chapter 9

5.4K 125 8
                                    

Hay guys.. Ada yang kangen author?? Mesti ga adaKalok emang ga ada author mah bisa apa ya kan??😂Maap kalok ada tipo bertebaran (banyak malahan 😂) iya nggak? Iya kan?? Iya dong?? Kalok ada tipo yang sulit dimengerti langsung komen aja biar author benerin. Kalok ada yang kurang nyaman di nyamanin aja dulu wkwkwk.

Happy Reading ❤
____________________________________

"Kalian ngapain disini?! Kalian bolos pelajaran ya?! " Ucap seseorang dari belakang kami.

Aku seketika mematung. "Yaelah Sa.. Gimana nih?? " Ucap Ninis pelan.

"Tinggal kita hadapi aja. Kan masalah udah di depan mata"

Ninis menoyor kepalaku "Di depan mata pala lo peang! Entar kita masuk BK tolol"

"Emang resiko"

Ya.. Kalian tau lah.. Kalok masalah BK itu siapa. Ya. Bu Puji. Bu Puji menarik telinga kami. "Bukannya jawab malah kalian bisik bisik! Jawab sekarang!! "

"Aduh Bu.. Sakit bu.. " Ucapku sambil memicingkan kepala dan berjinjit. Ya karena aku pendek. Berbeda dengan Ninis.

"Makanya kalian gausah bolos! Yaudah kian ikut ibu ke ruang BK! " Ucap bu Puji dengan tangan setia pada telinga kami dan menyeret kami.

"Bu.. Makanannya belom habis bu.. " Elak Ninis.

"Ga ada alesan! Saya tau kalian mau kabur dari saya! " Ketika memasuki koridor dekat toilet, Ninis mempunyai ide untuk bisa kabur dari bu puji.

"Bu.. Saya mau ke toilet dulu.. "

"Ga ada kata toilet! Kamu tuh ya.. Ngelak terus! Mau saya seret kamu?! Kamu tu harusnya kayak temen kamu itu lho! Ga banyak elakkan! " Bu puji tambah kencang menarik telinga Ninis.

"Aduh aduh.. Sakit bu.. Iya iya saya ga ngelak kok bu.. " Disepanjang koridor, semua siswa yang berada di luar kelas, menyaksikan kami dijewer oleh bu puji.

Ketika melewati lapangan, anak anak kelas dua belas sedang bermain bola basket. Tiba-tiba aku menangkap orang yang dari tadi melihat ku dengan tatapan datar. 'Mampus.. Bang Rizki ngliatnya gitu amat sih?? Ngeri aku. Mesti ntar aku diaduin mama. Ntar kalok aku dimarahin gimana?? Alah.. Bodo amat lah.. ' pikirku.

Tiba tiba ada bola yang mengenai bu puji.

Bugh

"Siapa yang lempar!! Kurang ajar ya kamu!! " Teriak bu puji. Bu puji melepaskan jeweran di telinga kami dan bertolak pinggang sambil melotot.

"Maap bu.. Ga sengaja. Lagian siapa suruh ibu lewat sini? " Jelas cowok tersebut.

"Bilang apa tadi kamu?? " Ucap bu puji semakin meninggi.

Bu puji menarik telinga kakak kelas tersebut. Aku bersorak ria karena terbebas dari ruangan terkutuk.

"Aduh.. Sakit sakit bu.. Iya iya maap ga aku ulangin lagi bu.. " Bu puji menyeret kakak kelas tersebut menuju ruang terkutuk, yaitu ruang BK.

"Pokoknya kamu jelasin di BK! "

"Aduh.. Iya iya bu iya.. Kalok ibu marah marah mulu ntar cepat tua lho" Bu puji makin menjewer telinga kakak kelas tersebut.

'Alhamdulillah gue bisa kabur'

***

Waktu gue sama Ninis lewat lorong perpustakaan, bahuku ditepuk oleh seseorang, aku terkejut . Aku pun menoleh.

"Temuin di ruang OSIS" Oh.. Ternyata bang Rizki

'Mampus.. Kayaknya dia marah dah..' aku hanya menganggukan kepala tanda aku mengerti.

Perjodohan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang