🍁 LUKACITA 🍁

145 10 0
                                    

Happy reading guys..😊

Kali ini hanya ada Vanya dirumah,Rara dan Al mereka pergi entah kemana, sedangkan orang tuanya masih belum pulang dari kantor begitu pentingkah urusannya ketimbang Vanya sampai sampai mereka membiarkan Vanya dirumah tanpa siapa saja pun. Hanya ada asisten rumah tangga itupun mereka sudah tidur semua karna sudah memasuki jam tidur.

Vanya sadari tadi hanya duduk diatas ranjang tanpa ada minat untuk tertidur, matanya seakan akan sulit untuk tertidur takut jika mimpi mimpi itu kembali menghantui malamnya semua rasa takut selalu menghantui pikiran dan hati Vanya apalagi disaat malam yang sunyi dan sepi seperti ini.

Suara deru mobil yang terhenti didepan rumahnya membuat Vanya penasaran apakah saudaranya atau orangtua nya. Vanya bangkit dan melihat dari jendelanya ia disana ia melihat orangtua dan saudara saudaranya yang asik bercanda ria. Tapi Vanya tidak peduli dia kembali lagi ketempat tidurnya dan duduk seperti apa yang ia lakukan tadi.

🌺🌺🌺

Disisi lain mereka membunyikan bell rumah beberapa kali karna tidak ada yang membuka kan pintu, ya karna saat ini sudah larut malam dan semua orang dirumah ini sedang tertidur dengan mimpi indah lain halnya dengan Vanya
dia mendengar suara bell berbunyi dia memutuskan untuk membukakkan pintu rumah.

Saat pintu terbuka Vanya melihat keluarga nya sedang menatapnya dengan senyum manis tapi Vanya dia hanya menatap datar mereka semua dan berjalan tanpa mengucapkan kata basa basi yang sering orang katakan saat bertemu.

"Kamu belum tidur? Sudah malam kenapa tidak tidur?." Suara Aditi membuat langkah Vanya berhenti ia melihat ke arah mereka semua yang masih memandangnya, tapi bukannya menjawab Vanya langsung saja kembali berjalan tidak menghiraukan suara panggilan dari Sonya.

"Maaf nyonya tuan saya tadi tidak kedengaran suara bellnya."mendengar suara itu membuat Sonya menoleh dan mengangguk paham, toh disini nggk ada salah malahan yang yang salah mereka yang sudah pulang larut malam.

"Nggak masalah kok bik, Vanya sudah makan belum?" Pertanyaan yang dilontarkan dari mulut Sonya dijawab gelengan karna memang Vanya belum sama sekali makan malam, bukan karna tidak ada yang menyuruhnya asisten tmrumah tangga disini sudah lelah menyuruhnya makan tetapi Vanya tidak ada yang menjawab dia hanya diam melihat pandangan lurus kedepan.

"Kami semua sudah menyuruh nona Vanya makan hanya saja dia diam tidak menjawab, jadi kami membawa makan malam kedalam kamar dan menyuruhnya makan tapi nona Vanya malah membanting makanan nya." Jelas membuat Sonya mengangguk dan berjalan kedapur untuk mengambil makanan.

"Ma, mau kemana?" Tanya Rar saat melihat mamanya mengambil napan berisi makanan hal itu mebuat Al dan Aditi menoleh kearah Sonya.

"Mau kekamar Vanya. Kasian dia belum makan."
Baru saja beberapa langkah suara Al kembali dengar membuat Sonya menoleh kearah mereka lagi.

"Biar Al aja nanti mama diapa apain lagi sama Vanya." Al mengambil alih napan berisi makanan dan langsung berjalan menuju kamar Vanya.

Sesampainya di kamar Vanya dia menarik nafasnya terlebih dahulu setelah itu membuka pintu kamar Vanya secara perlahan agar dapat ia lihat Vanya yang hanya duduk dijendela kamar nya memandang langit langit yang tidak ada indahnya karna langit hitam pertanda hujan akan turun seperti hatinya.

"Belum tidur lo?" Perntanyaan itu sontak membuat Vanya menoleh dan ia mendapatkan Al yang mengambil duduk disebelahnya dengan napan yang sudah ada ditangannya.

"Ngapain liatin langit nggk ada indah indahnya hari ini biasanya banyak bintang sekarang malah banyak awan hitam." Ucap Al sambil meletakkan napan yang berisi makanan itu diatas nakas dan menatap langit.

"Sama kayak kehidupanku yang nggk ada indah indahnya." Suara yang diucapkan Vanya membuat Al menoleh kearahnya dengan dahi yang berkerut. Al tidak percaya jika Vanya berbicara, karna Al tidak pernah bebrbicara berdua seperti ini dengan Vanya.

"Lo tau nggk habis hujan akan timbul pelangi, sama kayak kehidupan habis suram pasti ada kebahagiaan." Vanya menoleh ke Al yang menampakkan senyuman manisnya setelah itu kembali menatap langit malam.

"Pemikiran yang rendah, apa pelangi akan terus terusan ada? Nggk, pelangi hanya mewarnai sesaat lalu hilang." Al tidak bisa lagi berbicara sekarang yang dikatakan Vanya itu sangatlah benar, memang pelangi hanya sesaat datang lalu hilang begitu saja.

"Lo belum makan kan? Nih makan dulu nanti lo sakit sekeluarga juga repot." Al memberikan piring yang berisi makanan kepada Vanya. Tanpa ada minat Vanya hanya menatap makanan itu.

"Saya tidak perlu kalian repotkan, karna saya sudah sering sakit dan tidak ada yang peduli sama saya." Mendengar kata formal yang keluar dari mulut Vanya membuat Al mencibir nya, kenapa Vanya sering sekali menggunakan kata kata baku seperti itu.

"Jangan bicara kaya gitu, gua kakak lo dan gue bakalan ada buat lo, sedih senang gue bakalan ada buat lo." Mendengar kata kata yang keluar dari Al membuat Vanya tertawa meremehkan dan membuat Al menatap Vanya dengan dahi berkerut.

"Haha, dikeluarga ini nggk ada yang sayang sama aku, jadi kamu Al jangan berpura pura seakan kamu menyayangi aku, dan mungkin jika nanti kita satu sekolah aku juga nggk akan membuat kamu malu dengan mengatakan kalau aku adalah adikmu." Al menggeleng setelah itu dia menarik Vanya kedalam pelukan nya, sedangkan Vanya tidak menolak pelukan Al.

Ya. Vanya didaftarkan oleh Aditi disekolahan yang sama dengan Al dan Rara dengan alasan supaya Al dan Rara bisa menjaga Vanya jika terjadi sesuatu kepada Vanya.

"Gue sayang sama lo, semua sayang sama lo, gue tau apa yang lo rasain kita saudara..kita kembar jadi kita terhubung baik secara batin." Vanya hanya mendengar ucapan Al dan menarik dirinya ke pelukan Al.

"Kalau Al sayang sama aku, besok sekolah aku mohon jangan pernah mengakui kalau aku adik Al. Aku hanya nggk mau mereka berteman dengan ku hanya karna ingin dekat denganmu." Al menimbang permintaan Vanya, jika Vanya menyuruhnya seperti itu bagaimana bisa dia melindungi Vanya.

"Gue nggk bisa janji, tapi gue akan selalu jagain lo dari jauh, dan sekarang lo makan ya?" Al menyuapi Vanya dengan sangat telaten mereka seakan sepasang kekasih tapi sebenarnya mereka adalah saudara kandung.

Setelah makan Al memberi minum kepada Vanya setelah itu mengelap sudut bibir Vanya, karna sisa sia makanan yang menempel disudut dibibirnya.

"Lo tidur ya besok harus sekolah gue nggk mau tau, lo harus fress besok karna besok hari pertama lo disekolah jadi lo harus kelihatan semangat dan fress." Vanya tersenyum mendengar ucapan Al setelah itu dia hanya mengikuti perintah Al.

Tanpa mereka berdua ketahui Sonya dan Aditi mengintip dari pintu dengan senyum mengambang disudut bibirnya, ternyata Al bisa membuat Vanya mengikuti apa yang dia perintahkan tidak disangkah anak lelaki mereka yang sangat tengil bisa berubah menjadi manusia yang sanagt manis dihadapan Vanya.

Saat Al keluar dari kamar Vanya ia terkejut melihat sosok orang tuanya yang tersenyum dihadapanya, dahinya berkerut kenapa orang tuanya ada disini, apa mereka mendengar pembicaraan dengan Vanya oh no.

"Hebat ya anak papa yang biasanya tengil, bisa manis banget dihadapan Vanya, hebat kamu bisa naklukin hati Vanya, papa berharap kamu bisa mencairkan sikap dingin Vanya." Ucap Aditi mengusap punggung Al membuata pria itu tersenyum bangga.

"Nggk ada hadiah?" Tanya Al dengan nada menggodanya smabil menarik turunkan Alisnya
Membuat kedua orang tuanya mencibir kelakuannya, baru saja dipuji eh malah minta hadiah.

"Yaudah mau apa sebuat aja." Ucap Aditi sembari berjalan mengikuti Al dan Sonya dibelakang. Mendengar ucapan Aditi membuat Al tersenyim penuh kemenangan.

"Apa ya. Apartemen mungkin, atau mobil keluaran terbaru yang hanya ada lima didunia." Mendengar permintaan Al membuat Sonya menjitak kepalanya membuata Al meringis kesakitan.

"Iya deh, iya Al sekarang lagi nggk butuh apa apa tapi kalau Al lagi kepingin suatu yang Al mau papa dan mama harus siapin uang. Haha." Tawa Al pecah sambil berlari meninggalkan orang taunya yang hanya menggeleng mendengar ucapan Al.

Jangan lupa vote dan komen...
Makasih😊

LUKACITA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang