[☆] Jung jaehyun X (y/n)
⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤"Huaa cape banget," ucapku ketika sampai di indonesia. Setahun yang lalu aku sudah pindah ke korea, sekolah disana. Dalam jangka setahun aku dipertemukan dengan seorang pemuda tampan.
"Kita ke mobil dulu nanti berangkat ke hotel," ucap pemuda itu, Jung Jaehyun.
Mengenalnya bukan? Aku juga tidak menyangka, bisa menjadi pasangan seorang Jaehyun. Yang terbilang disukai banyak wanita.
"Kenapa bengong? ayo jalan." Jaehyun menggenggam tanganku menuju mobil, aku hanya mengikuti arah nya berjalan. Sembari mempercepat langkah, karena para reporter yang mulai menyorot ke arahku dan jaehyun.
Kami masuk ke mobil dan menuju hotel yang beberapa hari akan di tinggali olehku dan para member NCT 127. Para member NCT yang lain sudah mengetahui hubunganku dengan Jaehyun. Namun tidak dengan para orang luar. Untung nya saat kemari para reporter itu sedang lengah.
"Kenapa daritadi kau melamun?" Tanya jaehyun.
"Tidak, aku hanya merindukan indonesia," jawabku dengan tersenyum.
"Sepertinya jadwal ku begitu padat ya, " Lirih jaehyun, wajah nya terlihat lelah. Dia menaruh kepala nya dibahu ku. Aku mengusap kepalanya.
"Semangat jay! Aku tau ini melelahkan, namun kau sudah berusaha bukan?" Dia lantas tersenyum, lalu mulai terlelap dengan posisi yang sama.
"Yee si jaehyun, mentang mentang dah ada yg punya malah manja," kata Yuta kesal, dia duduk didepan kursiku dan Jaehyun.
"Iri bilang ae Yut, cari pacar sono," sahut Johnny.
"Ngaca hyung, situ juga jomblo." Yuta dan para member lain terbahak.
Johnny hanya mendengus, memang dasar para member NCT ini. Aku terkekeh, lalu menyusul Jaehyun ke dalam mimpi.
~][~
"Ayo bangun, udah sampe hotel." Jaehyun membangunkan aku yang masih mengumpulkan jiwa, masih ngantuk aku tuh.
Aku, jaehyun, dan para member NCT 127 memasuki hotel yang kami tempati. Untungnya disini tidak dibiarkan reporter masuk.
"Jay, acara nya dimulai jam berapa?" Tanyaku selagi berjalan menuju kamar yang ku tempati.
"Kalau tidak salah, 3 jam lagi." Jaehyun membuka pintu kamar dan terpampanglah kamar yang luas serta keren.
"Ini kamarmu, kamarku ada disebelah. Kalau ada perlu hampiri saja aku, oke?" Lanjut jaehyun. Aku mengangguk.
Merebahkan diri sejenak, beristirahat. Lalu mulai bersiap dengan dress putih se lutut. Serta merias wajahku sedikit.
Aku pergi ke kamar Jaehyun, mengetuk pintunya. Sambil memanggil Jaehyun.
"Jay, kau sudah siap?"
Dia muncul dari balik pintu dengan setelan Jas hitam. Untungnya aku tidak pingsan saat itu.
"Mengapa aku baru melihatmu cantik sekarang?" Jaehyun memperhatikan penampilanku.
"Jadi menurutmu, sebelumnya aku tidak cantik?" Tanyaku balik. Jaehyun mengangguk.
"Ishh, yaudah. Aku mau ke kamar Haechan aja." Baru saja aku ingin pergi, Jaehyun menahan tanganku. Aku mengernyit, kenapa?
"Aku bercanda, jangan ke kamar Haechan. Aku tak ingin kau digodanya." Jaehyun menarik tanganku, lalu memeluk tubuhku. Aku hanya bisa membalas pelukannya itu.
Tak lama berselang, Haechan melihat kami berpelukan, lalu berteriak.
"Woi, pelukan mulu. Cepet kebawah sono." Teriak Haechan. Untung nya keadaan saat itu agak sepi. Kami langsung melepas pelukan itu dengan agak canggung.
"Ayo turun, bentar lagi pergi." Jaehyun memberikan tangannya untuk ku genggam. Aku memegang tangannya lalu tersenyum.
Kami turun kebawah menemui para memb NCT 127. Lalu menuju Studio tempat penampilan mereka. Sampai disana aku berpisah sebentar dengan Jaehyun. Karena tak mungkin aku melewati puluhan reporter itu.
Sesaat setelah mereka melewati Red Carpet. Mereka ke panggung untuk penampilan Fire Truck dan Cherry Boom. Lalu ke backstage agar bisa beristirahat untuk penampilan selanjutnya.
Aku dan Jaehyun bertemu di backstage. Dia melepas jas nya, dan menyisakan kemeja putih. Dan duduk disofa yang tersedia. Ingin tidur sebentar mungkin.
"Jangan tidur, nanti ngantuk. Minum dulu aja gih," ucapku sambil memberikan air mineral untuknya. Dia tersenyum lalu meminum air itu.
"Aku lapar, bisa kau ambilkan aku roti?" Pinta Jaehyun, aku mengangguk dan menghampiri Taeyong yang menikmati Roti nya.
"Yongie, aku minta dua lembar roti nya ya." Taeyong hanya mengangguk, karena mulutnya penuh akan roti. Itu sudah roti lembar ketiga.
Aku menyiapkan roti untuk Jaehyun, lalu membawanya ke sofa tadi. Jaehyun hampir saja terlelap lagi. Untungnya aku datang lebih dulu.
"Makasih sayang," ucapnya padaku. Aku tersenyum sambil mengangguk.
"Aku ke belakang sebentar, kau makan saja roti nya." Aku berbalik pergi ke Toilet. Jaehyun memakan rotinya sambil memperhatikan handphone.
Aku kembali dari toilet, ternyata Jaehyun sudah berganti kegiatan menjadi bermain game Mario Cart.
Aku duduk dikursi sebelahnya, memperhatikan dia memainkan game itu dengan serius. Sadar aku duduk, dia menengok. Menghentikan aktivitasnya."Kenapa berhenti?" Tanyaku.
Dia menggeleng, lalu memberikan game itu kepada Haechan dan Doyoung. Hingga kembali menatapku. Aku balas menatapnya bingung.
"Setelah acara ini aku kerumahmu boleh?"
"Mengapa?" Tanyaku.
"Ingin meminta restu orang tuamu untuk melamar anak perempuannya."
⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤
Hai gaes^^
Maaf chapter ini
agak menggelikan hehe.
Otaknya ara lagi gak jalan.
Voment gaes! Janlup!!
Jangan jadi sider :(
⏤⏤⏤
KAMU SEDANG MEMBACA
NeoCity Imagine
Fanficimagine nct member for you🌱 ⏤ ayo abadikan momen bahagia dengan menulis disebuah buku! ⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤⏤ @nouŕthein