Your Smile

474 46 1
                                    


Hinata menatap figura besar yang tergantung pada dinding yang letaknya tepat di atas pintu kamarnya. Disana terpajang foto nya bersama Naruto saat pernikahan. Ia tampak begitu cantik dengan balutan gaun mewah nan elegant berwarna putih. Namun sang indigo tidak terfokus pada gambar dirinya itu, ia lebih mematok pandangannya pada laki-laki bersurai kuning yang mengenakan jas berwarna hitam yang tampak melekat sempurna di tubuh atletisnya. Ya, Laki-laki menawan itu adalah suaminya, Naruto.

Disana, terlihat dirinya yang tampak enggan untuk tersenyum. Ya, jujur saat itu ia tidak merasa bahagia. Sedangkan Naruto tampak tersenyum manis dan lebar. Namun, baru Hinata sadari kini, Senyum Naruto saat itu... Palsu.

"Bagaimana rasanya mencintai orang yang tidak mencintaimu, atau bahkan terpaksa untuk mencintaimu saat itu Naruto? Pasti sakit. Ah tidak, pasti sangat sakit, ya kan?" ucap Hinata dengan raut wajah sedih. Ia mengingat betapa dulu ia sangat acuh pada pria berkulit eksotis itu. Padahal Naruto adalah laki-laki terhangat yang pernah ia temui. Ya, Hinata menyesal karena telah menyia-nyiakan Naruto, dulu.

Dulu saat mereka masih merasakan hari-hari sekolah, Hinata tentu tidak akan lupa pada sosok Naruto yang sangat ceria. Ia dikenal sebagai murid dengan "Sejuta Senyuman". Hal itu dikarenakan Naruto yang selalu berbagi senyuman kepada siapapun yang ia temui. Orang asing sekali pun. Hal itu juga dulu yang membuat Hinata sedikit ilfeel pada sosok Naruto. Dulu menurutnya, Naruto yang seperti itu seperti orang yang SKSD alias orang yang Sok Kenal Sok Dekat. Tapi sekarang, Hinata baru menyadari bahwa sikap Naruto yang begitu adalah ciri khas nya. Hal itu malah yang membuat Naruto menjadi orang yang tak terlupakan. Haha, Naruto si Sejuta Senyuman. Tidak buruk, kan?

Namun sekarang, Naruto menjadi sosok yang lebih pendiam. Apakah karena Ia sudah menjadi lebih dewasa? Ya, Semoga.

Belakangan ini Naruto jarang berada di rumah. Ia selalu memiliki alasan untuk tidak berada di rumah. Awalnya Hinata masih maklum, karena Naruto memanglah seorang pekerja keras, apalagi pekerjaannya sebagai seorang CEO di perusahaan ternama yang super sibuk, mungkin cukup memakan banyak waktu. Tapi belakangan ini, Hinata merasa Naruto seperti berusaha menjauhinya. Tepat setelah hari dimana ia menyatakan perasaannya pada Naruto.

Usia kandungannya sudah menginjak akhir bulan ke-8. Seharusnya Naruto meluangkan waktu lebih banyak untuknya, kan? Tapi kenapa ia malah menjadi semakin sibuk? Apakah Naruto ingin balas dendam terhadap sikap Hinata yang dulu kepadanya?

Hinata menghela nafas. Ia tidak mau berspekulasi buruk tentang suaminya. Sebaiknya, jika Naruto pulang nanti ia akan menanyakannya langsung.

.

.

'Ding dong'

Suara bel rumah berbunyi nyaring. Hinata yang sedang berberes rumah, langsung menghampiri pintu rumahnya dengan wajah senang. 'Semoga Naruto!' Batinnya menggebu.

Ia Lalu membuka pintu itu perlahan.

'Cekrek!'

Mata rembulan Hinata menyipit karena terkena cahaya blitz secara tiba-tiba. Wajahnya yang tadinya ceria kini mengerut.

"Naruto! Kenapa tiba-tiba memotret gitu sih?" Sahutnya.

Naruto lalu tersenyum simpul.

"Iseng." Jawabnya sekenanya.

Naruto lalu melihatkan hasil fotonya kepada Hinata. Hal itu membuat kepala Hinata makin memanas.

"Jelek tau! Muka terkejut gitu." Ucap Hinata tidak terima.

"Apapun ekspresimu, kau tetap cantik." Ucap Naruto sembari mengacak-acak rambut Sang Indigo. Bibir Hinata mengerut lucu. Ia lalu berbalik membelakangi Naruto dan beranjak pergi, ia berniat untuk melanjutkan pekerjaan nya yang tadi ia tinggal. Padahal sebelumnya ia berniat untuk menanyakan mengenai alasan Naruto menjauhinya belakangan ini. Tapi tidak jadi. Naruto membuatnya badmood saja.

Naruto menatap kepergian Hinata dengan senyum tipis. Ia lalu menatap ke layar kamera nya.

"Aku tidak berbohong. Kau memang selalu cantik, Hinata." Ucapnya kemudian.

Naruto lalu menghampiri Hinata yang sedang menyapu lantai. Ia lagi-lagi memotretnya, tapi tanpa cahaya blitz. Sehingga Hinata yang tampak fokus dengan pekerjaannya, pasti tidak menyadarinya.

'Orang gendut lagi nyapu, lucu, hahaaha.' Batin Naruto. Di satu sisi ia bahagia karena Hinata, di satu sisi lagi ia sedih karena jangka hidupnya yang tidak lama lagi terus membayangi pikirannya.

...

To Be Continued yaa ❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued yaa ❤❤

.

.

PENGUMUMAN!

Karena author lagi sibuk belajar buat UN (SMK), Author bakal update ceritanya kisaran 500-600 words aja ya Reader.

Jangan Lupa tinggalkan jejak jika suka ^^

BothTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang