[4]Rain

59 10 0
                                    

"Bye kook,lain kali kalau kesini bawakan aku makanan." Tangan Sena melambai ke arah Jungkook yang berada didalam mobil

"Baiklah, aku akan kesini lagi"

Sena mengusap keringat yang ada dipelipisnya,lalu kembali masuk ke dalam lift menuju lantai tujuh. Jam menunjukan pukul dua belas siang,cukup lelah setangah hari ia habiskan bersama Jungkook. Saling bertukar cerita bertukar agrumen dan menonton film.Bisa dihitung dalam satu minggu Jungkook berkunjung ke apartment Sena sebanyak empat kali dihari yang berbeda,bahkan ada disatu saat Jungkook setiap hari berada di apartementnya. Ketika ia sedang berada dalam masalah dengan ibu kostnya.

Sebenarnya di lantai dimana Sena tinggal ada beberapa kamar yang masih kosong dan Sena sudah pernah menawarkan hal ini kepada Jungkook. Tapi Jungkook tidak mau,dia tetap bertahan dengan ibu kostnya yang galak dan anak ibu kost yang super manja itu. Kata Jungkook anak ibu kostnya sangat baik dan gampang dibodohi. Sena sudah pernah bertemu dengan anak yang Jungkook maksud. Pernah beberapa kali Jungkook membawa anak ibu kost ke apartment Sena. Kim Taehyung namanya,dari raut mukanya saja Sena tahu kalau anak laki laki ini adalah anak yang manja.

Pintu lift terbuka,Sena melirik arloji yang berada ditangan kanannya,masih sekitar dua jam lagi. Sepertinya Sena ingin tidur siang,hitung hitung mengganti energi yang sudah ia habiskan bersama Jungkook tadi. Supaya saat bertemu dengan tuan Kim ia tidak kehabisan energi.

Beruntung apartment nya sudah bersih,Jungkook termasuk anak yang tahu diri kok. Tadi Jungkook membantu mencuci piring saat Sena membersihkan ruang tv.

Sena menjatuhkan tubuh nya ke empuknya sofa yang baru ia beli tiga bulan yang lalu. Dengan lengan menutupi kedua matanya Sena mulai terbawa arus kelelahan. Sebelum itu Sena sudah memasang alarm tepat jam dua siang–satu jam untuk bersiap siap rasanya cukup.

Waktu menunjukan jam dua kurang sepuluh menit,belum ada tanda tanda putri tidur akan bangun dari tidur siangnya. Sampai sebuah suara keras lima menit setelah nya membangunkan dirinya.
Mengucek mata dan mengikat rambut abu abu nya bergegas menuju kamar mandi.

"Ah pasta giginya habis" Sena mendengus kesal kenapa ia tidak membeli pasta gigi lebih saat belanja bulanan dua minggu yang lalu.

Sena hanya menggosok giginya tanpa menggunakan pasta gigi dan berkumur dengan obat kumur yang menurutnya ampuh untuk menghilangkan bau mulut.

Setelah selesai Sena kali ini mengenakan pakaian semi-fromal,celana panjang berwarna hitam menggunakan kemeja motif yang didominasi warna putih dan tak lupa sneakers bernuansa color block. Terlihat cantik ketika ia pakai,dan tataan rambutnya ia biar kan tergerai.

"Karena kemarin aku sudah kesal menaiki bus,kali ini ayo kita cegat taksi didepan apartment" ucapnya pada dirinya sendiri didepan cerimin. Membawa tas tangan yang berukuran sedang beserta laptop hingga notebook didalam nya Sena beranjak dari kamar dan menuju lantai bawah menggunakan lift.

Rupanya langit sedang tidak bersahabat,Sena lantas langsung berpikir bagaimana caranya ia bisa keluar tanpa kena hujan sedikitpun. Apa ia harus telfon Jungkook?,atau nekat mencegat taksi didepan?. Sepertinya atmosfer dalam lift membuat pikirannya buntu.

Sampai pada underground pintu liftpun terbuka menunjukan sosok yang tidak asing,seorang lelaki menggunakan setelah kemeja serta celana serba hitam dan sandal tidak tahu merk apa yang Sena ketahui pasti itu merk mahal. Tak lupa dengan kacamata yang selalu bertengger pada batang hidungnya. Satu lagi jangan pernah lupakan gaya rambutnya. Ya tuhan sena bisa mati cepat, jika author membuat dia setampan ini.

"P-Pak Seokjin?" Sena keluar lift dengan gugup,bagaimana atasannya ini tahu alamat rumahnya?–apartment lebih tepatnya.

"Jangan kaget begitu,saya kesini hanya ingin menjemputmu. Diluar sedang hujan,saya tidak mau calon asisten saya basah kuyup"

"Sebenarnya Bapak tidak perlu repot repot seperti ini,saya bisa sendiri." Sena membungkung sekilas kepada Seokjin.

"Iya sudah terlanjur,langsung ke caffe ya?" Tawar Seokjin

"Baik pak"

•••

Tidak ada percakapan yang serius saat didalam mobil,Sena dan Seokjin lenyap dalan keheningan masing masing. Hanya ada suara musik pop diiringi dengan tetesan air hujan mengenai jendela dan atap mobil.

Seokjin membelokkan mobil nya kearah coffeshop yang bangunan nya terbilang besar. Seokjin menarik rem tangan,mengambil jas yang ada dibelakang kursinya dan membuka pintu mobilnya "Tunggu sebentar" ucapnya.

Netra mata Sena mengikuti kemana Seokjin berjalan lalu Seokjin mengetuk jendela mengisyaratkan Sena untuk keluar,Sena membuka pintu secara perlahan. Dan bernaung kebawah jas yang Seokjin gunakan untuk menutupi dirinya dan Sena.

"Perlahan,jangan sampai kehujanan Sena." Ucapnya lembut. Ya tuhan Sena tidak habis pikir harumnya Seokjin sangat memabukkan bagi siapapun yang menciumnya. Jika saat ini Sena kehilangan akal sehatnya bisa bisa Sena memeluk erat atasannya sekarang juga.

"Sena perhatikan langkah mu" terlambat,Seokjin terlambat mengucapkan kata itu kepada Sena.

Sena yang dari tadi melamun,terpeleset di depan pintu caffe.

Hap.

Seokjin dengan sigap melepas pegangan pada jasnya,langsung menangkap Sena agar tidak jatuh kelantai yang cukup basah.

"Sudah saya bilang,perhatikan langkahmu jangan melamun." Seokjin tersenyum dan menyentuh pucuk hidung Sena yang Sena yakin wajah nya sekarang semerah kepiting rebus.[]

——✨🌼✨——

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Luckiest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang