1.

87 7 2
                                    

"Halo semua, saya dosen pengganti disini. Nama saya Jaehyun, mohon kerja sa-

Dor! Dor!

"Test! one, two, one, two."

"Yo! i'm Mr.Youn, i call Mrs.Jra! Saya tunggu di depan."

"Seungyoun gila." Seru Jaera dalam hati, tubuh nya bergerak melangkah keluar ruangan.

Jaehyun dengan sigap memanggil Jaera, "Mau kemana? kelas akan dimulai."

"Toilet."

Jaehyun memandangi punggung Jaera dengan alis bertaut sebelum memulai kelas.

Alih alih ke toilet Jaera malah menemui Mr.Youn yang kini sedang bersandar pada mobilnya, sambil memainkan pistol ditangannya.

"Cho, gila lo."

Mr.Youn- Cho- alias Cho Seungyoun, tersenyum melihat wajah kesal Jaera. Tanpa aba aba Jaera memasuki mobil Seungyoun, diikuti oleh pemiliknya.

"Lo gak nyari gara gara sama Lee's family kan?" Tanya Seungyoun langsung pada intinya.

Jaera memasang wajah bingung, "Lee?"

"Orang yang ngikutin lo waktu itu, Lee Taeyong gue udah riset, ini orang sekutu Jung."

Jaera menyimak tanpa berkata, masih belum mengerti.

"Beda sama Jung yang selalu main bersih dan cuma ngelakuin hal yang bikin dirinya beruntung. Lee ini brandal, gimana ya? suka seenaknya bertindak gitu lah."

"Dugaan gue Lee belom tau kalo lo keturunan Tuan Yu, asal aja dan kebetulan itu elo. Tapi lo tetep harus hati hati." Ucap Seungyoun menjelaskan.

"Kabar lainnya kurang ngenakin. Jung lagi nyamar jadi dosen dikampus lo. Lo, belom pernah liat dia kan?" Jaera menggeleng.

Jaera melotot mengingat sesuatu, "tadi lo nembak dan manggil gue lewat speaker! Cho bodoh, kemungkinan dia udah sadar."

Seungyoun menepuk jidat, kemudian meringis.

"Lupa banget. Tapi bisa lah lo ngatasin sendiri." Ucap Seungyoun santai.

Jaera berdecak, "nyusahin aja." Jaera keluar dari mobil Seungyoun dan kembali ke kelas.













"Anda bisa melihat jari saya?"

Chaeyoung menyipitkan matanya, tangannya bergerak cepat memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Keliatannya, anda orang yang kuat. Tapi tetap anda tidak bisa banyak bergerak, anda baru saja menjalani op-

"Udah berapa lama gue gak sadar?"

Hyunjae terkejut melihat Chaeyoung yang nampak sehat sehat saja setelah menjalani oprasi, "sekitar.. lima jam?"

"Gila kok bisa lama banget si??? Ah-

Chaeyoung terhuyung saat mencoba berdiri, Hyunjae dengan sigap menahan Chaeyoung.

"Anda baru saja menjalani oprasi kecil yang diakibatkan tembakan tadi siang. Anda belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit." Jelas Hyunjae.

"Hp. Hp gue mana?" Ujar Chaeyoung yang tidak tenang sama sekali sejak sadar tadi.

Hyunjae menyerahkan sebuah ponsel, "Anda boleh menggunakan ponsel, asal anda tenang."

Chaeyoung nampak marah marah ketika menelfon seseorang, sesekali menghembuskan nafas kasar dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Selesai menelfon satu orang Chaeyoung menelfon orang lain lagi, sesekali melirik Hyunjae yang mengawasi tak jauh dari dirinya.

"Gue harus keluar dari sini." Ucap Chaeyoung pada Hyunjae.

"Saya bi-

"Gue bakal bayar dua kali lipat, ini penting banget. Lagi juga gue udah okey." Chaeyoung beranjak dari kasur pasien menunjukan bahwa dia baik baik saja.

"Tetep aj-

"Kalo gue udah beres gue bakal balik lagi." Ucap Chaeyoung mendesak Hyunjae.












"Apa dia lagi main main? gak mungkin kan dia mau masuk ke tempat kayak gitu?" Ucap seseorang yang diketahui rekan dari Chaeyoung itu.

"Kayaknya gue punya orang dalem tempat ini." Gumam Chaeyoung mata nya fokus pada layar ponsel yang menunjukan sebuah foto gedung.

"Lo tetep awasin dia sementara gue penyembuhan, gue coba kontek orang dalem." Sambung Chaeyoung.

Diwaktu yang sama, namun dilain tempat.

Disebuah rooftop, Jaera menyandarkan tubuhnya pada salah satu sisi tembok. Menikmati pamandangan kota yang sore itu tampak padat sekali.

Entah kapan terakhir kali ia bisa menikmati angin sore dengan tenang seperti ini.

"Jaera?"

Jaera menoleh, sosok asing namun tak asing itu tersenyum lalu menghampiri Jaera.

"Belum pulang?"

"Bapak sendiri?" Jaera bertanya balik tanpa menoleh.

Jaehyun tersenyum, "jangan panggil bapak, saya masih muda tau." Ujar-nya.

Jaera menoleh, memperhatikan setiap sudut wajah Jaehyun, yaah, dia memang masih terlihat muda. Nyaris terlihat seumuran dengan Jaera.

"Kamu suka seperti ini?" Tanya Jaehyun.

"Hah?"

"Menikmati angin, memandangi pemandangan dari atas sebuah gedung tinggi. Menyenangkan ya?" Ucap Jaehyun mata nya memandang kosong ke arah depan.

Entah mengapa Jaera merasa sedikit lega, "ya, seakan angin mampu membawa pergi semua masalah."

Jaera tidak ingat apakah ia pernah berbicara tentang hal sederhana seperti ini, selama ini kehidupannya terlalu serius dan selalu lurus.

Kalian tau, seperti hal nya putri kerajaan yang harus menuruti perkataan sang raja dan mengikuti tradisi turun temurun yang menurut Jaera tidak masuk akal dijaman ini.

Dering ponsel memecahkan keheningan antara Jaera dan Jaehyun. Nama Girlfucker tertera disana, Jaera mengusap wajahnya dengan kasar.

Kaki nya melangkah, namun kemudian terhenti, "saya duluan, pak."

"Heeeh? O-ok see u." Jaehyun memandangi punggung Jaera yang perlahan menjauh.












#tbc

lιne oғ deѕcenтTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang