~ Part 09 ~

26 6 0
                                    

Gadis itu menitihkan air matanya melihat keadaan Raniah yang masih lemah wajah yang pucat pasih dan selang infus yang sekarang menempel di tangan neneknya.

Itu menambah luka hatinya kalau saja bisa ia ingin sekali menggantikan posisi Raniah sekarang ia tidak ingin orang yang sangat ia sayangi merasakan kesakitan.

Walaupun ia selalu ceria di depan semua orang tapi hatinya sangat terluka tapi Felysia selalu bisa menutupi itu semua di depan orang tuanya atau pun orang lain seoalah-olah hidupnya selalu bahagia.

Sambil menatap Raniah yang sedang tidur gadis itu mencium pundak tangan nenek kesayanganya ituu dengan lembut dan kasih sayang.

"Cepat sembuh nek" gumamnya dengan suara serak karena selalu saja menangis bila melihat kondisi Raniah.

Gadis itu keluar bermaksud mencari Wijaya dan bertanya bagaimana sebenarnya kondisi neneknya, hatinya berkata ada hal yang harus dia ketahui.

°°°°°°°

Sambil langkah pelan lelaki paruh bayah itu menuju kursi taman rumah sakit untuk menenangkan hati dan pikirannya saat ini, Sambil menghirup udara segar mungkin bisa mengurangi pikirannya.

Tetapi ternyata dia tak kuasa menahan air matanya walaupun dia seolah-olah harus kuat di depan Raniah dan juga Felysia.

Paruh baya itu menundukan kepalanya betapa terpukulnya dia dengan hal ini.

Tanpa dia sadari ada tangan seseorang yang memegang pundaknya, dia terkejut saat melihat siapa yang datang.

Ia dia adalah Felysia, betapa terkejutnya dia melihat gadis itu sudah ada di sampingnya karena kesedihanya dia tidak merasakan lagi di sekitarnya.

"Kakek kenapa kok nangis ?" Tanya Felysia khawatir karena baru saja dia melihat kakeknya menangis.

"Hmm itu kelilipan fel !" Jawab Wijaya sambil mengedipkan matanya seoalah-olah kelilipan.

"Kakek pasti bohong" ucap Felysia tak percaya, Wijaya hanya terdiam.

"Kenapa kakek diam" lanjutnya.

Wijaya masih tetap diam harus bagaimana dia sekarang membohongi Felysia pun percuma dia tidak akan percaya.

Dia merasa sangat bodoh kenapa dia harus bersedih di tempat yang salah dia tau ini masih area rumah sakit Felysia bisa saja melihatnya dan sekarang itu terjadi sekarang.

"Kek ?" pangil Felysia.

Merasa di panggil Wijaya memalingkan wajahnya menatap gadis itu dengan senyuman.

"Apa kata dokter kek? dan bagaimana sebenarnya keadaan nenek, jangan ada hal yang kakek sembunyikan dari aku. Aku juga mau tau kek" ucapnya panjang lebar dengan mata yang mulai berkaca-kaca tapi dia tahan karna dia tidak ingin ada yang melihat dirinya menangis.

Sedangkan Wijaya terdiam sejanak sambil menarik nafasnya sebelum mengatakan semua itu.

"Nenek mu mengidap penyakit mematikan dan itu harus cepat di tangani demi keselamatan nyawanya"  ucap Wijaya yang tak kuasa menahan air mata kesedihannya.

Sedangkan Felysia menggelengkan kepalanya cepat ia tidak percaya dengan hal ini.

"Engga engga kakek pasti bercanda kan kek, dokter itu juga pasti salah" katanya dengan deraian air mata yang benar-benar tidak bisa dia tahan lagi dia sangat terpukul.

Journey Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang