chapter 19

3K 93 13
                                    

"Makanya jadi orang tuh yang tinggi jan kecil gini dong" Gerutu Rizki. Pengen dah, tu mulut aku remet-remet gemes deh kayak donal bebek. Papah memposisiskan gaya kami yang dibuat seromantis mungkin.

"Okee, siap.. Satu dua tigaaaa

Cekrek

" Udah nih liatin, bagus kan? Sapa dulu yang foto ini? " Ucap ayah dengan bangga nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Udah nih liatin, bagus kan? Sapa dulu yang foto ini? " Ucap ayah dengan bangga nya.

"Wih bagus yah" Ucap Sasa. Nih anak girang banget.

"Nih makan dulu, abis itu pada istirahat nanti kalok kecapekan kan jadi sakit" Ucap bunda.

"Wihh makan.. Alhamdulillah akhirnya setelah sekian abad perut gue ga dikasih makan akhirnya makan juga" Ucap bang Rizki sambil ngacir ke meja makan.

"Baru aja beberapa jam yang lalu lo makan dasar perut karung" Sindir Dito

"Sewot ae lu calon manten baru" Ucap bang Rizki sontak semua tertawa.

***

Setelah sesi pemotretan yang lumayan gokil. Kini kami semua tengah beristirahat. Sebuah ide di otaku muncul, ya sekali kali lah mumpung ada gitar. Mungkin punya si Dito.

Aku mengambil gitar yang berada di ruang keluarga dan mulai memetiknya pelan sambil bersenandung.

"Romeo, take me somewhere we can be alone" Mungkin ini lagu yang ingin kunyanyikan

"I'll be waiting," Ntah lah, lagu ini menjadi favoritku saat ini. Aku melanjutkannya lagi

" all there's left to do is run"

"You'll be the prince and I'll be the princess" Sepertinya ada orang yang sedang berjalan kearahku.

"It's a love story," Semakin mendekat.

" baby, just say, " Semerbak bau parfum yang sangat ku kenali,

"Yes" Seketika tubuhku menegang. Suara siapa? Seketika aku menoleh.

"Anjing!! Setan lu " Ucapku berteriak. Gila apa, kaget gue demi apa. Untung nih tangan gue ditahan sama tangan dia, kalok enggak wahh perang Dunia nih.

"Sekali lagi ngomong kasar kakak cipok disini beneran" Ucap Dito mendelik

"Salah siapa ngagetin dedek kan kaget bwang" Ucapku sok, sebenernya gue jijik juga sih kalok nadanya jadi gini. Tapi gapapa demi ngerayu biar ga dimarahin mah apa aja bisa gue lakuin.

"Hih najis"

"Ngapain kesini?" Tanyaku jutek.

"Ga boleh ya nyamperin calon istri? " Ucap Dito memelas

"Ya ga boleh dong! " Ucapku

"Ya jangan ngegas dong" Teriak Dito

"Ya sapa yang ngegas elah" Balasku

Perjodohan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang