Eunna mendudukkan dirinya di tempat tidur. Dua berada di dalam kamar yang Taehyung sediakan untuknya selama bekerja di rumah itu. Beberapa pakaiannya juga sudah tersusun rapi di dalam lemari, atas perintah Taehyung. Katanya untuk berjaga-jaga jika Eunna harus mengganti pakaiannya di sini.
Eunna baru selesai membuat makan siang tadi. Sekarang rumah dalam keadaan kosong karna Taehyung telah pergi untuk bekerja dari beberapa jam yang lalu. Eunna masih merasa tidak enak jika sendirian di rumah orang lain, jadi dia memilih diam di kamarnya saja.
Mengenai pernyataan perasaan Taehyung kemarin, Eunna tidak tahu harus merespon apa. Seharusnya Taehyung tidak boleh menyukainya, siapapun tidak boleh. Eunna takut dia bisa membawa orang lain ke dalam masalahnya.
Eunna hanya bisa berharap, Taehyung segera melupakan perasaannya itu. Atau sadar, jika dirinya memang tidak pantas untuk disukai oleh siapapun.
Drrt Drrrt Drrrt
Dering ponsel itu membuyarkan lamunannya, dia segera mencari ponselnya yang disimpan di dalam tas.
Nama Park Jimin tertera di layar.
"Ada apa?" katanya begitu panggilan terhubung.
Terdengar helaan berat dari seberang sana, "Eunna-ya,"
"Kenapa?" tanya Eunna merasa ada yang lain dari suara Jimin.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya lagi karna tidak mendapat balasan.
"Bisakah kita bertemu?"
"Untuk apa?"
"Kumohon..."
Suara itu terdengar putus asa. Eunna meneguk ludahnya. "Kau di mana?"
"Taman."
"Baiklah, aku akan ke sana."
Tidak ada balasan lagi, namun panggilan itu masih terhubung. "Kau baik-baik saja kan?" Tanya Eunna kembali.
"Tidak."
Panggilan pun diakhiri sebelah pihak sebelum Eunna sempat membalas.
Perasaan Eunna tidak enak. Suara lembut Jimin yang biasa didengarnya berubah begitu berat dan terdengar putus asa. Pasti terjadi hal buruk padanya, Eunna harus segera ke sana.
Dia melangkah keluar kamar tergesa sambil menekan nomor Taehyung untuk meminta izin. Namun bersamaan dengan itu, suara mobil terdengar dari halaman depan. Eunna yakin Taehyung sudah pulang.
Dan benar saja, lelaki itu baru keluar dari mobilnya saat mendapati Eunna membuka pintu. Eunna pun segera menghampirnya.
"Taehyung-ssi,"
"Ada apa?"
"Apa aku boleh ke luar sebentar untuk menemui temanku? Aku sudah membuatkan makan siangmu, ada di atas meja." Jelas Eunna.
"Ke mana?"
"Em, taman." jawabnya agak ragu takut tidak diperbolehkan.
Taehyung menggerakkan dagunya ke arah mobil, "Masuklah." suruhnya.
Eunna menggeleng cepat, "Tidak perlu Taehyung-ssi, aku bisa pergi sendiri."
Tapi Taehyung seolah tidak mendengar penolakan apapun. Dia masuk lebih dulu, menyalakan kembali mesin mobil yang baru saja mati.
Eunna terdiam di tempatnya sejenak sebelum akhirnya ikut masuk mengisi kursi kosong di depan. "Terima kasih." katanya sebelum mobil melaju.
Eunna menyebutkan taman mana yang hendak ia datangi kemudian dibalas dehaman singkat dari Taehyung. Tidak ada suara apapun setelah itu. Eunna memperhatikan jalanan luar dengan perasaan risih di hatinya. Jari-jarinya saling meremas tidak nyaman. Dia khawatir pada Jimin. Sangat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATHETIC FATE [M]
RomantikGoo Eunna tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkan nyawanya pada Kim Seokjin. Namun daripada nyawa, lelaki itu justru meminta hal yang jauh lebih berharga. Hidupnya benar-benar hancur hingga berpikir bahwa neraka jauh lebih baik daripada melay...