[2]

17 3 0
                                    

Kata orang setiap pertemuan punya makna. Lalu apa makna pertemuan kita?
...


     Tasya berjalan menuruni tangga dengan hati hati, dia merasakan getaran pada tasnya yang membuatnya harus berhenti di tengah tengah tangga yang dilewati orang berlalu lalang dengan tangannya menahan dirinya pada pegangan tangga.

Dahinya berkerut mengamati nomor yang tidak diketahui. Setelah menekan tombol flip dia mendekatkan handphone nya ke telinga.

"Halo?"

"Iya Halo?"

"Gue Nala"

"Nala? Loh? Ganti nomer?"

"Nggak Ta, ini pake hpnya Areeza. Hp gue mati, ini Dara nangis handphonenya ilang bantuin bentar dong, ga bisa gue ladeninnya"

"Astaga kok bisa? Yaudah kalian dimana?"

"Gue di kelasnya Dara, gedung F Arsi, buruan ya. Dara nangis kek kesurupan gila"

"Hust.. Jan sembarang ah"

"Hehehe.. Yaudah buruan"

"Okey tunggu"

Bipp..

Tasya mengantongi handphonenya dengan tergesa gesa, saking terburu buru kakinya salah menginjak anak tangga hingga keseimbangannya hilang.

"Ehh e- ..

Tasya menutup matanya ketika merasakan salah satu kakinya tidak memijak anak tangga, berselang sedetik kera baju belakangnya tertarik oleh sesuatu yang menahan bobot tubuhnya membuat nafasnya tercekat. Tasya merasakan dirinya tertarik ke belakang sehingga ia bisa memposisikan kakinya untuk memijak anak tangga kembali dan tarikan pada kera bajunya terlepas.

Tasya menarik nafas untuk meminimalisir kan degup jantungnya yang tidak beraturan serta nafasnya yang masih terasa tercekat.

"Ta? Kamu gapapa? Kamu kenapa?" tanya orang yang suaranya sangat familiar ditelinganya.

"Huft.. Kakiku lepas gitu aja"

Tasya berbalik menatap Brandon yang lagi lagi menolongnya

"Tasya.. hati hati dong kalau jalan, kamu ceroboh banget tau gak. Ini udah dua kali loh kamu hampir jatuh coba tadi aku gak lewat kamu udah jatuh pasti" ceramah Brandon. Dia bersyukur karena Brandon, dirinya kembali terselamatkan.

"Makasih Brandon, maaf aku gak konsen tadi"

"Yaudah gapapa, lain kali hati hati okey?"

"Iyaa.. Makasih banget ya"

"Siyap" Brandon menepuk bahu Tasya sebelum berlalu meninggalkan gadis itu yang masih berdiri di tangga memandangi punggungnya yang hilang di belokan koridor.

Huft.. Lagi lagi Brandon

Tasya kembali menuruni tangga, kali ini dengan benar benar hati hati. Dia mempercepat langkahnya menuju gedung F Arsi.

.

.

Tasya mempercepat langkahnya ketika telinganya sayup sayup mendengar suara Dara yang menangis. Tangannya mendorong pintu bercat putih gading dengan tergesa gesa.

24(TwentyFour)HourSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang