01

159K 3.9K 64
                                    

Siang itu, matahari amat begitu terik, menyinari kedua siswi SMA yang sedang dalam perjalanan pulang. Mereka adalah siswi kelas 2 SMA Cendrawasih.

"Panasss!!!" teriak Kaluna. Memang benar saat itu hari sangat panas, tetapi gadis itu tidak menyadari telah membuat temannya kesal.

"Sabar lah Lun. Enggak lihat itu lagi lampu merah" kesal Olika.

Kedua gadis itu masih berada dijalan menuju pulang kerumah. Hari ini Kaluna memang memutuskan untuk menumpang kepada temannya, Olika. Tapi sepertinya ia mengambil langkah yang salah.

Seumur-umur Kaluna dibonceng oleh orang lain, baru kali ini ia merasakan penyiksaan seperti ini. Kaluna bukan tersiksa karna panas cahaya matahari, bukan. Melainkan cara mengendarai gadis yang berada didepannya ini.

Iya, Kaluna tahu kalau Olika itu rabun jauh, tapi yang tidak begini juga.

"Lik, pelan-pelan, ada polisi tidur didepan" teriak Kaluna lagi.

"Ha" Tanya Olika bingung, dan dengan enaknya, gadis itu menolehkan kepalanya kebelakang.

Bum

"Ususku kelipat Lik" teriak gadis itu lagi dari atas motor.

Bagaiaman Kaluna tidak berteriak, kalau temannya membawa motor dengan cara begini. Kecepatan sudah maksimal, tidak ngerem pula saat melewati polisi tidur. Untuk enggak Kaluna enggak sampai jatuh dari motor, dan hanya bokongnya yang terantuk sedikit keras dnegan bangku motor yang sedang ditumpanginya. Apes, apes dah.

Kaluna janji, mulai sekarang, ia tidak akan ikut menupang dengan temannya si Olika. Ia lebih memilih pulang dengan abangnya, walaupun tahu apa yang akan terjadi nantinya.

^^^

Kaluna baru saja sampai rumah. Dengan lemas kaki nya melangkah menuju rumah. Didepan rumah, sudah terparkir mobil papanya dan abangnya.

Baru saja Kaluna hendak berlari, teriakan suara adiknya Kemal menghentikannya.

"Kaluna!" teriak pria itu dari atas motor.

Keluna menoleh, dan mendapati wajah adinya yang sudah mengeras, karna menahan amarah.

"Kakak Kemal, kakak" gerutu gadis itu.

"Kenapa pulang sendiri? Kenapa enggak nunggu aku!" ucap laki-laki itu kesal.

"Males ahk nungguin kamu. Lame!" jawab gadis itu acuh, kemudian melanjutkan jalannya menuju rumah.

Kaluna bahkan tidak mempedulikan lagi, saat Kemal menggerutu sepanjang perjalanan menuju rumah.

Rumah tampak sepi, dan selalu begitu. Mereka sudah tidak punya mama, sehingga hal seperti ini, alias tidak ada yang menyambut kepulangan mereka, sudah menjadi hal yang biasa.

Kaluna menaruh begitu saja tas nya diatas sofa, kembali berjalan menuju dapur, karna papanya selalu berada disana.

"Papa pulang" rengek Kaluna sambil memeluk pria paruhbaya itu dari belakang.

"Hai darling! Apa kabar sekolahnya sayang" tanya James gkepada putriny;av.

"Biasa aja pa. enggak ada yang seru-seru banget" ucap gadis itu masih memeluk papanya.

"Papa kapan balik sini? Kok tidak bilang-bilang" gerutu Kaluna.

"Papa baru aja nyampe sayang. Lihat dapur kosong, makanya papa belanja dulu.sudah makan nak?" ucap lakgi-laki itu lembut dan dibalas gelengan pelan oleh Kalunav.

"Yaudah, kalian berdua ganti baju dulu. Biar papa masakg sebentar" kedua anakgnya mengangguk senang.

^^^

Apa yang paling membahagiakan saat papa atau orang tua sigle kalian pulang. James memiliki salah satu restoran dan bekerja sebagai chef disalah satu hotel bintang 5, membuat dirinya jarang untuk pulang kerumah.

Seperti biasanya, Kaluna memilih untuk duduk tepat disamping papanya, dan makan dengan lahap.

"Nanti kita ke mall dulu ya sayang. Kayaknya papa udah lama enggak ajak jalan-jalan" ucap James kepada kedua anaknya.

"Nonton yok pa" ajak Kaluna. "Udah lama kita enggak ngabisin waktu" ucap gadis itu sedih.

"Iya, kita nonton. Mulai sekarang, papa milik kalian. Papa udah berhenti bekerja dihotel" jelas James.

Kaluna dan Kemal melebarkan matanya syok. Pasalnya, papa mereka sudah bekerja disana semenjak sebelum menikah, jadi jika mendapati papanya melepas begitu saja, sudah merupakan hal yang luar biasa.

"Papa mau ngabisin waktu dengan kalian mulai sekarang." Ucap pria itu sambil mengelus pelan rambut Kaluna.

"Oh iya, papa belu cek hp kamu. Mana hp nya?" Kaluna memutar bola matanya malas, selalu begini.

Dengan malas gadis itu menyerahkan ponselnya kepada papanya, begitu juga dnegan Kemal. Sudah menjadi peraturan dirumah mereka, jika mau dibelikan ponsel, harus rela ponselnya dicek setiap saat.

"Aku pulang!" teriak Kevin dari arah ruang keluarga.

Kevin berjalan lebih masuk kedalam rumah, menuju dapur. Disana dia sudah mendapati papa,dan adiknya sedang makan siang bersama-sama. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat laki-laki itu berjalan kearah adik perempuannya, mencium kening dan rambut Kaluna tanpa permisi seperti biasanya.

Kaluna jadi kesal sendiri, entah kenapa semua pria-pria dirumahnya selalu hobby mencium dirinya.

"Pa, Luna enggak boleh punya motor sendiri ya" ucap gadis itu menggerutu.

"Enggak!!!" jawab ketiga pria itu serentak. Kaluna menatap ketiga pria itub dengan nanar, selalu saja begitu.

"Kenapa? Aku malas kalau diantarin bang Kevin atau si Kemal" gerutu gadis itu.

"No sayang. Papa enggak percaya sama pengendara lain buat ngendarai motor dan mobilnya dengan baik. Kalau kamu kenapa-kenapa, papa enggak bisa maafin diri papa"

"Lagian ya baby, kamu punya abang dan si Kemal, kalau kamu minta jemput pun, selalu kami usahakan, walaupun kakak masih ada kelas. Kami selalu ngusahakan buat ngeprioritaskan kamu. Masalahnya dimana lagi" jelas Kevin, abangnya.

"Justru karna itu bang, aku enggak mau mempersulit kalian" jelas gadis itu.

"Alesan!!! Apa susahnya sih tinggal terima saja" kali ini suara Kemal, dan dibalas decakan malas oleh gadis itu.

Kaluna   (DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang