First Day

14 4 0
                                    

HAPPY READING!!!

Alex tidak ikut ekstrakurikuler musik hari ini. Aku mencarinya setelah sekolah berakhir. Ia tak ada dimana-mana. Aku harus pergi latihan musik piano di Ann Arbor, jadi aku tidak bisa berlama-lama mencarinya disekolah. Tapi aku harus berbicara dengannya. Aku tahu, ia hanya mencoba untuk bersikap manis, tapi menyebutkan tentang cium-mencium dan berdansa lebih menyakitkan daripada kata "Rotten pumpkin" Yang ditulis dengan piloks merah darah didepan mobil Ford Kuning kusamku.

Aku menyetir sendiri belakangan ini. Mom tidak suka jika harus pulang kerja lebih awal setiap selasa untuk mengantarku latihan. Semenjak musim gugur silam, Delilah-- pimpinan grup musik memutuskan bahwa kami harus ikut Rythm Olympic tahun ini. Rythm Olympic adalah Olimpiade piano yang diikuti oleh banyak negara. Karena itu, Delilah menambahkan jadwal latihan kami menjadi dua kali seminggu.

Hujan es cair menemani sepanjang perjalananku menuju Detroit. Aku sudah terlambat. Aku tidak suka cuaca bulan Maret. Musim semi disini gelap, dingin dan menjijikkan. Masih ada sisa timbunan salju musim dingin yang telah membusuk. Hujan yang turun adalah hujan es atau hujan es cair alih-alih salju.

Malam ini macet sekali dan mobil kesayangangku yang kuberinama Yellowstone sedang menjadi penakut akut. Entah sudah berapa mobil yang mendahului kami. Kalau aku jadi mereka, aku takkan berani melakukannya. Ini Detroit. Mungkin aku memang tidak cantik, tapi aku masih ingin hidup untuk memberikan kebahagiaan kepada semua orang melalui harmoni piano-ku.

Akhirnya aku terbebas dari macet yang menyiksa itu dan melaju santai di Ann Arbor yang senyap. Ann arbor adalah kota pelajar yang terletak di tepi sungai yang tenang. Aku menyelusup masuk ketika pemanasan sudah dimulai setengah jalan.

The rythm Olympic rencananya akan dilaksanakan di Paris, Prancis, pada bulan juni nanti. Untuk menyemangati, Delilah mengunggah foto-foto menara eifel yang indah dan gembok cinta yang penuh dengan kesan keromantisan. Begitu penuh harapan, dan pastilah kami akan sangat kecewa saat menerima hasilnya nanti. Kami akan mengetahui dalam beberapa hari lagi. Kami juga akan mendaftarkan diri dalam festival yang diselenggarakan di Lausanne, Swiss. Tanpa banyak usaha, kami lolos. Yah, itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tapi Swiss bukan Perancis. Aku mengambil posisi di barisan paling belakang dan hanyut dalam alunan nada yang indah. Bagus. Aku ketinggalan bagian yang paling menyenangkan.
"Baik anak-anak. Terus bernyanyi. A-i-u-e-o". Dentingan piano menghasilkan nada yang semakin tinggi dan tinggi.
" Semua harus melenturkan jari. Just rilex ". Kata Delilah memberi intruksi.

Aku menggerakkan semua jariku untuk merilekskan agar lentur. Aku berbalik berniat untuk membantu Sarah, teman yang tadi berdiri disebelah kananku. Rambut pirangnya yang benar-benar pirang dan bukan hasil pewarnaan rambut. Menjuntai di punggungnya. Berkilau lurus, tidak ada tanda-tanda gelombang sama sekali. Jenis rambut yang kudiamkan setengah mati.

Delilah tiba-tiba berdiri dibelakangku dan membantuku untuk membenarkan kerah bajuku yang sedikit tergulung.
"Aku senang kau akhirnya datang juga. Aku tadi sempat khawatir."
"Jalanan tadi macet dan licin."
"Hujan es akan berakhir dalam beberapa minggu lagi. Hanya akan ada hujan air."
"Hampir segalanya." Mom sebenarnya tidak mengizinkanku datang beberapa kali minggu lalu. Badai besar. Malam ini tidak ada apa-apanya.
"Tapi nanti bisa menjadi es juga." Aku tahu, aku bisa menginap di rumahnya. Delilah sudah sering menawarkan. Tapi aku tidak pernah berani menerima tawarannya.

"Aku sudah membeli ban baru. Semestinya aku akan baik-baik saja saat melewati jalan raya antar negara bagian." Ucap Delilah.
"Aku tidak tahu kenapa kami harus menyanyi sambil memainkan harmoninya." Perkenalkan Healy. Cantik, manis. Kulitnya begitu mulus dan licin sehingga kita ingin menyentuhnya, hanya untuk membuktikan kulit itu bukan buatan. Kedua matanya bulat dan berwarna hitam gelap, bulu matanya yang panjang dan lentik, bibirnya yang sempurna dipoles lipstik pink dan selalu tampak mengilap. Rambutnya pirang, panjang dan bersinar. Sempurna. Bahkan tak tampak akar rambut hitamnya-- ya rambut pirang itu sebenarnya hitam. Celana jeans buatan desainer ukuran 24. Selalu menggunakan sepatu hak tinggi. Gayanya persis seperti seorang diva.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang