part 10 : don't go

608 64 11
                                    

Tentu saja menerima pesan bahwa Eunna akan pergi untuk menemui laki-laki yang dipeluknya waktu itu membuat Taehyung kesal. Dia berdecak lalu melempar ponselnya ke atas meja sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.

Dia duduk di kursi tinggi dengan sebuah kamera tergantung pada tengkuknya. Fokusnya tidak penuh. Taehyung bertanya-tanya apa Eunna sungguh pergi tanpa mendapat izin darinya atau gadis itu sadar jika dia tidak diizinkan pergi. Tapi mengingat dirinya tidak mengirimkan balasan apapun, mungkin opsi pertama yang terjadi.

Jadi setelah semua pekerjaannya selesai, Taehyung tidak segera pulang melainkan memilih untuk pergi ke taman yang waktu itu. Jika benar gadis itu pergi, Taehyung ingin menjemputnya.

Benar saja, ketika sampai di taman tersebut, Taehyung menangkap presensi Eunna yang tengah berdiri dengan sosok lelaki yang pernah dilihatnya sebelumnya. Mungkin Taehyung datang di saat yang tepat karna dia bisa melihat lelaki itu melangkah pergi menuju kendaraannya. Baguslah, Taehyung memang tidak ingin melihat wajah itu.

"Eunna?"

Si gadis menoleh. Tidak tahu, tapi Taehyung merasa senang melihat Eunna yang beberapa meter di hadapannya, padahal sebelumnya dia benar-benar merasa kesal. Namun senyumnya mendadak hilang ketika melihat bulir bening meluncur keluar dari matanya.

Taehyung tidak menunggu lama untuk merengkuh tubuh itu. Sudah dia bilang jika gadis itu memiliki tangisan yang menyebalkan. Dan bertambah menyebalkan saat Taehyung tidak tahu penyebabnya.

"Dia Sudah tahu, Taehyung. Dia tahu."

Dia siapa? Lelaki pendek tadi kah? Taehyung tidak mengerti. Tapi dia menyimpan pertanyaannya untuk nanti. Udara sangat dingin, tidak ada alasan untuk berlama-lama di taman ini.

"Kita pulang." Bisa dirasakannya tubuh Eunna yang bergetar kecil. Dia melepas pelukannya lalu mengajak untuk segera masuk ke dalam mobil.

Setelah tiba di rumahnya pun si gadis masih belum menyelesaikan tangis panjangnya. Isakan kecil keluar dari bibirnya. Eunna jelas terlihat berusaha untuk berhenti menangis, namun sepertinya itu sangat sulit. Taehyung tidak tahu apa yang membuatnya menangis seperti ini, tapi sungguh, Taehyung benci tangisannya.

"Dia tahu." Gadis itu berujar pelan. Masih berusaha membersihkan tiap tetes yang keluar dari matanya.

"Dia tahu pekerjaanku, Taehyung. A-aku—" Eunna menutup matanya. Air matanya tidak mau berhenti, justru bertambah deras saat dia mulai bicara.

"S-sekarang bagaimana— dia sudah tahu."

"Eunna,"

"Dia membenciku." Eunna menutup keseluruhan wajahnya dengan telapak tangan. Bahunya bergetar. Dia menarik napasnya susah payah, terdengar putus-putus.

"Jimin membenciku." Ulangnya. Sekian detik kemudian tangannya ditarik pelan agar tidak lagi menutupi wajahnya yang sudah sangat merah. Eunna menatap Taehyung yang kini menahan kedua tangannya.

"Jadi karna laki-laki itu?"

Eunna tidak sanggup membalas. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya. Air matanya seolah tidak akan ada habisnya. Eunna ingin berhenti menangis, namun tidak bisa, kalimat Jimin terus berputar di kepalanya.

"Kau menyukainya kan?" Taehyung bertanya. Eunna menjawab dengan gelengan kepala tapi Taehyung tahu itu bohong.

"Terlepas dari boleh atau tidak, kau pasti sangat menyukainya hingga menangis seperti ini." Eunna lagi-lagi tidak membalas, namun Taehyung memang tidak membutuhkan balasan apapun.

"Itu berarti sekarang kau punya alasan untuk berhenti menyukainya." Dia mengusap punggung tangan Eunna menggunakan ibu jari, membuat gadis itu menoleh kecil.

PATHETIC FATE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang