4

14.5K 549 8
                                    

Bismillah Assalamu'alaikum kk jangan lupa vote nya ya kk 😘😘😘😘
Masi belajar nulis, mohon krisan yg membangun terimakasih.

☘️☘️☘️☘️
Seperti biasa habis sholat subuh aku ga liat suamiku.
Aku turun nanya bi Umi. Kata bi Umi dia uda berangkat jam enam tadi.
Ngapain dia di kampus sepagi ini?
Lelaki misterius.
Harini ada ujian, tapi kan jam sebelas . Masih bisa me time.
'Drrt drrt drrt'. Baru mau baca buku, Viska bikin gak tenang.

Viska 07:59
[Ci, jam kelas lakikmu di majuin jam sembilan. Ci harus sampe di kampus sebelum jam sembilan oke, kalo ga ?? tau lah akibatnya]

Alisya 08:00
[Apaaa? ,tau darimana?]

Viska 08:02
[Usa banyak tanya, eyke tau dari grup la. Makanya masuk grup, uda cepetan, aku uda dikampus nih.]

'Sial! kenapa tu lakik hobby banget nyiksa aku? Oh Tuhan.' Aku bergegas siap meluncur kekampus.
Satu jam menuju kampus. Motor Ojol yang ku naiki mogok.

" Jangan mogok sekarang dong bang uda telat ini," kulirik benda yang melingkar manis dilengan menunjukan pukul 8:45.

"Oh Tuhan! selamatkan waktuku, yauda la bang, nih uangnya, saya buru-buru banget," Ojol itu menerima uang.

"Gada kembaliannya neng, neng orang pertama yang order, Neng kasih bintang lima ya?" pintanya memelas walau tak mungkin ia mencoba.

"Idiiih".

"Kasian saya neng, anak sakit dirumah, beras habis," Ucap ojol itu.

"Kog, jadi curhat bang, yauda deh buat anaknya tu kembaliannya saya buru -buru ada ujian." Aku pun berlari beberapa ratus meter lagi kampusku. Terus berlari sekuat tenaga.
Takku dengar ucapan terimakasih bang ojol itu. Harusnya aku hanya membayar 57.000, dan uang seratus ribu itu tidak ada kembaliannya. Aku ikhlaskan untuk anak bang ojol yang sakit. Syafakillah ya .

09:15

"Pe-pa-gi ... As-ssa-lamualaikum Pak."
Aku ngos ngosan. Badanku seraya membungkuk didepan pintu.
Mulutku mencucu mengatur nafas susah. Cindra lelaki yang kurasa memiliki pribadi ganda, bentar baik bentar lagi sebaliknya. Wajahnya menatapku dingin, sedingin kutub utara. Bisa hipotermia kalo di deketnya.

"Maaf! Alisya Anataya Handaya, anda tidak bisa ikut kelas saya, kami sudah mulai ujian dari 15menit lalu." Ucap pria berjas maron kemeja dalam biru muda dengan celana senada dengan jasnya.

"Tapi pak, saya punya alasan nya," Mata ku mulai berkaca-kaca. Nafasku makin tersengal, usaha berlari menjadi sia-sia.
Ku lihat Viska menyeka airmata. Mengatupkan kedua telapak tangan. Aku mengangguk paham dan pergi.
Tapi tak kuasa menahan, airmata ini.

'Salah apa aku padanya, sikapnya sangat tidak berprikemanusiaan. Aku ada, tapi tak pernah dia melihat, saat aku tanya dia diam kadang membentak.
Aku sudah mencoba menjadi istri yang baik. Memenuhi kebutuhannya. Tapi tak pernah ia hargai.
Aku lelah aku ingin menyerah.
Aku capek dengan sikapnya yang berubah -ubah.'
Aku menangis sejadinya di gedung auditorium. Tidak banyak orang yang lewat. Ku hapus air mata, pergi menenangkan diri.

****

Aku keluar kamar, melihat suami yang angkuh itu duduk disofa kaki kanan diatas kaki kiri yang selonjoran. Asik membaca koran.

Aku melengos nonton tv.
Dengan celana pendek coklat susu dan kaos kedodoran warna cream.
Rambut yang panjang sepinggang kubiarkan tergerai.

Dosen itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang