" Bian?"
"Bian yang tadi? "
" Gue gak bisa sal, lanjut besok ya gue ngantuk banget "
" Bye, I love you to sal"
Aku menutup telepon dari salsa lalu membanting tubuhku ke atas kasur.
Bian minta nomer gue?
Aku mengerjapkan mata masih tak percaya pada ucapan salsa.
Drrtttttdrttttt
Hpku berdering lagi tapi kali ini bukan salsa, aku tak mengenali nomer itu.
" Ahh, ini pasti bian. "
" Kenapa juga salsa kasih nomer gue ke bian, gue kan udah bilang kalau gue gak bisa "
" Gue gak usah angkat deh, nanti kalau besok bian nanya bilang aja udah tidur "
Aku tak menghiraukan teleponku yang masih terus berdering.
Aku memejamkan mataku, wajah kafka tiba tiba terlintas di pikiranku.
" Apaan sih Rei "
" Sialan ya tuh orang, omongannya tuh tajem banget udah kaya samurai "
" Kebayang terus sama gue, kalau bukan karena salsa gue mana mau berhadapan sama si semar itu "
Ahhhhhhhhh
*****
Malam telah berakhir,
Tapi hati tak kunjung
Mendapatkan jawaban pasti
Perihal cinta yang belum juga
Ku akui keberadaannya.Aku berjalan di lorong kelas, melangkah dengan malas. Jantungku terus berdetak kencang dan entah kenapa.
Aku menghembuskan nafas berat mencoba berpikir positif, semoga hariku tak kacau.
Sedari tadi aku berjalan tertunduk, aku masih mengantuk. sebenarnya ini masih pagi hanya ada beberapa siswa yang bisa di hitung jari. Aku menghindari perdebatan kecil dengan mamah pagi ini sebab itu aku memutuskan untuk segera berangkat ke sekolah.
Langkahku terhenti ketika sampai di depan kelas, kakiku tiba tiba berat sekali untuk melangkah.
Aku melihat sosok mahluk kasar sudah berdiri di hadapanku. Aku meliriknya sinis segera aku melipat kedua tanganku di depan dada untuk menutupi ketakutanku.
" Ngapain lo sepagi ini udah disini? Mau ketemu salsa? Dia belum datang lahh" Kataku judes.
" Gue mau ketemu lo "
Aku terhenyak mendengar pernyataan kafka.
Apa dia akan menyerangku lagi seperti kemarin?
Aku mencoba memutar bola mataku agar tak bertemu dengan mata tajam itu.
Kafka melangkah mendekatiku sontak aku mundur perlahan, detak jantungku semakin kencang.
Detak jantung gue kedenger ga ya? Bisa mati berdiri nih kalau dia denger dan ngeledek gue
Perasaanku semakin tak karuan, kafka memberiku secarik kertas yang ku ingat itu surat yang salsa berikan kemarin.
" Gue mau balikin ini, gue gak mau nanti lo terus ngejar gue dan nanya jawaban dari surat yang lo kasih kemarin "
Aku mengambil surat itu.
" Ya meskipun lo ngasihnya lewat orang lain "
" Gue sih masih punya nyali makanya gue balikin surat itu pake tangan gue sendiri "
Nada bicara kafka benar benar meledekku, aku masih tak bergumam sedikitpun meskipun terus menggerutu ingin membunuh mahluk ini.
" Gue juga mau ngasih tau lo, cukup dan berhenti buat bantuin sahabat lo itu "
" Karena sampai kapanpun lo gak akan pernah berhasil, hati gue udah ada yang ngisi "
Pernyataan kafka membuatku menatap kedua matanya yang sejujurnya aku membencinya.
" Itu hak lo, gue gak akan ikut campur. Tapi lo tau sendiri kan kalau salsa sangat mencintai lo "
" Gak ada yang lebih dia inginkan di dunia kecuali lo, bahkan dia rela nunggu selama ini buat lo "
" 28 bulan bukan waktu yang sebentar dan gak sebecanda yang lo pikir "
Bibir kafka tersenyum sinis.
" Lo sadar gak sih kalau lo itu udah mencampuri hidup gue dari dulu dan gue gak suka lo terus ganggu gue, gue itu risi. "
" Gue gak peduli sama perasaan dia ke gue, toh gue juga gak pernah ngasih harapan ke dia "
" Dan plis banget sebelum lo mengurusi hidup orang lain lo harus pastiin kalau hidup lo udah baik baik aja. "
" Gue yakin sih lo juga gak akan nyaman kalau ada orang yang berusaha untuk ikut campur sama hidup lo. "
" Lo itu bukan siapa siapa, lo cuma manusia biasa jadi jangan berlaga so jadi malaikat buat orang lain"
Sangat panjang, menyakitkan dan membuat engsel engsel di tulangku mendadak longgar.
Mataku memerah, butiran bening sudah siap terjun dari mataku.
" Hobby banget ya lo ngerendahin orang? Belum puas lo dari kemarin ngejatuhin harga diri gue dengan ucapan lo yang jahat itu? "
Aku membelokkan tubuhku untuk masuk ke dalam kelas.
" Bukan gue yang ngerendahin lo tapi lo yang ngerendahin diri lo sendiri " suara kafka terlontar agak keras.
Aku masih membelakangi kafka dan tak ingin melihatnya lagi.
" Mending lo pergi dari sini sebelum banyak orang yang dateng, bahaya juga popularitas lo bisa terancam sebagai seorang bad boy "
Aku menutup pintu kelas kasar, bergegas menuju tempat dudukku dan kemudian menempelkan wajahku di meja.
Aku jadi ragu apakah dia pantas untuk salsa? Apa dia tidak terlalu jahat untuk salsa yang hatinya benar-benar tulus? Bagaimana bisa salsa jatuh cinta pada laki-laki seperti kafka?
Braakkk
Aku menggebrak meja, aku kesal pada kafka dan berharap bisa ketemu Muhammad Ali
Pengen banget rasanya nonjok tuh orang
Sialan memang,
Aku segera mencoba menenangkan diri setelah melihat beberapa orang mulai memasuki kelas.
Sedikit demi sedikit kelas mulai penuh dan aku sudah cukup merasa baik. Benar saja, tak lama salsa dan maya datang, aku tersenyum lebar pada mereka.
" Pagii reinaaa" Bersamaan menyapaku
" Pagiiii "
Salsa duduk di sebelahku, dan maya duduk di deretan bangku pinggir salsa.
" Rei, gue campur aduk nih antara takut, deg2an dan gak sabar. Kira kira respon kafka apa ya setelah baca surat gue? "
" hmmm harus banget ya nostalgia zaman dulu pake surat suratan? "
" Reinaa, lo tau sendirikan dari dulu dia gak pernah baca chat dari gue jadi ya gue terpaksa pake cara ini"
Meskipun kafka ga pernah bales surat surat lo?
Pertanyaan itu yang ingin aku lontarkan saat ini. Nampaknya aku mulai lelah menghadapi kafka.
Cinta adalah emosional yang begitu kuat, semakin kokoh kau percaya pada sejati, semakin lekat kau akan mencintai, semakin panjang jalan yang kau sebrangi, semakin besar tulus yang dia hadiahi
Aku selalu mengingat kalimat itu, prinsip salsa yang selama ini dia pegang. Jadi sangat percuma jika aku bertanya kembali mengapa salsa bisa mencintai kafka sehebat ini.
" Sal gue mau nanya sesuatu sama lo, lo mau jawab gak? "
" Nanyanya aja belum, gimana sih lo. Lagian nih ya apapun yang lo tanya pasti gue jawab ko "
" Apa yang membuat lo jatuh cinta sama orang yang awalnya sama sekali gak lo kenal? "
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST PART
RomanceApa yang akan kau lakukan saat bagian terbaik dari dirimu hilang? Melupakan bagian itu? Atau Menggantinya dengan bagian baru? Itu benar bisa juga tidak. Sebab Kau takkan utuh, Hanya terisi kembali, Tapi tidak benar-benar penuh. -Reina- Jatuh cin...