Sial, dia jelek banget!.
Itulah kalimat pertama dari Ayah biologisku saat melihatku. Hanya itu gambaran yang aku miliki tentangnya. Bayangan tubuhnya membungkuk kearah Mom yang mengenakan pakaian rumah sakit dan menggendong buntalan kain flanel ditangannya.
Sial, dia jelek banget, Sophia. Kamu ngapain aja sih?!
Seakan-akan, Mom memakan atau meminum yang aneh-aneh sehingga aku lahir dengan begitu buruknya. Bintik-bintik kecil berwarna merah di dahiku. Plontos, tanpa sehelai rambutpun. Kepalaku yang lonjong, akibat proses kelahiran. Wajah bayi berantakan itu berteriak keras kearahnya.
Mom terlalu membenci Dad, sehingga ia tidak menceritakan kisah itu kepadaku. Mom tidak banyak berbicara tentang Dad, tidak kepadaku. Dad pemain band beraliran rock. Paling tidak itu yang kuketahui. Tapi aku pernah melihat fotonya. Ada didalam album keluarga kami, beserta foto-fotoku saat bayi. Hanya sampai itulah Dad bertahan.
Itulah kenangan pertamaku yang cukup jelas dan masih kuingat sampai sekarang. Sambil menata susu kocok dan roti selai dilantai dapur, aku mendengarkan Mom berbicara ditelepon, aku menyimaknya dalam keheningan.
"Sial, jelek banget. Padahal bayi mungil kami yang cantik telah lahir" Hanya itu yang bisa dia katakan.
Aku adalah bayi cantik Mom. Ia selalu memanggilku dengan sebutan itu.
Cantik? Kini aku mengetahui yang sebenarnya. Aku jelek. Jelek banget. Tak heran Dad pergi dan tak pernah kembali. Dia tak pernah melihat anak perempuannya menyanyikan lagu pertama yang ia tulis. Sebuah lagu hanya untuknya.
Paling tidak aku bisa memainkan piano dengan jari-jari kecilku. Menekan satu demi satu tuts piano seperti pianis profesional, ini adalah satu-satunya kelebihan yang aku miliki. Warisan dari pihak keluarga Mom. Mungkin aku tidak secantik burung Merak-- aku lebih terlihat seperti burung Bangau. Tapi jika kalian memejamkan mata saat aku memainkan piano-ku, percayalah Melodynya akan sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Melody
Fiksi RemajaMelody Skylar seorang cewek nerd. "Rotten Pumpkin" (Labu busuk), begitu teman-teman sekolah memanggilnya. Melody sangat tinggi, wajahnya penuh dengan bekas luka dan jerawat, tak lupa kacamata yang sangat tebal bertengger di kedua matanya. Satu-satun...