Butiran serbuk halusmu,mengisi dasar ruang sempitku,terasa menghimpit begitu sesak di penuhi aroma wangimu. Harum wangimu menyeruak,begitu semua tertuang berpadu menjadi satu. Hangatmu,hadirkan uap yg menutupi dinding ruang sempitku. Dan bulir-bulir itu seakan memperindah kita yg seakan menjadi satu.
Namun,saatku sadar. Aku hanyalah sebuah tempat bersinggah,saat semua manismu di teguk olehnya. Dan kau beranjak beriringan dengan asap yg ia hisap,sembari menikmatimu dengan tembakau yg ia hisap.
Dan kini, aku hanyalah ruang yg terbuang. Hanya tersisa manismu yg tlah bercampur dengan liurnya.Ku biarkan tergenang,agar saban hari dapat ku kenang.
Dan kita,hanyalah indah yg sesaat.Menanti berdampingan,berakhir oleh tempat pulang kita di pisahkan.
Kini hanya menjadi kisah klasik.
'Kopi dan gelas plastik'
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan pulang
Poetrykehidupan ini jalan menuju pulang. perjalanan satu arah, yang tidak akan bisa kita mengulang selain mengenangnya. lalu, kemana kita akan pulang?.