01

1.8K 146 22
                                    

Stuck sama dua cerita sebelumnya dan mencoba halu yang lain.


Seorang Dewa berbadan ramping dan berwajah manis sedang duduk santai melihat ke bawah ke dunia manusia dengan mata berbinar. Dia selalu merasa penasaran dengan bumi dan semua hal tentang manusia. Dia bisa menghabiskan sepanjang hari menonton aktivitas manusia. Baginya, manusia itu unik dan menarik. Mereka dikaruniai begitu banyak berkat dari Tuhan. Tidak seperti manusia, Dewa diciptakan tanpa ekspresi atau dengan kata lain monoton. Mereka tidak memiliki banyak ekspresi tetapi itu tidak berarti mereka tidak memiliki perasaan. Mereka bisa merasakan kesedihan, kemarahan, kebahagiaan, cinta, dan nafsu manusia, tetapi mereka tidak bisa mengekspresikannya. Itulah sebabnya, dia ingin tahu dan ingin mengalami perasaan seperti manusia. Impian terbesarnya adalah pergi ke bumi, tetapi setiap kali dia bertanya kepada ayahnya, ayahnya selalu mengatakan hal yang sama.

"Tidak, selamanya TIDAK untukmu. Berapa kali aku harus memberitahumu, bumi adalah tempat yang berbahaya bagi seorang Dewa, Xiao Zhan. Itu bukan tempatmu. Kita bisa memberikan berkah kita dari atas kepada orang-orang baik tetapi untuk pergi ke sana langsung adalah terlarang." Donghua Dijun, Dewa Pengetahuan menasehatinya.

"Ayah, aku berjanji akan berhati-hati, sangat hati-hati agar manusia tidak melihatku. Sekali saja. Tolonglahhh ..." kata Xiao Zhan dengan mata bulat memelasnya, senjata yang bisa melelehkan setiap hati.

"Sekali kubilang tidak, itu berarti tidak, Xiao Zhan. Kamu itu ceroboh. Apakah kamu masih ingat ketika kamu membantu Shi Ming, sang Dewa Cinta untuk menembakkan panah cintanya kepada sepasang anak manusia, kamu meleset lalu panah itu mendarat pada seorang wanita tua di dekat mereka."

"Itu kecelakaan. Lagipula, aku bukan pemanah yang baik seperti Shi Ming Ge, jadi itu masih diterima jika aku gagal." Xiao Zhan membela diri.

"Dan bagaimana ketika kamu mencoba membantu Mo Ran membuat hujan gerimis tetapi kamu malah membaca mantra pembuat badai. Untungnya, tidak ada korban."

"Ya ampun, ayah, mengapa kamu berbicara tentang kegagalanku? Itu tidak ada hubungannya dengan misiku ke bumi." Xiao Zhan mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya dia malu dengan pernyataan ayahnya. Dia tahu bahwa dia memang ceroboh. Tapi semuanya bisa dipelajari, dan Xiao Zhan yakin dia akan melakukan yang terbaik jika dia banyak berlatih.

"Itulah masalahnya, Xiao Zhan. Sudah jadi rahasia umum bahwa kamu adalah Dewa yang paling ceroboh di seluruh khayangan ini. Kamu bahkan masih tidak bisa terbang dengan baik. Jadi bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi ke bumi. Dunia manusia terlalu berbahaya. Mereka adalah makhluk paling rumit yang telah diciptakan Tuhan. Jadi, lebih baik kamu menjauh dari mereka."

"Aku tidak peduli, aku ingin pergi ke bumi, pergi ke bumi, pergi ke bumi." Xiao Zhan menghentakkan kakinya keluar ruangan.

Donghua menghela nafas ketika dia melihat Dewa jangkung itu meninggalkan ruangannya. "Sepertinya aku terlalu memanjakannya."

"Ada apa, sobat? Bayi kecilmu menunjukkan kemarahannya lagi?" Sebuah suara terdengar dari belakang, membuat Donghua menoleh. Shi Ming, Dewa Cinta tersenyum dengan tenang padanya.

"Ya, dan selalu tentang hal yang sama, dia ingin pergi ke bumi." Donghua menghela nafas. Shi Ming tersenyum lebar saat dia menepuk pundak Donghua. "Jangan terlalu khawatir, dia punya jalannya sendiri."

Xiao Zhan mendengus ketika dia berjalan ke pohon Eden dan duduk di bawah pohon.

"Aku benci ayah. Dia selalu meremehkanku." Xiao Zhan menggerutu.

"Ada apa, Ge? Kenapa kamu terlihat sangat marah?" tiba-tiba sebuah suara terdengar dari pohon besar di belakang Xiao Zhan dan kemudian tiba-tiba berubah menjadi seorang pria.

Fallen AngelWhere stories live. Discover now