2.

42 5 2
                                    

"Apaan sih?" Seru Jaera, geram.

Hyunjin sedikit membanting iPad yang kini menampilkan sebuah gambar yang membuat Jaera bingung, "lo sebaiknya hati hati sama orang yang gak lo kenal!" Ucap Hyunjin.

"Selama lo masih tinggal disini lo gak bisa semena mena! atau lo mau kayak-

Ucapan Yeji terputus karna Hyunjin mengelak, "buruan, kita gak punya banyak waktu." Ucapnya pada Yeji.

Hyunjin langsung bergegas keluar rumah yang besarnya hampir menyamai istana ini, diikuti oleh Yeji. Jaera menjambak rambutnya sendiri, kesal.

Marah. Ingin rasanya membangkang. Tapi kini Jaera tidak punya kekuatan apa apa untuk membangkang. "Okey, Jaera. Jalanin aja dulu tunggu sampai waktu nya tiba." Gumam Jaera pada dirinya sendiri.

Jaera menaiki anak tangga, diujung tangga sana berdiri wanita paruh baya dengan senyum yang sangat tulus. Membuat hati Jaera yang kala itu sedang memanas terasa sejuk seketika.

"Air hangatnya sudah saya siapkan, Non." Ujar nya ketika Jaera sudah sampai didepan pintu kamarnya.

"Jaera, Kak Jess." Jaera membenarkan ucapan wanita paruh baya yang merupakan pengasuh Jaera sejak saat Jaera masih balita itu.

Namanya Jessica. Jaera memanggilkan Kak Jess.

Jessica tersenyum, "Iya Jaera. Malam ini mau makan apa?" Tanya Jessica.

"Aku mau makan diluar aja deh kak, biar kak Jess gak terlalu capek juga." Ujar Jaera.

Jessica menggeleng cepat, "gak bisa Ra, nanti saya diomelin Hyunjin dan Yeji."

"Ayolah kak, gak kasian sama aku?" Ucap Jaera.

"Saya belum siap jadi pengangguran Ra. Cari kerja sekarang itu susah." Ujar Jessica.

Jaera tersenyum, "aku tanggung jawab 100% Kak, percaya sama aku. Kak Jess gak akan jadi pengangguran." Ujar Jaera penuh semangat.

"Tapi Ra-

"Siap siap ya Kak Jess, aku mandi dulu." Ucap Jaera sambil mendorong keluar Jessica dari kamarnya.



















"Berhenti main main lah, Yong." Jaehyun memijat keningnya yang sedikit pening melihat berkas yang sama berkali kali, "lo liat nih, ruangan gue isinya berkas keluhan lo semua." lanjut Jaehyun.

"Kayaknya ini berkas terakhir." Ujar Taeyong dengan senyum miring diwajah nya.

"Kenapa tuh? udah bosen? apa jangan jangan gebetan lo berhasil bikin lo insaf?" Tanya Yuta, heran.

"Yaaaah, ini dan itu terjadi." Jawab Taeyong, mengganjal.

Yuta mendecak.

tok tok tok.

Jaehyun, Taeyong serta Yuta menunggu seseorang muncul dari balik pintu yang barusan diketuk. Alih alih orang, pistol yang lebih dulu terlihat dari balik pintu ruangan Jaehyun itu.

Yuta dan Taeyong membenarkan posisi duduknya, Jaehyun menatap arah pintu tak sabar.

"Angkat tangan!"

Jaehyun bernafas lega setelah melihat seorang dengan pistol ditangannya.

Taeyong berjalan menuju jendela, Yuta berjalan mendekat ke arah sebuah tombol di salah satu sisi dinding.

"Senior lo aja gak bisa nangkep gue selama bertahun tahun, lo pikir lo-

Belum selesai menyelesaikan kalimatnya sebuah kubus yang terbuat dari besi turun dari atas. Membuat 'seseorang' itu terkurung didalamnya.

lιne oғ deѕcenтTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang