"Aku tidak menyangka kau akan menemuiku secepat ini." Seulas senyum terukir. Seokjin tentunya merasa senang dan juga puas kedatangan tamunya yang satu ini. Pula tidak menyangka jika si gadis akan dengan begitu mudahnya datang, tanpa acaman ataupun paksaan.
"Ingin minum dulu?"
"Langsung saja." Sela si gadis yang dibalas kekehan pelan dari Seokjin.
"Jangan terburu-buru seperti itu, Goo Eunna. Kita bisa sedikit mengobrol."
Eunna meremas jari-jarinya. Dia ketakutan dan juga sangat putus asa. Menemui Seokjin adalah hal terakhir yang dapat dilakukannya agar terbebas dari masalah yang terus menghantuinya. Ini pilihan yang berat, tapi Eunna telah memantapkan diri sebelum ke tempat itu.
Dia hanya ingin semua berakhir dengan cepat. Tanpa rasa sakit lagi. Eunna lelah, kelewat lelah. Tidak ada yang bisa dilakukan selain membuat perjanjian dengan Seokjin. Bahkan walaupun itu berisikan kesepakatan untuk menjual organ tubuhnya. Baginya mati jauh lebih baik daripada terus hidup dalam rasa sakit.
"Kau telah memikirkannya matang-matang? Ingat, aku tidak pernah memaksamu untuk ini."
Eunna tidak perlu memikirkan apapun lagi, dia tidak memiliki pilihan lain. Lantas Eunna hanya mengangguk pelan. Dia takut, tapi tidak setakut membayangkan hidupnya kedepan jika tidak menandatangani perjanjian ini.
Melihat balasan kecil itu, Seokjin berdiri dari duduknya. Melangkah ke ruang pribadinya untuk mengambil sebuah map merah sebelum kembali lagi lalu meletakan map tersebut di atas meja pemisah dirinya dan Eunna. "Kalau begitu, tanda tangani lah." Suruhnya.
Eunna meraih pulpen dengan tangan yang bergetar. Jari-jarinya terasa kaku untuk menorehkan tinta di atas meterai. Namun bayangan buruk tentang hari yang telah dilewatinya menginterupsi isi kepala, membuatnya sadar jika perjanjian ini satu-satunya jalan keluar. Menjual organ tubuhnya adalah hal terakhir yang bisa dilakukan.
Akhirnya ujung pulpen itu pun bertemu, Eunna menjeda gerak tangannya. "K-kau akan menempati janjimu kan?"
"Tentu saja, Eunna. Tentu saja." Balas Seokjin cepat.
Mendengarnya, Eunna lantas percaya. Dia benar-benar menandatangani surat itu. Telah siap jika nyawanya akan berakhir detik itu jika. Tidak peduli ke mana Seokjin akan memisahkan tiap organ tubuhnya, juga tidak peduli jika tiap potongan dagingnya diberi ke anjing jalanan, apapun, dia tidak peduli lagi asalkan Seokjin benar-benar menepati perjanjian mereka.
Seokjin segera menarik mapnya. Dia sangat senang dan takut jika saja si gadis mendadak berubah pilihan. Satu lagi, akhirnya dia mendapatkan satu lagi yang baru.
"Berapa umurmu?" tanyanya setelah menyimpan mapnya tadi di tempat yang aman.
"Dua puluh." Balas Eunna kecil.
"Ahh, kau masih sangat muda." Bukan masalah, tentu saja. Hanya perlu diberi sedikit pelajaran.
"Sekolahmu?" tanyanya lagi.
Dahi Eunna mengkerut halus, merasa aneh tapi tetap menjawab, "Aku baru menyelesaikan sekolahku."
"Kekasih?"
"Aku tidak punya yang semacam itu."
"Pas sekali." Bagus. Benar-benar tangkapan yang luar biasa. Harta karun barunya hanya perlu digali sedikit lagi agar mendapatkan emas yang berlimpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC FATE [M]
RomanceGoo Eunna tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkan nyawanya pada Kim Seokjin. Namun daripada nyawa, lelaki itu justru meminta hal yang jauh lebih berharga. Hidupnya benar-benar hancur hingga berpikir bahwa neraka jauh lebih baik daripada melay...