanjutkan besok, sekarang kita lebih baik tidur saja." Aku menutup semua buku dan membiarkan nya tergeletak di atas meja.
"Ada apa?" Fio bertanya dengan perasaan khawatir.
"Tidak apa-apa, ayo kita ke kamar."
"Iya.."
Kami berjalan sedikit berlari, aku tidak tahu sosok apa yang baru saja kulihat dia hanya bayangan hitam besar tanpa wujud fisik. Kami masuk ke kamar kami masing-masing dan sesegera mungkin aku membalut seluruh tubuhku dengan selimut.
Walau aku sudah sering melihat makhluk-makhluk tak kasat mata rasa takut itu masih ada, bahkan tampak jelas dari raut wajahku. Ketika hendak memejamkan mata Handphoneku berdering.
"Halo.."
"Halo.."
"Haloo."Yang terdengar hanya suara hening.
"Mungkin orang salah sambung." hal itu bisa saja terjadi pada semua orang, jadi kuputuskan saja telfonnya. Ketika hendak kembali tidur, handphone ku berdering lagi.
"Siapa sih?"
"Haloo."
"Halo." Haning, masih sama seperti tadi.
"Haloo."
."MATIIIII."
Mataku terbelalak mendengar suara menyeramkan itu lagi.
"Suara itu lagi." Aku segera menutup dan meletakkan handphoneku di atas meja. Suara seram itu berhasil membuatku merinding, aku memang ingin mati menyusul mama, papa dan Jio tapi bukan dengan cara seperti ini.
Ini kali kedua kudengar suara menyeramkan itu, sore tadi di sekolah lalu sekarang sebelum tidur. Tapi aku juga tidak terlalu memikirkannya, kucoba memejamkan mata untuk kesekian kalinya
Ketika hendak kembali tidur ada yang mengetuk pintu kamarku. "Siapa lagi sih?" Walau dengan susah payah aku bangun dan beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu.
Tok tok tok
"Sya.."Kudengar suara Fio di balik pintu jadi sesegera mungkin Kubuka pintunya. Kulihat Fio hanya berganti pakain lalu membawa selimut dan bantal kesayangannya kedepan kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bisa Melihatmu
HorrorSebuah tragedi kecelakaan beruntun hampir saja menewaskan satu keluarga. Kecelakaan itu hanya menyisakan seorang anak perempuan yang baru saja melaksanakan ulang Tahun ke 14. Hidup yang awalnya menyenangkan menjadi sangat menyeramkan. Kematian kedua...