PROLOG

133 21 0
                                    

Sumilir angin berhembus kencang.
Burung-burung berterbangan menghiasi indahnya langit terbentang.
Lautan biru terlihat begitu indahnya.
Suara deruan ombak menambah betapa memukaunya pesona alam.

Di tepi pantai terlihat seorang gadis berdiri sendiri. Menikmati pemandangan indah dihadapanya. Angin pantai membelai lembut permukaan kulitnya, menghamburkan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai.

Perlahan-lahan dia berjalan mendekati pantai, membiarkan air jernih nan segar mebasahi kulit kakinya. kedua sudut bibirnya mulai terangkat membetuk senyum tipis namun terlihat manis.

Lalu gadis itu mencondongkan tubuhnya, tanganya terulur menyetuh permukaan air,
Jemarinya tergerakkan diatas pasir pantai, menuliskan namanya, namun tak lama tulisan itu tehapus oleh air.

Dia kembali menegakkan tubuhnya, kakinya tergerak perlahan, entah kemana langkahnya tertuju.
Gadis itu nampaknya berjalan hendak menyusuri pantai.

Tak lama kemudian dia beranjak pergi hendak kembali ke rumah barunya, dia meninggalkan pantai dengan santainya sembari menunduk.
Saat dia meluruskan pandanganya, langkahnya tiba- tiba terhenti. Pandangannya tertuju pada seorang pria yang berjarak tak jauh darinya, matanya menyipit memperhatikan pria itu. Dan,,,,,

Brukkkkkk!

"Awww" pekiknya saat tubuhnya tersungkur ke pasir pantai. kecelakaan kecil ini terjadi karna tiba- tiba ada seorang anak kecil yang berlarian lalu menabraknya dari arah samping, hingga dia tak menyadarinya.

Saat dia hendak bangkit, dia melihat sepasang kaki tengah terhenti tepat dihadapanya, ada sebuah tangan yang terulur tepat di depan wajahnya. Karena kakinya terasa sakit, maka tanpa pikir panjang dia menerima uluran tangan itu. Padahal dia sendiri tak tau siapa pemilik tangan itu.

Betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa pria yang berdiri dihadapanya.

"Alleta?" Ucap pria itu kepadanya, namun apa daya, melihatnya sungguh membuatnya sakit hati, matanya mulai terasa panas, nafasnya tak beraturan, perlahan butiran air bening keluar dari kelopak matanya. Tak menyangka kini dia dipertemukan kembali dengan pria yang bertahun-tahun meninggalkanya tanpa memberi kabar kepadanya, membiarkanya menunggu kepastian yang tak kunjung pasti.

Pria dihadapanya tak mampu mengatakan apa-apa. Dia benci air mata, dia tak sanggup melihat seorang wanita menangis.

Saat tangannya terulur hendak menghapus air mata gadis didepanya. namun gadis itu menepis tanganya dengan cepat, dan beranjak pergi dengan keadaan kaki yang sedikit  pincang, membiarkan air matanya mengalir, dan meninggalkanya pria yang kini berdiri mematung ditempatnya.


VOLTAR(slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang