Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hujan malam ini akan menjadi saksi atas kegelisahan dan kekhawatiran yang kian menjadi atas rasa takut kehilangan dirimu. Namun aku percaya, bahwa hujan pun juga menjadi saksi tentang kita berdua yang saling menari bersama di bawah rintinkannya."
- 365 Days with Arjuna -
****************
Arjuna dan Inara nampaknya asik sekali menikmati berbagai macam permainan yang ada di pasar malam seperti wahana carousel biasa dikenal sebagai komedi putar dengan kursi berbentuk gajah, lalu mereka juga menikmati permainan memancing ikan hingga mereka mendapatkan hadiah yaitu seekor ikan komet kecil berwarna orange. Rasa-rasanya Arjuna merasa usahanya malam ini tidak berakhir sia-sia. Tidak peduli berapa banyak pengeluarannya, yang penting Inara bahagia.
"Kak, terus kita main apa lagi ya?" tanya Inara bingung seraya menatap sekitarnya.
"Mau naik bianglala?"
Inara sontak menoleh ke arah sebuah bianglala yang berdiri tegak tak jauh dari tempat mereka. Bianglala yang dipenuhi lampu-lampu warna-warni membuatnya terlihat sangat menarik. Pasti pemandangan di pasar malam ini akan indah jika dilihat langsung dari atas sana, berada di puncak bianglala pastinya menyenangkan.
Namun, ketika Inara ingat kalau di dalam satu tempat pasti hanya muat untuk dua orang saja. Dan kalau sampai Inara duduk berdua dengan Arjuna. Ah, Inara tidak bisa membayangkan bagaimana deg-degan dirinya nanti.
"Ehmmm, enggak deh Kak."
"Lah, kenapa emangnya?"
"Naik bianglala kan duduknya cuma satu sampai dua orang aja, ehmm mending enggak deh. Nanti Kak Juna risih lagi kalau—"
"Lo mempermasalahkan itu?" Arjuna memotong ucapan Inara sampai tertawa. "Emang kenapa kalau kita satu tempat di dalam bianglala?"
"Aku gugup."
Jawaban polos Inara membuat Arjuna tertawa spontan dengan kekehan pelan. Lalu mengusap puncak kepala Inara.
"Ra, lo polos banget sih. Lagian gue enggak ngapa-ngapain lo. Ngapain harus gugup?"
"Iya, tahu kok. Cuma masalahnya tuh kalau boleh jujur kalau di dekat Kak Juna bawaannya kayak deg-degan. Jadi aneh aja aku."
Arjuna tersenyum. "Itu tandanya lo ada rasa sama gue."