Regret

569 54 2
                                    


'tok tok'

Suara pintu diketuk membuat sang pemilik rumah mengerjapkan matanya perlahan.

'tok tok'

"Ah, Sial. Menganggu saja."

Sang pemilik rumah memilih untuk melanjutkan tidurnya dibanding berurusan dengan orang yang mengetuk pintunya itu.

'tok tok tok tok'

Suara pintu itu terdengar lebih keras dari sebelumnya.

Sang gadis berambut cokelat itu menjadi tersadar dari tidurnya lagi dan mengumpat kemudian. Ia menengok ke arah jam yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Astaga,  Pukul 12 malam?! Orang gila mana yang bertamu di jam segini." Gerutu si gadis.

Ia lalu beranjak dari tempat tidurnya. Ia akan memberi pelajaran pada orang yang seenaknya menganggu tidur orang. Meskipun, hatinya sedikit ragu. Jika saja yang di luar itu adalah pembunuh bayaran bagaimana? Bisa saja. Tapi kalau iya, kenapa harus susah susah mengetuk pintu sih!

Sesampainya di ambang pintu rumahnya, ia menghela nafas panjang. Dan ia langsung membuka pintu berwarna cokelat muda itu perlahan.

"S-s-sasuke?" Ucapnya terbata.

"Aku perlu berbicara denganmu." Jelasnya.

"Ck, Kau menganggu tidur orang, apa kau tidak sadar?"

"Aku PERLU berbicara denganmu." Jelasnya lagi dengan nada yang sedikit ditekan.

"Ck! Masuk! Aku tidak ingin ada tetangga melihat dan gosip aneh tersebar." Ucap gadis bernama tenten itu. Ia lalu berjalan menuju sofa yang letaknya tidak begitu jauh dari pintu masuk rumahnya. Sasuke hanya mengekor di belakangnya.

"Duduk dan cepat katakan apa maumu, aku ingin melanjutkan tidurku." ucap Tenten ketus.

"Ck, aku sampai hampir lupa, kalau aku dulu pernah bersumpah untuk tidak berbincang lagi dengan laki-laki sampah sepertimu." Ucap tenten lagi. Dia memijat kepalanya yang sedikit pusing karena terbangun mendadak.

"Dimana dia?" Tanya Sasuke on point.

"Ck, sudah kuduga. Aku tidak tau." Ucap Tenten kemudian. Tatapan Sasuke yang begitu mengintimidasi membuat dirinya menjadi kepanasan.

"Katakan, dimana dia." Tanya sasuke lagi. Namun nadanya yang tadinya datar saja kini berubah menjadi lebih dingin.

"Untuk apa kau tanyakan? Kau tidak berhak."

"Dimana dia!" Sahut Sasuke dengan nada lebih tinggi. Hal itu membuat dahi tenten berkedut.

"Sudah menganggu tidur orang, kau berbuay keributan pula! Aku sudah bilang aku tidak tahu! Lagian jika kau repot mencarinya kenapa dulu kau tinggalkan dia, Sasuke!" Sahut Tenten dengan nada tinggi juga.

Sasuke lalu menghela nafas. Berusaha menekan emosinya.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya." Ucap Sasuke pelan.

"Aku tidak tau keberadaannya dimana. Tapi yang aku tau, kau tidak perlu repot repot mencarinya. Dia ingin melupakanmu." Ucap tenten. Final.

"Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Kumohon tenten." Ucap Sasuke dengan nada pasrah. Baru kali ini tenten melihat seorang Sasuke yang tidak pernah tunduk pada siapapun, merendahkan diri nya hanya untuk memohon kepadanya.

"Aku benar tidak tau. Yang kutau dia sekarang sudah hidup bahagia..."

"... Dengan suaminya."

'Deg!'

BothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang