"Bagus rumah lo. Banyak bunga nya, jadi cantik. Kayak lo" kagum Ardo sambil melepaskan helm nya.
"Hehe. Makasih ya do udah nganterin" ucap Elvia.
"Iya sama-sama. Btw, gua gak disuruh mampir dulu nih?" Canda Ardo.
"Eh.. eng enggak. Nanti aja kalo lo udah jadi pacar gua ha-ha-ha" canda Elvia yang kini sudah mulai akrab dengan Ardo.
"Yaudah kalo gitu kita pacaran aja sekarang" sebenarnya Ardo serius menembak Elvia, tetapi kesannya sedang bercanda.
"Apasih gak romantis" jawab Elvia.
Kini Ardo turun dari sepeda motor nya. Dan meletakkan helm nya pada salah satu kaca spion motornya.
Lalu Ardo memegang kedua tangan Elvia dan mengangkatnya hingga sejajar dengan dada nya Ardo."Gua serius nembak lo nya. Ya karena gua bukan puitis, jadi gua ga bisa ngerangkai kata-kata yang romantis. Kalo lo emang sayang sama gua, kenapa kita gak pacaran aja?" Tembak Ardo.
"Do?"
"Bukan gitu El, iya itu cuma lo yang sayang sama gua. Tapi lo gak tau kan sebenernya gua juga suka sama lo. Semenjak gua tau wujud lo itu kayak gini, kayak bidadari" jelas Ardo yang masih menggenggam tangan Elvia.
"Gua sih yakin lo bakal terima. Iya kan?" Dengan percaya diri Ardo mengatakan seperti itu.
Elvia tersenyum-senyum tidak jelas. Dan mengangguk menandakan bahwa ia menerima cintanya Ardo
"Yes! Punya pacar" seru Ardo.
"Ini kita pacaran?" Tanya Elvia yang memastikan.
"Iya sayang"
What? Sayang?
Elvia masih tidak percaya. Ia mencoba mencubit pipi nya memastikan bahwa ia benar-benar sedang tidak bermimpi."Ini nyata, bukan mimpi. Peluk dulu sini" Ardo langsung memeluk tubuh Elvia.
Elvia tentu saja kaget. Tetapi ia juga membalas pelukan Ardo itu.
"Yaudah aku pulang ya" ucap Ardo dengan mengganti kata gua menjadi aku.
"Ee iya. Eh gajadi mampir? Kan udah jadi pacar" tawar Elvia sembari bercanda.
"Next time aja deh" Ardo memakai helmnya lalu melambaikan tangannya pada Elvia
"Tau gini dari dulu gua ungakapin cinta gua ke Ardo. Aduh masih gak nyangka. Saran Manda manjur bangett" gumam Elvia sambil tersenyum-senyum tidak jelas.
♠♠♠
"Serius lo El?"
"Iya Man"
"Gimana nih gimana ceritanya" Manda tak percaya bahwa sahabatnya ini telah ditembak.
"Jadi kemaren tuh pas pulang sekolah kan gua dianterin tuh sama dia trus pas udah sampe depan rumah, dia nembak gua gitu aaaa" Elvia pun bercerita.
"Kenapa gak dari dulu kan lo coba chat dia, pasti dia nembak nya juga dari dulu" bicara Manda setelah Elvia selesai bercerita.
"Iya yah. Kemaren gua juga mikir gitu" jawab Elvia.
"Yaudah, langgeng ya. Kalo udah punya pacar jangan lupain sahabatnya" pesan Manda.
"Iya gak mungkin lah gua lupain lo Man" jawab Elvia sambil memeluk erat tubuh Manda.
"Kebiasaan" ucap Manda sambil melepaskan pelukan Elvia.
"Gua gak yakin deh si Ardo bener bener suka sama Elvia. Awas aja si Ardo sampe nyakitin sahabat gua" batin Manda yang kurang yakin dengan perasaan Ardo pada Elvia.
"Eh itu Ardo" ucap Manda memberi tahu Elvia.
"Mana?" Tanya Elvia.
"Itu didepan pintu" ucap Manda memberi tahu.
"Eh iya" kini Elvia sudah melihat Ardo.
Ardo yang melihatnya pun langsung melambai-lambaikan tangannya dan menyuruh Elvia untuk keluar dari kelas.
"Kenapa?" Tanya Elvia pada Ardo.
"Ini gua bawain sandwich buatan Mama" Ardo memberikan sebuah kotak kepada Elvia.
"Eh makasih loh. Tapi aku udah sarapan"
"Ya gapapa. Buat nanti kalo laper" ucap Ardo.
"Yaudah deh. Aku balik ke kelas ya, bentar lagi bel masuk" pamit Ardo.
"Iya. Makasih ya sekali lagi"
Ardo hanya tersenyum dan mengacungkan jempol nya
Elvia kembali ketempat duduknya.
"Buhh.. kelas kita ada couple baru nih. Pj nya dong" teriak Putri, bendahara kelas Elvia yang mulutnya sangat cempreng.
"Hoo iya tuh pj nya gee pj"
"Gak pj gak langgeng"
"Widiih cowok nya Elvia ganteng cuk"
"Anak IPS ya"
"Buat gua aja lah El"
"Ih apaan sih kalian semua" ucap Elvia membalas perkataan teman-teman sekelasnya.
"Huh. Gak dikasih pj gue"
Kira-kira begitulah celotehan teman-teman Elvia. Elvia hanya tertawa menanggapi teman-teman nya itu.
♠♠♠
12 Februari Elvia akan merayakan pesta ulang tahun nya yang ke 16 di sebuah taman.
Ia berniat untuk merayakan nya besar-besaran."Elvia, mana gaun yang kamu pilih?" Tanya Rita dengan membawa sebuah gaun ditangan nya.
"Elvia bingung ma. Takut gak cocok nanti" jawab Elvia sambil memilih-milih gaun yang tergantung didalam sebuah butik.
"Kan dicoba dulu bisa" Rita menggambil sebuah gaun yang tergantung disampingnya.
"Ini bagus deh kayak nya El. Warna biru, kesukaanmu kan" Rita menawarkan gaun yang diambilnya tadi pada Elvia.
"Gak mau ah. Terlalu rame hiasan nya" tolak Elvia.
"Hmm yaudah cepet cari. 5 menit lagi harus udah dapet ya" perintah Rita.
"Yaa".
•••••
Haii aku update lagi nih.
Udah lama banget nih cerita gak dilanjutin wkwk.
Semoga masih ada yg mau baca ya hehe.Jangan lupa vote+koment ya
1 vote dari kalian itu sangat berharga untuk aku:'))
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMPA
Teen Fiction"Terima kasih atas kehadiran mu. Karena mu, kini aku bisa menjadi seseorang yang berguna. Terima kasih telah membimbing ku, sampai akhirnya aku mengerti tentang baik dan buruknya dunia" -Elvia "Aku bersyukur telah mengenalnya, aku bersyukur dapat m...